DOP - 11

3.3K 343 23
                                    

Tahun ini Digo kembali mengikuti seleksi masuk TNI untuk yang ke 3 kalinya, setelah tahun lalu di cobanya dan kembali gagal. Kali ini semangat dan tekad nya kembali kuat dan dia yakin dia bisa lolos tahun ini.

Seleksi yang di hadapinya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya bedanya kali ini peserta yang ikut lebih banyak jadi pesaingnya juga jauh lebih banyak.

Digo sedang duduk diam menunggu nomer antreannya di panggil. Dari pagi sampai sore hari ini, nomer urutnya belum juga di panggil. Perasaan kembali tak menentu, hanya untuk menunggu satu kalimat ajaib yang akan membawanya meraih mimpi atau justru membuatnya kembali terpuruk seperti dulu.

"Peserta nomer 302." Panggil petugas pendaftaran.

Peserta nomer 302 maju ke depan dan itu adalah nomer Digo. Digo menarik nafas panjang menetralisir jantungnya yang berdebar tak karuan.

"Iya pak," ucap Digo.

"Selamat kamu lolos, kamu bisa pulang minta restu pada keluarga mu, minggu depan kembali lagi kesini."

"Siap pak."

Digo keluar dari dalam, dia masih tak percaya kalau dia lolos. Dia lolos setelah mencobanya tiga kali. Perasaannya sangat senang, dan hanya satu yang ada di dalam pikirannya, Prilly.

Tanpa menghubungi Prilly, Digo langsung saja pergi ke kostannya Prilly, kali ini ojek yang mengantarnya ke sana. Dia tak memberitahu Prilly jika hari ini adalah hari pengumumannya, dia ingin memberi sedikit kejutan untuk gadisnya itu. Senyum kebahagiaan tak hilang dari wajah tampan Digo, bahkan sesekali dia bersenandung riang di belakang tukang ojek.

Sampailah dia di kostan Prilly, tapi sayang Prilly nya tak ada, akhirnya Digo memutuskan untuk menunggu di luar sampai Prilly datang. Sepuluh menit kemudian Prilly baru saja pulang di antar Tyo, dan Digo melihat itu. Prilly belum sadar kehadiran Digo di kostannya.

"Siapa dia?" Tanya Digo tak suka. Prilly langsung terperanjat karena tak menyadari kehadiran Digo.

"Digo, kok kamu ada di sini? Sejak kapan?" Tanya Prilly.

"Sejak tadi, itu siapa?" Digo masih penasaran dengan orang yang mengantar Prilly.

"Itu Tyo teman kuliah ku."

Digo menarik nafas panjang, dia tak ingin merusak moment bahagianya karena cemburu melihat Prilly pergi dengan yang lain.

"Aku punya kabar bagus buat kamu," ucap Digo.

"Apa?"

"Aku di terima, aku lolos seleksi TNI Prilly." Digo memegang pundak Prilly dan memeluknya erat.

"Kamu serius?"

"Aku serius lah. Aku mau pulang seminggu buat pamit sama mama papa aku, kamu ikut pulang aku ya ke Madiun."

"Iya aku ikut." Prilly akhirnya masuk ke kamar membereskan barang yang memang ingin di bawanya pulang. Perasaannya ikut senang karena mimpi Digo kekasihnya tercapai.

Mereka langsung saja menuju stasiun untuk pulang ke Madiun, rona bahagia terlihat dari keduanya. Prilly bersyukur karena usaha Digo akhirnya berhasil juga.

***

Dua hari berlalu di Madiun, Prilly dan Digo merencanakan untuk liburan ke Sarangan berdua, menikmati alam yang segar.

"Yeii akhirnya sampai juga." Prilly tertawa riang saat memasuki kawasan tempat wisata Sarangan.

Digo mulai mengantri untuk membeli tiket masuk kesana. Berbagai macam wahana tersedia di sana dan Prilly ingin mencobanya satu-satu.

DIARY OF PAST "First Love is Never Die"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang