JASON POV
"OH MY SHITT"
"Kenapa Jason?" tanya Om Rudi sambil menatapku bingung. Aku langsung menetralkan degup jantungku yang tiba tiba berdetak sangat kencang. "Oh gapapa kok Om" ucapku sambil tersenyum. Sial Maia terlihat cantik dengan dress itu. Yang benar saja,itu dress yang ku taruh di dalam mobilnya. Dan dia memakainya ke acara ini. Aku sangat senang,sangking senangnya aku tidak menyadari kalau daritadi aku memandangi wajah Maia sambil tersenyum bodoh.
"Hei Maiiaa,dari tadi Jason ngeliatin lo terus. Dia kenapa?" Bisik Brad yang dapat ku dengar. Tetapi aku tidak peduli, aku tetap memandangi Maia sampai suara tiba tiba Maia mengeluarkan suaranya.
"Stop ngeliatin gue kaya gitu. lo keliatan bodoh banget kaya gitu" Ucap Maia sambil menatap ku jengkel.
"Maiaa!" tegur Om Rudi sambil menatap Maia tajam.
"Lagian Dad, si Jason ngeliatin terus. Sambil senyum-senyum lagi,kan bodoh banget" jelas Maia.
"Dia tuh suka sama kamu Maia" Ucap Dad. Aku langsung menatap Dad dengan jengkel sedangkan yang ditatap hanya menaikan sebelah alisnya. Hah.
"Siapa yang suka sama cewe bar bar gini? gaada Dad" kataku sambil menatap datar Maia.
MAIA POV
"Really? cewe bar bar?"
"Kok lu ngeselin banget sih?" ujarku jengkel sambil berlalu dari hadapan mereka semua. Aku kesal,lebih baik aku menyegarkan kerongkonganku yang terasa kering. Saat ingin mengambil minum aku berpapasan dengan Zayn dan Xeren.
Mereka disini?
Aku memutuskan untuk lanjut berjalan dan berpura pura tidak melihat Zayn dan Xeren. Belum ada tiga langkah, Xeren sudah memanggil namaku. Mau tidak mau aku melihat ke arah Xeren yang sedang berjalan menghampiriku.
"Woah,kebetulan banget kita ketemuan yaa" ucap Xeren
"Yaa,kenapa manggil gue?" tanyaku to the point
"Gua cuma bilangin kalo gue bakal bales apa yang lo lakuin ke Zayn kemarin" ujarnya.
"Silakan,gua ngga takut. Lagian sodara lo emang kurang ajar banget,jadi pantes pantes aja kalo gue nonjokin dia" jelasku datar sambil memandang Zayn yang sedang menatapku.
"Ya lo juga kira kira kali nonjokin dia sampe masuk rumah sakit!" aku menatap Xeren dengan alis yang terangkat sebelah. "Kok lo marah? Zayn aja nyantai tuh" ucapku.
"Dia tuh gaberani marah ke lo karna dia suka sama lo!" Aku menatap tidak percaya Xeren.
"Lo bercanda" tawaku keluar begitu saja. Tidak mungkin kan Zayn suka denganku.
"Gu-ee seri-uss" Zayn angkat bicara.
"oh my goshh" aku membuka mulutku dan mengerjap ngerjapkan mataku.
"BRENGSEK,BAJINGAN LO SIALAN!" teriaku sambil menatap marah Zayn. Suasana ball room tiba tiba hening karena teriakanku. Aku tidak peduli,manusia seperti Zayn harus diberi pelajaran.
"Kalo lo suka sama gue,kenapa lo lakuin itu semua?"
"KENAPA ZAYN?!" Teriakku lagi. Tak sadar air mataku mengalir. Aku berusaha mati matian untuk tidak berteriak lagi.
"Lo puas bikin gua ketakutan setengah mati,lo seneng kan?"
"Salah gue apa Zayn,gue kira lo sahabat baik gue. Tapi apa? lo malah kaya gini. Gue ga ngerasa ada salah sama lo" isakku.
Zayn berusahan menyetuh bahuku tetapi ku tepis.
"Jangan sentuh gue!" ujarku sambil mengepalkan kedua tanganku yang berada di sisi tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Bully}(ON HOLD)
Teen FictionLebih baik di bully daripada aku harus menunjukan diriku yang sebenarnya.