5| Sacha Suka....

47.9K 6K 469
                                    

"Gue dapet kabar baru!" Jono menepuk tangannya seolah mempunyai informasi penting yang menakjubkan. "Lo semua pada tau gak si Sacha Macan suka apa?"

"Apa?"

"Wah apa Jon?"

"Apaan?"

Para pria anggota grup renang yang sedang berkumpul di bangku samping kolam itu langsung antusias, mengingat mereka akan segera mendapatkan info hangat tentang gadis pujaannya. Sacha Fidalia, manajer cantik kebanggaan klub.

"Doi suka ...," Mata Jono tampak berbinar, "cepol rambutnya."

"Bhak!"

"Tayi lo"

"Kampret."

"PHP banget njir lo."

"Garing."

Jono terkekeh dengan sangat puas. "Bukan, bukan. Gue becanda, Bro." Mata Jono kembali serius. "Gue mau kasih info yang lebih hot! Masa iya primadona kita, Sacha ..., katanya ...," celotehan Jono seperti sengaja dibuat lambat, seolah untuk menambah ketegangan. "lagi ..., suka ..., sama ..., cowok yang jago banget renangnya."

Mata semuanya membulat. Namun tidak untuk Irfan. "Loh?" Irfan mendelik. "Bukannya Sacha emang suka sama Malki?"

Semua pria langsung mengalihkan pandangannya pada Malki yang duduk di ujung sambil memainkan ponsel, yang sejak tadi tidak ikut-ikutan dan lebih memilih asik sendiri. Para pria jomblo itu nampak berpikir, menelaah dan mengira-ngira apakah yang digosipkan itu fakta atau hanya kabar burung semata.

"Sacha beneran suka sama lo, Ki?" Lantang dan tanpa beban, Jono berceletuk.

Malki menoleh dengan datar. "Jangan percaya, Guys. Lo kira ada cewek yang suka sama cowok tapi kerjaannya marahin cowok itu mulu?"

"Ada." Irfan menjawab dengan pasti.

Semua mengangguk-angguk setuju. "Iya banyak."

Wajah Malki gelagapan. "Ah? Umm. Hmm. Yah, tapi Sacha beda kan? Dia ..., pokoknya ..., gak suka deh sama gue. Gak sama sekali." Tangan Malki menepis-nepis angin sembarangan. Saat dirinya menangkap pandangan mengintimidasi dari teman-temannya itu, Malki langsung merengut. "Udah deh. Gue lagian gak mau sama dia kok!"

"Yakin lo?" tanya salah seorang dari mereka.

"Yakin."

"Doi baik banget loh."

"Gak ah."

"Doi kerjanya bagus loh."

"No way."

"Doi rajin banget."

"Gak."

"Doi cantik banget, Bro!"

Mendengar kata cantik, Malki merengut. "Gak. Gak. Gak. Gue bilang nggak. Dia jelek, sama sekali gak cantik!" Malki menyandarkan diri pada sandaran bangku seraya mengalihkan pandangannya ke tempat lain. "Udah gak usah itung gue. Kalian aja yang saingan rebutin dia, sana."

Teman-teman Malki hanya sibuk saling pandang.

"Terus, kira-kira, siapa yang disuka sama Sacha?" tanya Irfan kembali fokus pada gosip utama. "Lo tau orangnya, Jon?"

Jono mengangkat bahunya. "Gue gak dikasih tau detail-nya sama Ine," ujar Jono sampai beberapa detik kemudian tiba-tiba terpikirkan sesuatu. "Eh, apa ..., bang Farhan ya? Bang Farhan kan juga jago banget tuh renangnya."

Lagi-lagi para lelaki itu sibuk berpikir. Mengelus-elus dagu seraya menerawang dan menimang-nimang segala kemungkinan yang masuk akal.

"Eh tapi bisa jadi anak lain juga loh!" Irfan mengangguk-angguk, merasa dirinya menemukan sesuatu yang lain. "Bisa jadi Sacha suka anak dari klub lain yang jago renangnya."

Priiit

Gosip terhenti, semua mata menoleh ke sumber peluit berbunyi. Di sanalah mereka mendapati Farhan berjalan bersama dua orang. Satunya seorang gadis mungil dengan rambut cepol dan satu lagi seorang laki-laki tinggi berhidung mancung dengan rambut hitam pekat.

"Guys, sini dulu bentaran." Farhan melambaikan tangannya ke arah Malki dan teman-temannya itu. "Ada yag baru nih."

Semua mengikuti perintah sang Ketua, termasuk Malki.

Farhan memamerkan wajah cerianya. "Guys, gue baru tau kalau kampus kita punya satu atlit renang lain."

"Mantan, Bang." Pria dengan rambut hitam tadi tersenyum seusai membenarkan ucapan Farhan.

"Iya, mantan." Farhan berdehem. "Kenalin nih. Namanya Jovan. Dulu dia sering ikutan olimpiade sebelum kuliah. Tapi ternyata sekarang masih aktif latihan sendiri meski gak lagi ngikutin lomba-lomba." Farhan memperkenalkan pria tadi sembari tersenyum. "Dia udah mau pas gue ajakin masuk klub kita. Lumayan kan atlit kita nambah satu."

Irfan, Jono, serta yang lainnya, mengangguk-angguk.

Malki hanya bergeming saat dirinya melihat Jovan tersenyum manis ke arah Sacha, yang juga dibalas dengan senyuman oleh gadis itu.

"Dia ini ternyata temennya Sacha. Katanya pernah ketemu di Korea. Ini juga Sacha yang ngenalin Jovan ke gue. Jovan katanya layak masuk klub kita. Sekarang Jovan kuliah semester empat, jurusan teknik sipil." Farhan menjelaskan panjang lebar.

"Jadi lo jago renang, Van?" tanya Jono ringan.

Jovan tersenyum. "Gue bisa renang. Kalau masalah jago sih gue gak tau. Takaran jago atau nggak tiap orang kan bisa jadi beda-beda. Apalagi di mata sesama perenang." Jovan tersenyum sangat ramah.

"Coba renang dong, Van." Irfan seenaknya memberikan instruksi.

Jovan melihat ke arah Farhan yang dibalas dengan anggukan. Beberapa detik kemudian Jovan membuka bajunya dan melangkah ke arah kolam.

BYUUUR

"Wow! Emang jago njir ternyata." Irfan berdecak kagum melihat Jovan yang sedang berenang gaya dada dengan lihainya.

Sacha yang sejak tadi sudah tersenyum kini bersuara. "Nah kan, Jovan emang jago banget renangnya."

Irfan, Jono, juga yang lain, langsung saling bertatapan penuh tanya seusai mendengar pujian dari mulut mungil Sacha. Semua tampak memikirkan suatu hal. Termasuk Malki yang terlihat hanya bergeming dengan wajah datar.


---------------

part 5, yeay!

cieee Malki cieee ada saingan cieee xD

dukung penulisnya dengan berikan vote dan komennya yaps, thankyouu

next part: gerah /hayoloh apa/

Splash [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang