MaYao berdiri dengan gugup dan wajahnya sudah dipenuhi keringat dingin. Dihadapanya berdiri pasangan suami istri Dong. Sang istri memandang MaYao dengan tatapan penuh kerinduan sedangkan sang suami memandang MaYao dengan tatapan penuh rasa bersalah.
"Selamat malam paman dan bibi. Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabar kalian?" MaYao mengucapkan salam setelah sedikit membungkuk sebagai tanda penghormatan.
"Kami baik, bagaimana kabarmu? Kau sudah banyak berubah sekarang. Terakhir kali kita bertemu kau tidak setinggi ini kan?" jawab tuan Dong sambil sedikit berbasa-basi untuk sekedar menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
YuFeng berdiri di samping MaYao dengan tenang. Di pandangnya wajah sang ibu yang terlihat berkaca-kaca menahan tangis. Ia tahu, ibunya pasti sangat merindukan MaYao karena memang mereka berdua sangat dekat satu sama lain.
"Kabarku baik paman dan semua orang pasti akan berubah kan paman?" MaYao tersenyum untuk menjawab pertanyaan tuan Dong.
"Yao, kemari nak," ucap nyonya Dong sambil mengulurkan tangannya untuk memeluk MaYao yang langsung disambut oleh MaYao tanpa keraguan.
Akhirnya air mata yang coba ditahan oleh nyonya Dong keluar juga. Ia tak kuasa menahan rindu dan rasa bersalah yang selama ini menghantuinya. Dia sangat menyayangi MaYao seperti anaknya sendiri dan dia harus menyakiti calon menantu yang disayanginya itu dulu. Bagaimana perasaan seorang ibu yang harus menyakiti hati anaknya sendiri? Tentu sang ibu akan merasa jauh lebih sakit. Itu pula yang dirasakan oleh nyonya Dong.
"Mama sangat merindukanmu sayang," ucap nyonya Dong yang tak bisa lagi menahan air matanya.
MaYao yang mendengar perkataan nyonya Dong pun tak kuasa menahan kesedihan. Matanya terlihat merah dan berkaca-kaca.
"Aku juga sangat merindukan bibi," jawab MaYao dengan suara yang agak serak. Nyonya Dong melepaskan pelukannya dari MaYao dan menatap kedua mata MaYao.
"Jangan memanggilku dengan sebutan bibi! Kau lupa? Aku menyuruhmu memanggilku mama." Protes nyonya Dong setelah mendengar panggilan MaYao padanya.
"Aku juga, jangan panggil aku paman. Panggil aku papa." Ucap Tuan Dong dengan senyuman.
"Bailah, papa dan mama."
MaYao tersenyum lega saat mengetahui kalau keluarga Dong masih sama seperti dulu. Masih memperlakukanya dengan hangat dan seperti keluarga sendiri. YuFeng yang menyaksikan drama calon keluarga itu hanya bisa tersenyum dalam diam.
YuFeng merasa kalau kebahagiaanya hampir sempurna sekarang. Kenapa hampir? Karena ia merasa kebahagiaannya akan sempurna ketika MaYao sudah menjadi pendamping hidupnya dan itu tidak akan lama lagi.
"Sampai kapan kita akan berdiri di luar?" ucap YuFeng menghancurkan suasana mengharukan antara mertua dan calon menantunya itu. Mereka memang masih berdiri di luar pintu sampai saat ini. Tuan Dong yang mendengar perkataan YuFeng segera mengajak mereka semua untuk masuk ke dalam rumah.
"Lebih baik sekarang kita masuk ke dalam rumah." Ujar tuan Dong sambil merangkul istrinya untuk masuk ke dalam rumah. YuFeng menggandeng tangan MaYao dan menariknya untuk masuk ke dalam. Mereka langsung menuju ruang makan, di meja makan sudah terdapat banyak makanan lezat yang siap untuk di santap.
"Ayo, semuanya duduk dan kita mulai makan." Tuan Dong mempersilahkan mereka semua untuk makan. "MaYao, jangan malu-malu dan ambil saja apa yang ingin kau makan." Lanjut Tuan Dong.
"Terimakasih paman." Jawab MaYao sambil tersenyum.
Mereka pun makan malam di selingi obrolan ringan mengenai kabar MaYao selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Into Love
Hayran KurguMaYao, CEO muda yang sukses dan telah memiliki segalanya, apa yang akan dilakukan MaYao jika bagian dari masa lalunya yang ingin dia lupakan datang kembali? Akankah dia menyerah pada hatinya atau tetap mengikuti prinsipnya yang ingin melupakan masa...