Chapter 6

4.5K 306 4
                                    

"Aku...maaf, aku tidak bisa," ucap MaYao mendorong YuFeng menjauh darinya.

"Kenapa?" sebenarnya YuFeng agak kecewa dengan jawaban MaYao, namun dia tau, Ini yang harus dia hadapi.

"Aku belum siap untuk jatuh ke lubang yang sama," ucap MaYao lirih.

"Aku pastikan aku tidak akan menyakitimu lagi. Bunuh aku bila memang aku membuatmu terluka lagi." YuFeng mencoba untuk meyakinkan MaYao.

"Entahlah, aku masih belum yakin," MaYao berdiri dari duduknya dan memandang ke arah luar kaca yang berada di belakang meja kerjanya.

YuFeng berjalan ke arah belakang MaYao dan memeluknya dari belakang. MaYao tidak mencoba untuk melepaskan pelukan YuFeng karena dia membutuhkan kehangatan ini. Kehangatan yang dulu adalah miliknya, yang selalu bisa membuatnya tenang.

"Tidak apa-apa, aku tidak akan memaksamu kali ini. Tapi kau harus ingat aku tidak akan pernah menyerah untuk meyakinkanmu, karena sampai kapanpun kau akan selalu menjadi miliku," ucap YuFeng dengan posesif kemudian melepaskan pelukannya dan mengecup sekilas pipi MaYao lalu berjalan keluar ruangan. Menyisakan MaYao yang berdiam tanpa ada niatan untuk membalas perkataan YuFeng seolah membiarkan YuFeng melakukan apaapun sesukanya.

Dia tau, YuFeng adalah tipe pria egois yang tidak suka ditentang ataupun dibantah. Apapun yang dia inginkan pasti akan dia dapatkan. Dengan cara apapun. MaYao sadar, hidupnya tidak akan sama lagi mulai sekarang karena YuFeng tidak pernah main-main dengan perkataannya.

Di sebuah rumah mewah bagaikan istana, terlihat ChuiNan sedang berada di ruang kerjanya yang terlihat seperti perpustaakan kecil dengan meja mewah di tengah-tengah ruangan. ChuiNan terlihat sedang memperhatikan sebuah foto yang ada di tangannya. Foto itu adalah fotonya dengan LiGe sebelum mereka berpisah dulu.

Di foto itu mereka terlihat bahagia dengan senyuman lebar LiGe yang selalu berhasil menghangatkan hatinya. Meski senyumannya terlihat sedikit bodoh, namun senyuman itu dapat membawa kehangatan dan kedamaian bagi siapapun yang melihatnya.

Ia menyesal, sungguh sangat menyesal. Jika saja waktu itu dia tidak melakukan kesalahan besar itu dan tidak terbawa nafsu, mungkin sekarang dia akan hidup bahagia bersama LiGenya. Hanya satu hal yang tidak dia sesali dari perbuatannya dulu. Qing.

Qing adalah satu-satunya hal yang dia syukuri atas semua kejadian ini. ChuiNan sangat menyayangi Qing. Dia sungguh tidak mengerti kenapa Qing memanggil LiGe dengan sebutan mama, padahal dia baru bertemu dengan LiGe sekali.

Mungkin terdengar kejam, tapi dia akan memanfaatkan Qing kali ini. Ia akan membuat Qing dekat dengan LiGe dan menempel terus dengannya. Maka otomatis dia akan selalu bertemu dengan LiGe dan kesempatannya untuk mendapatkan LiGe kembali akan semakin besar.

Saat sedang asyik menuyusun rencana untuk mendapatkan LiGe kembali, tiba-tiba terdengar suara cempreng anak kecil yang memanggil namanya dan membuka pintu ruang kerjanya seenaknya.

"PAPA!!!!" Teriak Qing sembari berlari ke arah papanya dan kini sedang memanjat untuk duduk di pangkuan papanya. ChuiNan yang merasa kasihan melihat anaknya berusaha untuk memanjat pun akhirnya membantu Qing untuk duduk di pangkuannya.

"Ada apa Qing?" Tanya ChuiNan sesudah WangQing menyamankan duduknya di pangkuan ChuiNan.

"Qing kangen Mama," meski WangQing masih berumur 4 tahun namun dia sudah memiliki tubuh yang tinggi seperti ChuiNan dan hebatnya lagi dia bisa mengatakan semua kata dengan jelas tanpa cadel sedikitpun.

Way Back Into LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang