7 ; Nice but Nah

70 18 0
                                    

'Welcome back to our channel!'

'Today, our beloved band aka 5SOS are moving to California. But don't worry, we are still able to meet them in their next tour after Sounds Live Feels Live. Their newest album is going to be released around 2019, Stay tune!'

**

Tak lama kemudian, Rasha dan Harrel kembali ke kelas dengan pizza yang masih dikunyah. Mereka melihat hanya ada Luke; satu-satunya pria disitu.

"Hai guys, wo pada wagi ngapain di-" Secepat kereta jepang, Rasha menutup mulut Harrel yang full of stuff dengan kedua tangan nya.

"Stop it, never do it again. Please." Bisik Rasha.

"Hey, Luke. I'm Cole." Terdengar suara dari bangku belakang yang membuat Rasha dan Harrel menoleh.

"Hey, Cole." Timpal Luke sambil menjabat tangannya ramah.

"Hai Luke, gue Zoe. Ini Grace." Luke tersenyum ramah menyapa semua gadis yang mengerumuni mejanya, ia memiliki sosial yang cukup tinggi dengan fans nya. Seperti foto bersama, tanda tangan, bahkan cium pipi. Menurutnya fans adalah segalanya dalam karier Luke karena ia tidak akan bisa seperti sekarang jika ia tidak memiliki semua perempuan disekitar mejanya yang mendukungnya dari belakang.

Setelah bercakap panjang lebar dengan mereka, akhirnya Luke sadar fans dikelasnya bukanlah fans biasa. Berawal dari anak CEO, hingga anak model dari management victoria secret.

Harrel berdiam diri ditempat duduknya sembari menyimak semua percakapan yang ada dikelas. Ia menunggu Rasha yang tadi barusaja bilang dompetnya ketinggalan dikantin.

"Permisi," Luke beranjak dari tempat duduknya dan pergi entah kemana.

-

Luke kembali ke tempat duduknya setelah menghabiskan waktunya berkeliling lorong sekolah yang sangat besar ini dan berpapasan dengan Rasha yang kebetulan sudah mengambil dompetnya.

"Where have you been, guys? Look, it's already math class, we need to go cause i didn't bring the homework with me-"

"Oh kalo gue sih udah ngerjain." potong Rasha lugas.

"Dasar orang pinter, nggak suka."

"Berisik lo rel, akhirnya juga pasti minta tolong ke gue kalo udah nggak mudeg sama pr nya."

"Iya sih hehe."
Mereka pun mengerjakan pr berjamaah. Walaupun pada realita nya Harrel doang yang ngerjain pr, karna Rasha sudah mengerjakannya sejak nabi Adam dan Hawa bertemu.

"Okay, jadi soal ini tinggal pake rumus sin yang waktu itu."

"Got it!"

Luke tiba-tiba nimbrung dan duduk disebelah Harrel, membuat gadis itu kena serangan jantung.

"What are you doing?" Tanya Rasha sambil mengangkat sebelah alisnya sinis.

"Apasih?" Cowok tinggi itu menggertak. "Pergi aja lo, gue mau belajar sama Harrel. Lo ngapain disini nontonin doang?"

"Gue lagi ngajarin Harrel-"

"Harrel, ayo kita ke perpus!" Ucap Luke tiba-tiba sambil menyambar tangan Harrel keluar kelas. Tadinya Rasha ingin berkata-kata sambil menyerapahinya, namun mengingat ia juga ada konsul dengan guru hari ini, ia pun bersyukur karena Luke membawanya jadi ia tidak perlu repot-repot mengajar.

-

tiga puluh menit dihabiskan mereka untuk mengerjakan pr, sementara pelajaran dimulai dua puluh lima menit lagi. Akhirnya mereka berhasil menyelesaikan pr tanpa bantuan Rasha, meskipun selagi mengerjakan, mereka sempat bolak-balik bertanya kepada petugas perpus.

"Finally..." Harrel menghela nafas sepanjang tol cipularang.

"Habis ini pelajaran math kan?" Luke menyilangkan tangannya dibelakang kepala karena ia merasa sangat pegal.

"Iya Luke." Kemudian hening sejenak menghampiri mereka berdua.

"Ngg, Harrel?"

"Y-ya?" Mulut Harrel mengeluarkan suara yang sangat kecil.

"Rasha itu orang nya kayak gimana sih?"

"Eh, maksudnya? kok tiba-tiba nanya itu?"

"Ya gak apa-apa sih, cuma pengen tau aja." Luke menggaruk tengkuknya dan menoleh ke arah lain.

"Dia keras kepala banget." Harrel tertawa diselang perkataannya, "Tapi dia baik. Makanya banyak banget yang nembak dia, karena menurut mereka Rasha itu lucu. Sayangnya, Rasha cuma punya satu mantan doang. Yang lainnya nggak pernah dibales."

Harrel meneruskan perkataannya, "Nesha itu pendiem, tapi diem-diem dapet ranking pertama terus. Dia juga suka banget ngibul."

"Eh masa?" Mata Luke berbinar mendengar penjelasan Harrel yang panjang lebar itu.

"Kemungkinan besar iya hehe." Harrel menatap wajah Luke yang sedang menatapnya balik.

"Gue baru tau, loh. Lo tau banyak ya." Tanpa sadar Luke menyembulkan senyum manis nya yang alami.

Tuh kan, Luke emang baik Nesh. Kamu salah nilai aja kali, Batin Harrel untuk memastikannya.

"Jangan-jangan kamu suka sama Rasha ya?" Ketus Harrel untuk mengalihkan topik.

"Ew, amit-amit." jawabnya cepat sambil menggerakan tangannya genit.

"Really?" Harrel memajukan badannya kearah Luke.

"No, she's a dick."

Sekejap, Luke teringat tentang rencana nya itu. "Oh iya rel, kamu punya apartemen kan?"

"Yes, why did you ask?"

Luke menoleh ke arah kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah, sebelum ia membisikan rencananya kepada Harrel. "Hah? Berarti 5SOS bakal pindah kesini semua?"

"Kurang lebih begitu."

"Oh my god are you trying to kill me!?"

"Relax, they're human like us."

Secepat kilat Harrel mengarahkan pandangan nya pada Luke dan terdiam sebentar.

"Uh, okay. We can practice together somehow?" Ajak Harrel, ia menyelipkan sebagian rambutnya kebelakang telinga dan menatap kepalan tangannya yang berada diatas meja. Rasanya ia akan mati setelah percakapan ini selesai.

"Hah?" Luke berhasil dibuatnya bingung.

"Let's practice, you know. As a vocalist we should be sharing or something."

"Eh beneran!? Kita bisa jadi vokalis bareng kalo lo mau."

"What? No, i'm solo."

"It is the same thing, Harrel." Luke menegaskan kalimatnya.

"Gile, Harrel bisa akrab juga ya sama gembel." Balas Rasha dengan polos, sambil menyeruput minuman buah segarnya. Sebenarnya Rasha tahu kalau mereka tidak akan kabur jauh-jauh dan mentoknya pasti diperpustakaan.

"Of course, we were talking about music."

Sejenak wajah Rasha menunjukan kebingungan.

"Musik? Band maksud lo?"

Fool • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang