Fiveteen

1.7K 100 19
                                    


VALERY POV

Aku berjalan menuju kelasku,saat sedang berjalan aku mendengar suara seseorang yang sedang memaki. Karena sangat penasaran akupun mencari sumber suara itu dan aku melihat Zayn dan Xeren? Setelah kejadian aku memukul Zayn,Zayn dilarikan ke rumah sakit dan dirawat beberapa hari. Dan sekarang dia sudah boleh kembali bersekolah tetapi Zayn seakan tidak puas denganku,maksudku dia sudah kuhajar sampai harus dirawat di rumah sakit tetapi dia masih saja mencari masalah denganku. Seperti membuat jebakan bila aku ingin ke toilet,untung salah satu temanku menyadari jebakan tersebut. Jika tidak mungkin aku sudah terkena jebakannya.

"Lo bisa gasih nyelakain dia?!" Teriak seseorang yang langsung menyadarkanku dari khayalanku.

Nyelakain?

"Gue gabisa Xer" Jawab Zayn samar samar.

"...." 

"PERSETAN DENGAN PERASAAN LO!" Bentak Xeren. Ada apa sebenarnya,Zayn bicara apa tadi? Aku tidak bisa mendengarkannya karena suara Zayn sangat kecil. Sialan. Perasaan? perasaan apa,oh astaga aku bisa gila jika seperti ini.

Aku memutuskan untuk menyudahkan acara ngupingku. Saat berjalan ke kelas aku bertanya tanya apa hubungan Zayn dan Xeren. Oh astaga! apa jangan jangan mereka memiliki suatu hubungan? Sepertinya iya. Kalau tidak memilki hubungan kenapa waktu itu Xeren menamparku dengan keras dan kelihatan sangat marah karena aku menonjok Zayn? Berarti mereka mempunya hubungan dan aku harus mencari tahu itu.

***

Aku berada di kantin bersama teman temanku. Harry,Liam,Louis,Niall. Zayn entahlah dia kemana,semenjak tragedi itu teman temanku tidak ingin berteman dengan Zayn. Aku sudah memberi tahu mereka tetapi seakan tuli mereka tidak pernah menanggapiku dan tetap ingin menjauhi Zayn.

"Jadi gimana hubungan kalian sama Zayn?" Tanyaku disela-sela makan siangku.

"Biasa aja" Jawab Liam. 

Aku menaikan sebelah alisku bingung.

"Kalo biasa aja,kenapa kalian ngejauhin Zayn coba?" Tanyaku.

"Ya gapapa" Jawab Harry

"Ck maksud gue,ini kan masalah gue dengan Zayn,bukan berarti kalo Zayn nyakitin gue kalian juga bakal kesel sama Zayn. Gitu gitu Zayn kan temen kalian juga. Dan gue merasa gaenak aja sama Zayn,seakan akan gue ngerebut kalian dari dia" Jelasku.

"Ngga kita emang dari dulu udah curiga sama Zayn,pantes pas kita kerumah dia gue nemuin sapu tangan yang ada darahnya dan itu bau tikus gitu. Gue kira itu bibi nya lagi mmeburu tikus tau taunya Zayn." Ucap Niall menatapku serius.

"Yaa,dan lo udah kita anggap jadi sahabat kita,jadi siapa yang berani nyakitin lo itu bakal berurusan dengan kita walaupun itu sahabat kita sendiri. Kaya Zayn." Kata Harry.

"Wowww,gue gatau harus seneng,sedih,geli,ketawa atau muntah. But thanks guys." Ucapku tulus dan beridiri dari kursiku lalu memeluk mereka satu persatu. Aku tidak tahu apa jadinya jika aku tidak ada mereka.

"Yaudah deh,gue ke kelas dulu deh. Bye guys" Ucapku lalu meninggalkan area kantin.

Saat sedang berjalan ke kelas aku berpapasan dengan Xeren. Dia menatapku tajam seakan akan dia ingin menerkamku. Dengan segaja dia menabrak bahuku sehingga aku hampir terjatuh. Lalu dia meniggalkanku tanpa meinta maaf. Ck

Kenapa sih dengan dia,bawaanya sensi mulu. Pms kah?

Aku memutuskan untuk berjalan lagi dan aku berpapasan dengan Justin. Saat dia melihatku matanya langsung berbinar dan tersenyum manis kearahku.

{Bully}(ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang