First

117 18 2
                                    

Soekarno Hatta Airport

"Hei sayang... long time no see ya. Akhirnya kamu pulang juga ke Indonesia. Mama kangen banget sama kamu " ucap Tiffany sambil memeluk Eric erat

"Hmm..." jawab Eric tak minat

"Kamu gak kangen ya sama mama? Kok muka kamu suntuk gitu" Tiffany melepaskan pelukannya

"Bukan gitu ma. Aku sekarang lagi capek banget. I need to rest" jawab Eric sambil menyunggingkan seulas senyum.

"Oh oke. Lebih baik kita pulang ke rumah, mama sudah masakin makanan kesukaan kamu" ucap Tiffany sambil membantu Eric membawakan kopernya.

Eric Prasetya Kenzo cowok keren dan ganteng yang bisa membuat kaum hawa jatuh hati padanya. Mata coklatnya yang indah, hidung mancung, rambut yang stylish dan badan yang proporsional menjadi penyempurna pada dirinya. Ia sangat suka menyanyi dan baginya menyanyi itu bisa membuatnya relax. Impiannya adalah menjadi penyanyi. Tetapi ada satu orang yang sangat keras melarangnya mewujudkan impiannya itu. Sejak umur 3 tahun ia dibawa ke Korea dan dirawat oleh tante hana. Walaupun ia jauh dari orangtua nya, tetapi ia masih dapat mengenali kedua orangtuanya itu karena tak jarang mereka pergi ke Korea untuk bertemu dengan Eric walaupun hanya saling bertatap muka.

------------------------SHE-----------------------

Dan Disinilah Eric berada di rumah besar dan mewah yang dulu di tempatinya. Semua yang ada di rumah ini masih terlihat sama seperti dulu kecuali cat nya.
Eric berjalan lesu menuju kamarnya. Bahkan kamarnya pun masih terlihat sama sejak terakhir kali Eric tempati.
Eric membaringkan tubuhnya di atas kasur king size nya dan menutup matanya untuk menghilangkan rasa lelah yang dirasakannya. Sebenarnya Eric tidak ingin pulang ke Indonesia dia ingin terus tinggal di Korea. Tapi karena perintah ayahnya ini Eric terpaksa pulang ke Indonesia dan melanjutkan sekolah nya.

Flashback

"Pokoknya kamu harus pulang ke Indonesia" ucap orang tersebut dengan tegas

"Aku gak mau pa. Aku mau tetap disini. Kalau aku pulang ke Indonesia gimana sama sekolah aku disini?" Jawab Eric tak kalah tegas

"Kamu lanjutkan sekolahmu disini. Tinggalkan sekolah seni mu itu. Kau itu calon penerus perusahaan papa" ucap papa Eric kembali

"Aku gak bisa pa tinggalin sekolah disini. Seni itu udah melekat pada diriku pa. Aku ingin terus mengejar mimpi aku menjadi penyanyi"

"Tinggalkan sekolah seni mu itu! Mau jadi apa kamu hah? Jadi penyanyi? Kau itu harus nya menjadi penerus perusahaan papa bukan menjadi penyanyi yang tidak ada artinya itu"

"Enough pa. Pokoknya aku gak mau pulang ke Indonesia. Papa sendiri yang membuangku kesini, jadi aku bebas melakukan apa yang ku mau. Tapi sekarang? Begitu kak Alex meninggal, papa ketar-ketir mencari pengganti posisinya. Dan tadi apa papa bilang? Menjadi penyanyi tak ada artinya? Menurutku menjadi penyanyi lebih berarti dari apapun itu" ucap Eric sedikit meninggikan nada suaranya.

"Jaga bicaramu Eric. Papa tidak pernah mengajarkanmu bicara kasar seperti itu kepada orang tua" bentak Ravi

"Papa memang tak pernah mengajarkanku hal seperti itu. Aku di buang oleh papa ke Korea dan dititipkan kepada tante hana untuk dirawatnya. Dan sekarang papa menyuruhku pulang hanya karena kak Alex sudah tidak ada? Karena anak kesayangan papa itu sudah tidak bisa bekerja melanjutkan perusahaan papa? Apa kalau kak Alex masih ada papa akan tetap membiarkan ku tinggal disini? Jika ingin membawaku kembali ke Indonesia kenapa harus sekarang? Apa baru sekarang aku dibutuhkan oleh papa?" kini terdengar nada sinis dari ucapan Eric.

SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang