Hari ini adalah hari istimewa bagi Prilly. Dimana hari ini usia Prilly sudah memasuki usia tujuh belas tahum, itu tandanya dia sudah memasuki masa-masa remaja yang sudah di ambang kedewasaan.
Prilly mengadakan acara kecil-kecilan di salah satu cafe di kotanya. Perayaam ulang tahun yang sangat istimewa karena sudah ke tiga kalinya di temani Digo sang kekasih.
"Happy birthday to you, happy birthday to you."
Lagu selamat ulang tahun dinyanyikam oleh semua teman-teman Prilly yang datang. Semua nampak bahagia menikmati acara itu.
Saat acara pemotongan kue, potongan pertama di berikan pada mama dan papa Prilly, dan potongan kedua untuk Digo. Semua bersorak bahagia bersama. Satu per satu teman Prilly memberikan ucapan selamat dan juga hadiah untuknya, begitu juga Digo yang memberikan jadiah bantal berbentuk hati. Hadiah sederhana dengan makna yang besar, sebuah simbol bahwa seluruh hatinya di titipkan pada Prilly, dan meminta Prilly untuk menjaganya.
"Selamat ulang tahun Prilly. Jaga hati aku baik-baik ya, jangan sampai lepas atau pun berpindah tangan, apa lagi sampai berpindah ke lain hati."
Prilly tersipu malu mendengar ucapan Digo.
"Terima kasih Digo untuk hadiahnya, aku akan jaga ini baik-baik."
Prilly menghampiri teman-temannya, berbincang dan berbagi kebahagiaan bersama mereka semua.
"Perhatian semua." Seluruh mata menatap sumber suara di atas panggung.
"Saya akan menyanyikan sebuah lagu sebagai hadiah spesial untuk Prilly." Digo menatap langsung ke manik mata Prilly.
Suara petikan gitar di tangannya mulai berbunyi, melodi-melodi indah keluar dari tiap petikan jari tangannya.
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kitaAkan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hatiAda cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawaTeringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kitaSatu buah lagu dari peterpan - semua tentang kita menjadi hadiah tambahan untuk Prilly.
Semua terpukau dengan suara merdu Digo, tak ada yang bersuara selain suara yang keluar dari spekers di atas panggung.
"Kita lewati waktu sama-sama, bahkan tawa canda juga kita lewati bersama, kita ciptakan cerita indah tentang kita berdua, sampai menjadi sebuah cerita dan itu semua tentang kita Anastasya Prilly." Digo mengakhiri bait terakhir dengan kata-kata yang dia rangkai dari penggalan lagu itu.
Semua bersorak bahagia terutama Prilly di hari istimewanya dia merasa sangat istimewa.
"Digo kamu bikin aku malu tahu." Prilly memukul Digo manja sesaat setelah Digo turun.
"Kenapa mesti malu, aku aja yang ngelakuin gak malu kok." Prilly hanya tersipu di buatnya.
"Makasih ya Digo, hari ini bener-bener spesial banget buat aku."
"Iya, aku senang kalau kamu bisa senang dengan apa yang aku kasih buat kamu."
Digo merengkuh pundak Prilly dan membawanya kembali bergabung bersama yang lain.
Mama papa Prilly kenal baik dengan Digo, bahkan Digo sudah di anggap seperti anaknya sendiri.
Acara usai dan Prilly kembali ke rumahnya, rona bahagia tak lepas dari wajahnya, kebahagiaannya hari ini cukup sempurna dengan berada di sekitar orang-orang yang menyayanginya.
***
Hubungan Digo dan Prilly berjalan lancar sampai mereka menduduki bangku kelas tiga SMA. Gosip-gosip tentang Digo yang playboy tak surut dari peredaran, bahkan banyak yang menyampaikan pesan pada Prilly bahwa mereka sering melihat Digo dengan wanita lain, tapi tak ada satu pun yang di tanggapinya. Prilly hanya memganggap semua angin lalu yang tak perlu di ambil pusing.
Hari ini adalah hari sabtu dimana nanti malam itu malam minggu. Sayangnya Digo tak datang kerumah untuk ngapel, biasanya anak muda selalu datang kerumah pacarnya. Tapi kali ini Digo tak datang.
"Bosen, mama Prilly keluar dulu ya mau beli bakso di depan. Mama mau gak?"
"Boleh deh satu ya Prill, kamu mau mama temenin?"
"Gak usah ma, Prilly sendiri aja. Prilly jalan ya ma."
Malam minggu Prilly hanya pergi beli bakso di ujung jalan sana dekat taman kota. Bakso bang Toyib yang terkenal enaknya. Dua porsi di pesannya dan kembali pulang.
Saat ingin pulang Prilly tak sengaja melihat orang yang sangat di kenalnya di taman kota itu, dan dia kenal keduanya Digo dan Vita.
"Itu Digo bukan sih?" Prilly memperjelas pengelihatannya.
Saat yakin bahwa itu Digo, Prilly menghampiri mereka. Mereka sedang asik bercanda-canda, tertawa, dan bermain ayunan bersama dengan Digo yang mendoronya dari belakang.
"Digo." Panggil Prilly. Mereka tak sadar kehadiran Prilly di dekat mereka.
"Prilly."
Vita hanya tertunduk tak berani menatap Prilly karena tak enak. Vita tahu Digo itu kekasih Prilly, tapi dia tetap saja mau di ajak jalan berdua sama Digo. Tapi sayangnya Prilly tak peduli dengan raut wajah penyesalan Vita, masalah di saat ini dengan Digo.
"Kamu bilang kamu gak bisa datang ke rumah karena ada latihan band sama teman kamu, kenapa sekarang kamu malah ada di sini? Sama dia juga." Tanya Prilly, Vita masih saja menunduk dan tak berani menatap Prilly.
"Iya latihannya gak jadi, katanya di undurya udah aku minta maaf ya. Tapi kalau kamu gak mau maafin aku juga gak apa-apa." Jawab Digo enteng.
Rasa cintanya yang besar untuk Digo membuat Prilly mudah untuk memaafkan Digo begitu saja.
"Iya aku maafin, tapi jangan kamu ulangi lagi ya. Aku juga punya hati Digo."
"Iya semoga aja, tapi aku gak janji ya."
Prilly hanya mengangguk mengiyakan ucapan Digo.
Hubungan kami kembali seperti semula, seperti tak pernah terjadi apa-apa di antara Prilly dan Digo.
Walaupun sempat malam itu Vita menemui Prilly dan menceritakan apa mereka lakukan di taman malam itu.
"Prill, gue sama Digo gak ada hubungan apa-apa kita cuma temenan aja kok gak lebih, tapi dia bukan orang yang cukup baik buat lo. Dia genit sama perempuan, suka modusin perempuan, gue gak mau lo jadi korbannya Prill. Lebih baik lo putus aja sama dia."
"Udah lah Ta, semua juga udah lewat, lagian mau sama siapa pun gue itu urusan gue Ta, mau samapi nanti gue di modusin sama Digo itu juga urusan gue Ta. Gue yang jalanin."
"Terserah lo Prill, gue cuma bisa ngingetin lo aja. Hati-hati sama orang kaya gitu, laki-laki hidung polkadot."
Prilly hanya tersenyum saja mendapati peringatan dari Vita. Kata hatinya tak pernah salah, dia tetap pada pendiriannya untuk tetap setia pada Digo. Kebahagiaan Prilly ya Digo, apa pun yang terjadi tetap Digo yang ada di hati.
***
Jakarta, 21 Januari 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY OF PAST "First Love is Never Die"
RomanceKejadian saat itu membuat ku mengerti apa itu cinta, cinta itu kebahagiaan bukan air mata, cinta itu setia bukan mendua, cinta itu nyata AKU dan KAMU -BAHAGIA- Cover : @irastories_