Karena ini tepat tanggal 23 Januari, selingannya adalah aku mau ngucapin...
Happy 1st Birthday Nusantara Pen Circle, NPC2301 ~~
Grup kepenulisan satu-satunya yang aku ikuti, grup kepenulisan satu-satunya yang bisa bikin aku bertahan lama wkwk -- selamat satu tahun! semoga semakin lebih baik lagi, yeay!
***Part ini aku dedikasikan untuk badtwilight dan anandzahra *kiss*, tapi karena anandzahra komen super panjang kali lebarnya pernah menang di dedikasi ceritaku yang Nira dan Dunia Kana, part ini untuk badtwilight dulu ya :*
okay, enjoy~
***
"Fai, lo bawa handuk dua?" Malki menoleh seusai menutup loker miliknya. Tidak ada orang lain di ruang ganti kecuali dia dan Fai.
Fai—teman sesama perenang yang terkenal tenang itu—mendongak sebentar kemudian menggeleng seadanya. Tipikal Fai yang irit bicara sudah sangat Malki kenal. Malki masih ingat kali pertama ia mendengar Fai bersuara itu bahkan di tiga atau empat pertemuan mereka. Sebelumnya Fai hanya tersenyum tanpa kata.
"Gue lupa bawa handuk. Gimana gue mau mandi coba?"
Fai hanya terkekeh mendengar gerutu Malki.
Malki duduk di bangku dekat loker, tepat di samping Fai. "Gue di sini aja dulu deh. Nunggu baju gue kering," ujar Malki sembari menopangkan kedua tangannya ke belakang, menahan berat tubuhnya sendiri. Malki mencari posisi nyaman mengeringkan diri.
Fai yang sejak tadi sedang membereskan isi tasnya menggeser sedikit saat Malki menyimpan ponselnya di antara mereka.
"Eh Fai, btw," Malki mengarahkan pandangannya ke arah Fai, menghela napas sebentar, lalu mengangkan satu alisnya. "lo pacar Kana kan ya?"
Ditanya langsung dan tiba-tiba seperti itu, Fai menelan ludahnya seolah tenggorokannya kering. Matanya mendelik tidak suka ke arah Malki. "Bukan." Fai diam sebentar. "Temen deket." Fai mengklarifikasi.
Malki memutar bola matanya ke atas sebentar seraya bertanya, "Sahabat?"
Fai mengangguk pelan.
"Friendzone. Pedih, man." Malki terkekeh sendiri melihat Fai yang merengut mendengar celetukan itu. Tidak perlu Fai bercerita pun, Malki tahu dengan pasti kalau teman semenjak pertama kali masuk klub renang itu menganggap Kana adalah orang yang penting baginya. Kana terlalu sering menjadi alasan kenapa Fai izin saat latihan.
Drrrt drrrt
Fai menoleh saat mendapati ponsel Malki bergetar di sampingnya. "Sacha nelpon tuh."
"Paling marahin gue yang tadi kabur latihan," Malki menjawab tanpa melihat ponselnya sedikit pun, seolah sudah mempunyai perkiraan kalau Sacha akan mencari dirinya dalam waktu dekat.
Drrrt drrrt
Fai menyenggol pelan siku Malki. "Angkat, Ki."

KAMU SEDANG MEMBACA
Splash [End]
Roman pour Adolescents-----SPLASH----- Pekerja keras, rajin, dan mudah bergaul. Begitulah Malki menurut setiap orang. Namun tidak untuk Sacha. Semenjak kembalinya Sacha dari Korea dan menjadi manajer klub renang, Malki berubah menjadi laki-laki yang suka bolos latiha...