DOP - 6

4.8K 438 38
                                    

Masa liburan semester tiba, Prilly memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Madiun. Dia sudah sangat rindu sekali pada keluarganya di sana. Keputusannya untuk sekolah di Malang membuatnya jarang pulang karena kegiatan kampus yang sudah cukup padat.

"packing - packing nanti sore pulang ketemu mama sama papa." Prilly memasukkan barang-barang yang memang akan di bawanya pulang nanti dan sedikit oleh-oleh untuk di rumah. Wajahnya terlihat sangat ceria.

Prilly mengambil ponselnya yang ada di meja dekat televisi, dia merasakan rindu dengan Digo, jadi dia memutuskan untuk menghubunginya.

"Halo." suara Digo menjawab.

"Digo kamu lagi apa?"

"Aku lagi makan, kenapa?"

"Gak apa-apa, aku kangen aja."

"Oh, kamu pulang gak? kuliah mu sudah libur kan?"

"Pulang nanti sore, abis ini aku mau telp papa mau minta jemput di stasiun."

"Gak usah telp papa, nanti biar aku aja yang jemput."

Prilly terdiam tak menjawab, tak biasanya Digo mau menawarkan diri menjemput dia di stasiun. Biasanya Digo paling malas jika harus menjemput, karena Prilly sampai di stasiun selalu jam sepuluh malam.

"Prill kok diem sih? biar aku aja yang jemput kamu nanti."

"Eh iya deh Digo. Ya udah aku siap-siap dulu ya biar nanti gak ketinggalan kereta."

"Iya, hati-hati ya sayang nanti berangkatnya, daa." Hubungan telp Prilly dan Digo terputus.

Prilly masih belum beranjak dari tempatnya. Dia masih bingung dengan Digo.

"Kenapa dia mendadak mau jemput aku, dan kenapa tadi dia bilang 'sayang' segala sama aku. Ini bukan Digo yang aku kenal biasanya, apa dia lagi kesambet jin iprit kali ya. Tapi gak apa-apa deh yang penting aku senang. Aaaaahhhhh." Prilly teriak di dalam kamarnya, meluapkan kesenangan sendiri.

Prilly semakin tak sabar untuk pulang, selaib akan bertemu orang tuanya Prilly juga akan bertemu dengab kekasih hatinya.

Prilly sudah tiba di stasiun, menunggu kereta yang akan mengantar ke kampung halamannya datang. Dia sudah tak sabar ingin pulang.

Sepuluh menit menunggu kereta datang, Prilly siap untuk pulang.

"Madiun i'm coming."

***

Digo sudah menunggu Prilly di stasiun, sudah jam sepuluh lewat Prilly belum juga muncul, hari juga sudah semakin malam tapi Digo masih sabar menunggu.

"DIGO" Prilly menghampiri Digo dengan menjinjing tas nya yang cukup besar.

"Udah lama?" tanya Prilly.

"Gak kok baru aja." Jawab Digo berbohong, Digo sudah ada di sana sejam yang lalu.

"Oh, kirain udah lama, maaf ya udah buat kamu nunggu."

"Gak apa-apa, ayo pulang." Digo membantu Prilly membawa barang bawaannya. Digo merasa kasian karena tas sama orangnya masih besaran tas.

"Kita makan nasi goreng dulu ya, biar sampai rumah nanti kamu bisa langsung istirahat." Prilly hanya mengangguk mengiyakan perkataan Digo.

Meraka mampir di salah satu tukang nasi goreng yang tak jauh dari rumah Prilly, tempat sudah tidak terlalu ramai karena sudah malam juga. Prilly banyak cerita apa yang di lakukannya di sana dan Digo dengan setia mendengarkannya saja.

Selesai makan Digo langsung mengantar Prilly pulang ke rumahnya. Saat itu yang membukakan pintu papanya Prilly.

"Papa, Prilly kangen." Prilly memeluk papanya.

DIARY OF PAST "First Love is Never Die"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang