Harry's POV
dengan perlahan, aku membuka mataku dan melihat sekelilingku. aku bangkit dari tidurku, dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan menyikat gigiku. seusai merapikan diri, aku berjalan keluar dari kamar. biasanya, untuk menunggu melanie bangun, aku selalu menonton TV.
"hai harry"
"ka-kau sudah bangun?"
"kau ini bagaimana? kau kan yang menyuruhku."
"baguslah jika begitu.
"aku tau kau lapar, sarapanmu sudah ada dimeja"
"cepat sekali kau berubah" kataku sambil berjalan kedapur diikuti dengannya. aku duduk disalah satu kursi dan mulai mengambil nasi serta lauknya. "nanti kau harus ikut denganku?"
"kemana?"
"pemotretan dengan zayn, niall, louis dan liam"
"aku bukan asistenmu bodoh"
"no no no, kau adalah pembantu plus asistenku"
"aha, jadi gajiku harus kautambah" katanya bersemangat
"tentu saja-tidak"
"kalau begitu aku tak mau."
"kau mau gajimu kupotong?"
"dasar menyebalkan"
"bodoh amat" kataku santai sambil terus menyantap sarapanku
"pelit"
"i am" jawabku santai
"manja"
"bawel"
"majikan galak"
"penakut'
"kaki bau"
"jidat lebar"
"tidak"
"ya"
"no"
"yes"
"no"
"yes"
"no"
"yes"
Melanie's POV
"no"
"yes"
"terserah kau sa-ja" kataku kesal sambil berjalan menuju kamarku. aku mengunci pintu kamarku dan berjalan menuju balkon. aku suka melakukannya jika pekerjaanku sudah selesai. kota london memang indah bukan?
TOK TOK
seseorang mengetuk pintu kamarku.
"ganti bajumu. dan kita akan berangkat. jangan lupa gunakan pakaian yang bagus" perintahnya
"aku tak mau" jawabku tak acuh.
"baiklah, gajimu kutambah 10 dolar" katanya
"oke, wait" jawabku cepat. aku menghampiri lemariku dan memilih pakaian yang bagus. aku memilih jeans abu-abu panjang, sweater biru langit yang menutupi tanktop ku dan sneakers milikku. seusai, memakai bajuku aku berjalan kebawah dengan membawa sepatuku menghampiri harry diluar.
"im done" kataku sambil memakai sneakers ku
"apakah pakaianmu hanya ini?"
"aku tak mau mendengar omelanmu. kita hanya perlu berangkat. okay?"
"baiklah" katanya sambil memasuki mobilnya begitu juga denganku. harry menjalankan mobilnya perlahan lalu mulai menambah kecepatannya. tak lama kemudian kami sampai di sebuah bangunan besar berwarna krem megah dan unik.
"ingat, kau adalah asistenku" kata harry sambil menunjukku dengan telunjuknya.
"baiklah, tuan harry" kataku sambil memutar mataku. aku dan harry turun bersamaan dan berjalan memasuk bangunan dihadapanku. harry bertemu dengan beberapa krunya dan keempat sahabatnya. mereka terlihat sangat akrab
"guys, ini asisten baruku" kata harry memperkenalkanku
"melanie" kataku pada keempat temannya sambil melambaikan tanganku.
"hai" sapa keempat orang itu ramah.
"carry this" kata harry kejam sambil memberiku setumpuk baju.
"hey, kau tak bisa lihat ini banyak sekali" keluhku.
"bawa saja bawel. aku akan memulai pemotretan bodoh" katanya sambil berlari ketempat pemotretan
"can i help you"
"oh you. jika kau tak keberatan tak apa" kataku. ia mengambil beberapa tumpukan baju dilenganku dan membawanya masuk kedalam sebuah ruangan. aku pun mengikutinya. ia meletakkannya diatas sebuah sofa besar yang penuh dengan pakaian.
"put here"
"okay, thanks" kataku sembari meletakkan tumpukan pakaian berat ini diatas sofa.
"no problem. glad to help you" katanya ramah sambil mengulurkan tangannya
"what?" kataku heran.
"liam"
"kita tak perlu berkenalan, kau sudah tahu namaku. dan sudah pasti aku tahu namamu"
"tak apa"
"baiklah. melanie" kataku menerima uluran tangannya.
"can i talk to you?" katanya
"sure"