Chapter : 14

3.4K 247 6
                                    

Terlihat tampang serius ChuiNan dan YuFeng saat memperhatikan rekaman CCTV yang dibawa oleh detektif yang di pekerjakan ChuiNan.

"Kau yakin hanya ini yang dapat kau temukan?" tanya ChuiNan pada pria berkemeja putih di hadapanya.

"Iya boss. Menurut kantor polisi setempat dimana saya mengambil rekaman itu, memang hanya kejadian itu yang terjadi di sekitar MY Ent pada waktu itu." ucap pria itu yang bernama TianLei.

"Tunggu sebentar! Coba close-up plat mobilnya." Ucap YuFeng yang sedari tadi diam memperhatikan.

Tian Lei segera mematuhi perintah YuFeng dan kini plat nomor mobil itu terlihat jelas. "R 4 HEL"

"Kenapa Yu?"

"Plat nomor itu jelas punya Rachel." Ucap YuFeng mulai emosi.

"Kau yakin?" ChuiNan masih terlihat tenang namun TianLei dapat merasakan hawa iblis di sekitarnya.

"Sangat yakin. Dia membeli mobil itu saat masih bersamaku." YuFeng kini terlihat mengepalkan tanganya untuk meredam emosinya.

Berani sekali wanita itu mengusik kekasihnya dan bahkan kini calon kakak iparnya yang terkena imbasnya. Dia tidak bisa tinggal diam, wanita iblis itu harus menerima ganjaranya.

Tak jauh berbeda dengan YuFeng, kini kepala ChuiNan berisi berbagai cara untuk membalas perbuatan Rachel.

~

Di rumah sakit, MaYao dan MeiLu masih setia menunggu LiGe untuk membuka kedua matanya. ini hari kedua LiGe masih belum sadar dan jika lewat malam ini LiGe masih juga belum membuka matanya, maka ia positif koma dan tak tahu kapan akan bangun lagi.

"Kenapa mama belum sadar paman?" tanya Qing yang kini duduk dipangkuan MaYao dan melihat kearah LiGe.

"Mama masih ngantuk karena obat dari dokter. Qing jangan lupa berdoa ya buat mama LiGe." Jawab MaYao dan semakin mengeratkan pelukannya pada Qing.

"Qing jangan nangis lagi." Ucap polos XiaoWei saat melihat Qing akan menangis.

"Qing kangen mama." Jawab Qing.

"Tapi Qing jangan nangis. Kata mama XiaoWei, cowok yang nangis itu cowok lemah. Bener kan ma?" XiaoWei bertanya pada MeiLu untuk mendapar persetujuan dan dijawab dengan senyum serta anggukan kepala dari MeiLu.

"Qing gak nangis kok. Qing bukan cowok lemah, Qing cowok kuat dan calon suami yang baik buat XiaoWei."

Percakapan kedua anak kecil itu dapat menjadi hiburan tersendiri untuk MaYao dan MeiLu ditengah-tengah kesedihan mereka. Qing yang selalu berusaha untuk menyakinkan XiaoWei kalau dia adalah pria kuat dan XiaoWei yang polos dan tidak mengerti perkataan Qing.

Tiba-tiba MeiLu melihat LiGe menggerakan sedikit pergelangan tangannya.

"Ge...YaoGe...LiGe...LiGe..."

"Hey, tenanglah MeiMei. LiGe kenapa?" MaYao yang melihat kepanikan MeiLu segera menurunkan Qing dari pangkuannya dan menengangkan MeiLu.

"MAA!!!" belum sempat MeiLu menjawab sudah terdengar teriakan Qing yang membuat MaYao melihat ke arah ranjang LiGe.

"A..ir" terlihat LiGe yang sudah membuka membuka kedua matanya.

"LiGe kau sudah sadar?" tanya MaYao dengan semangat yang di jawab oleh pandangan mata sayu LiGe.

Tanpa disuruh MeiLu segere memencet tombol merah yang ada di sebelah ranjang LiGe untuk memanggil dokter.

"Ma....Qing kangen sama mama." Ujar Qing sambil menangis melupakan perkataanya soal cowok kuat tadi.

Way Back Into LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang