Harry's POV
pemotretan berakhir dimalam hari. seusai pemotretan, aku menarik melanie untuk segera pulang. sedari tadi, ia selalu berbincang-bincang dengan liam. rasanya aku berada diatas kompor.
"kau tak sopan sekali" katanya disampingku. aku tak ingin meresponnya aku tetap fokus pada jalanan.
"harry, kau mendengarku tidak?" aku tak membalasnya
"kau tuli atau memang tak ingin memperhatikanku?" katanya mulai kesal
"sudah kau diam saja" bentakku menjawab. ia terdiam sambil kembali melihat jalanan lewat jendela. hingga kami sampai dirumah, kami hanya terdiam satu sama lain. kami turun dari mobil dan masuk kedalam ruah tanpa sepatah kata.
"aku akan membuatmu makan malam" katanya mulai membuka pembicaraan.
"baiklah" kataku menjaga emosiku. aku menatap kepergiannya dengan heran. cara bicaranya dan cara berjalannya saja mirip dengan perempuan misteriusku. aku berjalan keruang kerjaku dilantai dua. bertepatan saat melewati kamar melanie. aku bermaksud untuk masuk dan melihat isinya. aku membuka pintunya dan merasakan udara dingin menyentuh kulitku. aku menutup pintu penghubung dengan balkon agar udaranya tak sedingin ini. aku melihat barang-barangnya disekeliling kamarnya. dan menemukan topeng hitam dilemarinya. topeng hitam mengkilap. jadi selama ini, dialah orangnya? atau?
Melanie's POV
"harry, makan malam sudah siap" kataku senang sambil meletakkan piring dimeja. "harry, kau dimana?"
"im coming" katanya tiba-tiba. ia duduk disalah satu kursi dan mulai mencoba makananku. "bolehkah aku bertanya sesuatu?" katanya sambil menyantap sesendok nasi terkahirnya.
"tentu saja" jawabku datar.
"apakah ini milikmu?" katanya sambil menunjukkan topeng milikku.
"what? you see my stuff" keluhku terkejut.
"just answer it" katanya serius. jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. apa aku harus memberitahunya?
"i dont know" kataku sambil membawa piringnya dan mencucinya diwastafel.
"kenapa kau menghindar?"
"aku tak menghindar"
"lalu jawab pertanyaanku" tanyanya tak sabar.
"aku bilang. aku tak tahu, kau dengar tidak" kataku mulau kesal
"kau hanya perlu berkata iya atau tidak'"
"apa urusanmu?"
"jika ini memang milikmu katakan, jika bukan katakan siapa pemiliknya" bentaknya keras
"aku tak tahu, puas?" kataku emosi
"aku melihat gaun dan topeng yang sama dengan gadis yang bersamaku dipesta dansa beberapa waktu yang lalu" bentaknya kasar
"siapa yang menyuruhmu memeriksa barangku" kataku emosi sambil berjalan meninggalkannya menuju taman belakang.
"katakan saja" katanya mengikutiku.
"can you stop asking about that" kataku berbalik padanya dengan mengeluarkan tangisku yang tak dapat kutahan dari tadi.
"why i cant?" katanya terus mengikutiku.
"karna itu sama sekali tak penting"
"kau hanya perlu menjawab"
"tapi aku tak bisa. lagipula aku tak tahu" kataku menahan tangisku.
"kenapa aku tak bisa?" bentaknya kencang.
"KARNA AKU ADALAH GADIS YANG BERSAMAMU DIPESTA ITU. PUAS? KAU BISA TAK MEMPERCAYAIKU" kataku dengan terisak sambil terus berjalan menghindarinya.
"i know it, kau tahu kenapa aku memaksamu untuk menjawab" katanya sambil meraih tanganku. dan membalikkan tubuhku. "karna gadis itu sangat spesial dalam hidupku. dan setiap aku melihatmu aku selalu teringat dengannya" katanya didepan wajahku. ia mengangkat daguku agar menatap wajahku.
"selama ini, aku terus mencarinya. hingga aku yang menemukannya sendiri" katanya sambil menatap wajahku. aku menggelengkan kepalaku dan berlari meninggalkannya.
"kenapa kau pergi? wait" katanya mengejarku aku keluar dari rumah dan berlari entah kemana dengan tangisanku yang semakin keras. malam ini, jalanan terlihat sepi. seakan telah bersekongkol dengan tuhan untuk membuat malam ini menjadi malam paling buruk dalam hidupku.
"kenapa kau pergi?" katanya terus mengejarku.
"kau tahu kenapa aku pergi? karna aku tak mungkin dan tak pernah menjadi gadis spesial dalam hidupmu. aku hanya seorang pembantu harry" bentakku sambil membalikkan tubuhku. "aku juga tak punya ibu dan aku tak tahu ayahku dimana" sambungku sambil terus berlari.
"wait, stop. aku tak peduli kau siapa. kau akan tetap menjadi gadis spesial dalam hidupku. apapun keadaanya" katanya sambil terus mengejarku. harry? aku ingin sekali menjadi gadis spesial dalam hidupmu tapi aku tau itu tak kan terjadi. kau dan aku berbeda. sangat berbeda. aku menghentikan langkahku dan berbali kearahnya.
"can you stop doing that.?" kataku terisak. ia memelukku erat dan mengelus puncak kepalaku.
"mel, aku tak perduli dengan keadaanmu sekarang. kau yang mengajariku tentang semua ini. semenjak kau datang dalam rumahku, hidupku terasa begitu lengkap. aku mencintaimu apa adanya. apapun keadaanmu. i love you, i really do" katanya sedih sambil melepaskan pelukanku.
"i-i dont know what i must say'
"you dont have to say anything. just say that you love me"
"but.-
"please, i have to know"
"harry, i-i love you too' jawabku dengan nada terpaksa. harry menaikkan daguku dan mendekatkan wajahnya diwajahku. ia menyentuhkan bibirnya dibibirku. membuat tubuhku yang lemah terasa lebih kuat. tangisku terhenti seketika. bibrnya yang lembut dan nyaman membuatku sangat menikmati moment indah ini untuk yang kedua kalinya.
dan disinilah didepan taman dekat rumah harry. rasa cinta itu tersatukan ditemani oleh lampu taman yang bersinar remang-remang dan sebuah pohon yang tumbuh besar ditengahnya. i love you harry. i really do.