14| Tanding Lagi

43.9K 4.7K 461
                                    

Ini kali ke sekian mata Malki terus menilik pintu masuk kolam. Belum ada juga.

Babak penyisihan tahap ke dua akan diadakan hari ini. Tertera pukul sembilan pagi pada jadwal yang disebar luaskan Farhan melalui broadcast sebelumnya. Namun, entah apa yang sedang merasuki pikiran Malki, ia sudah tiba sejak pukul delapan tadi. Bahkan datang paling pertama di antara yang lainnya.

Lima menit sekali Malki melihat jam di tangan. Ada gelisah tercetak jelas pada mimik wajahnya. Setiap ada yang datang, Malki langsung melirik ke arah pintu itu. Sebaliknya, di antara rasa gelisah akibat menunggu, Malki juga sesekali mengulas senyumnya. Sudah lama sekali Malki tidak merasakan ini semua. Menanti-nanti seseorang dengan debaran dalam hatinya.

"Ki, duduk kek. Jalan-jalan mulu, gue pusing liatnya." Irfan, yang sedang duduk tak jauh dari Malki, mengerutkan keningnya keheranan.

"Iya," dukung Jono atas ucapan Irfan. " Jalan ke sana, jalan ke sini. Bolak-balik, bolak-balik." Tangan Jono bergerak ke kanan dan kiri mengikuti ucapannya sendiri. "Senyum-senyum sendiri pula."

Malki melipat bibirnya sebentar. "Siapa yang senyum sendiri?" elak Malki tidak terima.

Irfan terbangun dari duduknya dan mendekat ke tempat Malki berdiri. "Nyariin siapa sih?" Leher Irfan bergerak sebentar, menoleh ke arah pintu masuk. "Lo lagi janjian sama orang? Nungguin kecengan? Atau cewek yang ditaksir? Sampe senyum sendiri gitu."

What?

Malki membelalak kemudian memutar kedua bola matanya pelan. "Nggak tuh," jawab Malki dengan nada ketus.

Melangkah lagi menjauhi Irfan dan Jono yang masih duduk keheranan itu Malki lakukan untuk menyembunyikan wajahnya yang menampakkan jawaban sebaliknya. Kecengan? Naksir? Nggak. Nggak. Nggak. Malki berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau ia menunggu hanya karena perasaan tidak enaknya kemarin.Sacha mungkin tidak akan sampai jatuh pingsan kalau saja Malki datang lebih cepat. Iya, Ki. Karena itu.

Malki menghela napasnya dalam. Tapi ... nunggu itu ternyata gak enak ya. Apa mungkin kemarin dia juga kayak gini?

"Jovaaan, balikin ih!" rajuk seorang perempuan.

"Liat bentar doang, Cha. Jangan pelit," balas lelaki sembari tertawa keras.

Rahang Malki menegang seketika mendengar dua suara yang tak asing baginya itu. Jantungnya berpacu cepat saat perlahan menolehkan wajahnya ke arah pintu masuk kolam. Benar saja. Dugaan yang malki takutkan terlihat dengan nyata di depan matanya sekarang. Sacha datang bersama Jovan. Mereka terlihat sedang memperebutkan sebuah barang.

"Malkiii!" Terikan ceria dari Sacha membuyarkan lamunan Malki. Sacha yang menyadari adanya Malki melihat ke arahnya langsung melambai-lambaikan tangannya tinggi.

Malki mendengus sebal. "Cewek pemberi harapan palsu," ketus Malki dengan decakan.

"Mau ke mana, Ki?" tanya Jono heran saat mendapati Malki kembali melangkah ke arah Jono dan Irfan tapi mulai melewati keduanya.

"Nyebur bentar. Gue butuh yang dingin-dingin!" jawab Malki ketus.

***

      

"Oke, guys. Sekarang giliran seleksi tahap dua. Masih gaya punggung ya. Gue cuman mau liat aja setelah dua kali seleksi hasilnya bakalan sama atau beda."

Splash [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang