Harry's POV
"kau tahu tidak. pagi ini semangatku bertambah 3 kali lipat. kau tau kenapa?" kataku sambil menikmati sarapanku
"kenapa?"
"karna kau ada disini bersamaku dan tak kan meninggalkanku"
"kau ini lebay sekali" katanya sambil mencolek hidungku.
"let show the world that you are my girlfriend"
"uhm, sebaiknya tak usah. aku takut"
"kau tak perlu takut. aku akan melakukan apapun untukmu"
"sweet" katanya senang sambil bermain dengan rambut coklatnya.
"dan kau tak akan menjadi pembantuku lagi. karna rumah ini akan menjadi rumah kita"
"tapi bukan berarti aku tak boleh membersihkan rumah ini bukan?"
"kita lakukan bersama" kataku menunjukkan lubang dipipiku. "dan sekarang kamarmu akan menjadi satu denganku. yes" cengirku sambil terkekeh.
"kau ini. kamarku akan tetap diatas" katanya sambil mencolek hidungku lagi.
"tak romantis sekali" kataku lesu.
"hey, kau terlihat adorable jika kau sedang cemberut seperti itu" katanya terkekeh. aku hanya menghembuskan nafas berat sambil menopang daguku. "smile harry. look at me" katanya menyuhku melihatnya. aku melihatnya yang sedang tersenyum selebar mungkin. senyum itu membuat ketenangan tersendiri dalam hidupku. aku terseyum sebentar melihatnya lalu mulai menggelitik perutnya membuatnya tertawa keras dan mencoba melawanku. tawanya begitu indah ditelingaku. ia semakin terlihat istimewa jika sedang tertawa. i love you mel. aku tak kan mengecewakanmu.
Melanie's POV
aku tertawa paranoid merasakan kegelian diperutku. aku mencoba untuk melawannya tapi lengannya terlalu kuat sehingga bisa menahan tanganku.
TING TONG
bel berdentang dengan keras diseluruh rumah ini.
"kita memiliki tamu pagi ini" kataku senang sambil berjalan mendekati pintu dan membukanya.
"morning" sapanya duluan.
"morning, kau pasti ingin bertemu dengan harry?"
"sebenarnya aku ingin bertemu denganmu"
"hmm, aku tersentuh mendengarnya" kataku sambil memukul lengannya. "come in" ajakku. aku dan liam berjalan masuk dan mempersilahkannya untuk duduk diruang tamu. aku berpamitan untuk membuatkannya teh manis didapur. tak lama kemudian, aku datang menghampirinya dengan secangkir teh hangat buatanku. harry sedang ada dikamarnya, mungkin setelah ini dia akan keluar. aku dan liam menonton tv bersama sambil sesekali bercanda.
"aku mencarimu kemana-mana ternyata kau di-.. liam, sejak kapan kau disini?" kata harry tiba-tiba
"beberapa menit yang lalu" jawabnya santai
"hanya berdua?"
"tentu saja." jawabnya. harry memandangnya kesal sambil menaikkan alisnya.
"li, kurasa pagi ini ada yang sedang cemburu?" candaku sambil terkekeh.
"aku memang cemburu" katanya sambil berdecak.
"cemburu? untuk apa?" kata liam heran
"karna dia adalah,...
aku meletakkan telunjukku dimulutku menandakan bahwa ia tak boleh mengatakannya.
"tidak, tidak apa. aku tak cemburu" katanya melanjutkan. smart harry
"oh syukurlah" kata liam lega.
"syukurlah? maksudmu?" kataku heran
"nothing" katanya tak jelas. harry duduk disampingku membuatku terjepit ditengah. diatara liam and harry.kami terlibat dalam suasana canggung.
"aku akan mengambil air putih" kataku mencoba menghentikan suasana canggung ini.
"aku ikut" kata liam dan harry bersamaan.
"kau ini kenapa?" kata harry pada liam.
"aku ingin mengikutinya mengambil air putih. tak masalah kan?"
"aku juga akan ikut dengannya"
"guys, kalian ini seperti anak kecil saja. jika kalian mau mengambil air putih aku akan membawakan untuk kalian" kataku melerai mereka.
Harry's POV
"kenapa kau kesini?" kataku setelah melanie meninggalkan kami
"untuk bertemu dengannya"
"what? untuk apa?"
"kenapa kau terkejut. aku menyukainya" katanya dengan suara pelan.
"what? kau tak bisa"
"kenapa tak bisa?"
"karna,..
aku teringat perkataannya bahwa aku tak boleh berbicara pada siapapun tentang hubungan kami.
"karna dia hanya pembantu" lanjutku
"aku tak perduli." katanya santai "tapi kau jangan bilang padanya" sambungnya
"tapi kau baru mengenalnya"
"thas true, aku jatuh cinta padanya saat pertama kamu mengenalkannya. mengesankan bukan?" katanya kagum
"yea, i think so" jawabku mulai lesu.
apalagi sekarang? sahabatku menyukai pacarku. apa yang akan terjadi selanjutnya?