DOP - 1

18.4K 816 56
                                    

Belasan anak belajar dalam satu ruangan, seorang guru berdiri di depan dan menjelaskan materi yang ada. Dua jam seminggu tiga kali menjadi pilihan anak-anak menambah jam pelajaran saat ujian nasional mulai mendekat. Begitu pula dengan Anastasya Prilly dan juga Digo Chandra, mereka sangat akrab dan bahkan berteman dekat.

Digo anak yang mudah bergaul, jadi mudah baginya berteman dengan siapa pun termasuk Prilly. Mereka bahkan biasa pulang bimbel bersama.

Ujian nasional untuk anak SMP sudah berakhir, murid-murid bisa bernafas lega karena sudah mampu melewati masa itu, dan sekarang tinggal menunggu hasilnya saja.

"Prill, kita jalan-jalan ke pasar malem yuk." Ajak Digo. Dia memang sengaja mengajak Prilly kesana untuk sekedar mencari hiburan setelah tiga hari bekerja keras menyelesaikan soal-soal ujian.

"Boleh, ayo." Prilly mengiyakan ajakan Digo.

"Nanti malam aku jemput ya Prill."

"Iya."

Prilly bergegas pulang untuk bersiap karena nanti malam akan pergi dengan Digo. Dia sangat antusias dan bersemangat, karena dia akan pergi dengan orang yang di sukainya.

Ya, Prilly memang suka dengan Digo, bahkan dia rasa dia mencintainya karena kebersamaan mereka selama ini yang membuatnya nyaman. Tak ada salahnya kan wanita jatuh cinta lebih dulu.

Pukul tujuh malam Digo datang dengan sepeda yang biasa di gunakannya sekolah. Saat ini sepeda memang sedang di gandrungi anak-anak seusia Digo.

"Ma, Prilly pergi dulu ya sama Digo." Pamit Prilly pada mamanya.

"Iya sayang, hati-hati ya." Pesan mama.

"Tante, aku pamit ya ajak Prilly jalan-jalan dulu."

"Iya, hati-hati ya Digo."

Mereka menyusuri jalan yang hanya di terangi lampu jalan yang sedikit redup, malam ini memang tidak terlalu ramai karena ini bukan malam minggu.

Sepuluh menit di tempuh dengan sepeda yang membawa mereka ke pasar malam yang ramai. Prilly sangat senang karena ini salah satu hiburan yang dia sukai.

"Kita naik itu yuk Prill." Digo mengajak Prilly naik bianglala yang ukurannya tidak terlalu besar tapi cukup untuk empat orang.

"Ayo," ucap Prilly.

"Ya udah kamu tunggu sini ya, aku beli karcisnya dulu."

Prilly menunggu di depan bianglala tak lama Digo kembali dengan dua karcis untuk naik bianglala.

Malam ini langit cukup cerah, bintang-bintang bertaburan. Dari atas mereka bisa melihat betapa ramainya pasar malam saat ini, banyak pengunjung mulai datang dan pergi silih berganti.

Hembusan angin menerpa wajah mereka berdua saat mereka ada di puncak teratas bianglala. Udara malam yang sejuk membuat hati terasa tenang.

"Prill"

"Iya"

"Aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?" Digo tiba-tiba menyatan perasaannya langsung tanpa basa basi terlebih dahulu.

Ini pernyataan cinta yang Prilly alami selama lima belas tahun hidupnya. Dia tak bisa bicara apa-apa, hanya diam terpaku seakan tak percaya perasaannya terbalaskan oleh Digo.

"Iya aku mau." Jawab Prilly.

"Makasih ya Prill udah terima aku."

"Iya Digo."

Mereka kembali menikmati malam ini dengan status baru, dan bianglala hijau ini menjadi saksi bisu terjalinnya hubungan baru di antara mereka.

"Digo, kita sudah mau lulus sekolah, gimana sekolah kita nanti?"

"Kita akan sekolah di satu tempat yang sama Prill, aku mau sekolah di tempat kamu sekolah nanti. Kita harus janji untuk sekolah sama-sama di tempat yang sama, biar kita bisa sama-sama terus."

"Iya, kita daftar sekolah sama-sama aja ya."

Prilly senang karena dia tidak harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru sendiri, ada Digo yang akan menemaninya nanti.

***

Hari pertama sekolah di SMA setelah MOS selama tiga hari kemarin. Digo sangat populer di kalangan siswi-siswi lain baik senior ataupun yang sepantaran dengannya, dan Prilly termasuk orang yang juga mengagumi Digo. Tapi Prilly lebih unggul satu langkah, karena dia adalah kekasih Digo, jadi dia punya hak atas Digo sedangkan yang lain tidak.

Kebetulan Prilly dan Digo satu kelas, jadi benar tak ada yang bisa memisahkan mereka kecuali jarak meja yang ada di kelas.

Prilly juga menemukan teman yang baik di kelasnya, kebetulan mereka kemarin satu grup di MOS.

Seiring berjalannya waktu Digo makin populer di sekolah bahkan banyak siswi-siswi lain yang mendekatinya dan Prilly tahu itu.

"Prill, lo kan pacarnya Digo, kok gak marah sih lihat Digo di deketin cewek-cewek gitu."

"Biarin aja, lagian pacar Digo kan gue bukan mereka, ngapain juga di ambil pusing," ucap Siai cuek.

Jelas banyak yang mendekati Digo, dia sekarang sudah masuk tim basket sekolah jadi banyak orang-orang yang suka dengannya.

"Ih, gue gemes sama lo, liat pacar lo di deketin cewek-cewek mulu kok biasa aja sih Prill."

"Gue percaya sama Digo kok Nan."

"Tau ah, sebel gue sama lo. Gue kan mau ngasih tahu lo kemarin gue lihat Digo jalan sama Meta Prill di mall, Siska aja lihat. Ya kan Sis." Siska mengangguk mengiyakan ucapan nanda.

"Iya Prill bener tuh kita lihat Digo jalan bareng sama Meta." Siska menimpalinya.

"Kalian salah lihat kali, itu bukan Digo, kalian salah orang itu."

"Gak mungkin Prill, masa dua orang sama-sama salah lihat sih, kan gak mungkin banget." Nanda masih mengelaknya.

Ini bukan kali pertamanya Prilly mendengar kabar bahwa Digo sedang bersama wanita lain. Digo memang terkenal playboy tapi Prilly belum pernah melihat langsung kekasihnya itu berjalan mesra dengan wanita lain. Prilly masih percaya sepenuhnya dengan Digo.

Pulang sekolah ini Prilly ingin menanyakannya langsung pada Digo, walaupun Prilly percaya tapi dia hanya ingin memastikan apa yang di ucapkan teman-temannya itu salah.

"Digo, apa bener kamu abis jalan sama Meta kemarin?" Tanya Prilly.

"Oh itu iya, aku lupa bilang sama kamu. Aku nganterin dia buat cari hadiah buat kakak cowoknya gitu. Emang kenapa ya Prill?"

"Gak apa-apa aku cuma nanya aja kok."

"Oh gitu, kirain ada apa."

"Kita pulang yuk."

"Iya."

Itulah Prilly selalu percaya apa yang di lakukan dan di ucapkan Digo. Apa pun gosip yang beredar tentang Digo, dia tak pernah peduli selama Digo masih menjaga hatinya tetap utuh, kepercayaannya terhadap Digo juga utuh.

***

Jakarta, 20 Januari 2016

DIARY OF PAST "First Love is Never Die"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang