Eric membawa mobilnya menuju rumah nya. Ia tidak jadi pergi ke cafe. Alasannya karena, pertama, Irene tidak bisa menemaninya, kedua, entah kenapa mood nya berubah drastis sekarang.
Eric memasukan mobilnya kedalam garasi. Keadaan rumahnya sangat sepi saat ini, papa nya sibuk di kantor, mama nya? Entahlah mungkin sedang pergi bersama teman-temannya.
Eric menuju kamarnya, dan berbaring diatas kasurnya. Tak lama, matanya pun terasa berat dan akhirnya ia terlelap masuk ke alam mimpi.
Jam menunjukan pukul 7 malam. Eric masih terjaga dalam tidurnya. Tiba-tiba dering hp nya berbunyi. Mata Eric perlahan-lahan terbuka, ia lalu mengambil hp nya yang masih berada di saku celananya dan membaca sebuah pesan yang ternyata di kirim mama nya.
Mama sama Papa pergi ke luar kota selama 3 hari. Kamu baik-baik ya di rumah. Kalau ada perlu kamu minta saja sama bi sari. Kamu sudah makan malam?
Eric tidak membalas pesan itu dan langsung menghapusnya.
Eric melirik jam dinding yang terletak di kamarnya. Ia lalu bersiap-siap untuk makan malam di luar.
"Tuan, anda ingin makan malam?" Tanya bi sari ketika melihat Eric yang sedang menuruni tangga.
"Tidak usah, saya akan makan malam di luar" balas Eric.
"Tapi Tuan.." belum sempat bi sari menyelesaikan ucapannya, Eric sudah pergi dari hadapannya.
Eric menuju ke sebuah restauran yang letaknya tidak jauh dari rumah nya.
Sambil menunggu pesanannya datang, Eric mengedarkan pandangannya ke sekeliling restauran. Banyak para wanita yang memandangnya kagum. Eric hanya cuek saja mendapat perlakuan seperti itu. Eric lalu menyibukkan dirinya dengan memainkan hp nya.
"Eric?" panggil seseorang.
Eric mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya ia bahwa yang memanggilnya adalah Irene yang masih bersama Mark.
"Irene? Ngapain disini?"
"Mau makan lah masa mau belajar" jawab Irene.
"Oh iya, boleh ya gue sama Mark duduk disini soalnya meja lain udah penuh" ucap Irene mengedarkan pandangannya ke sekeliling restauran.
Melihat reaksi Eric yang diam, Irene pun berkata lagi, "oh lu lagi sama orang lain ya?"
"Enggak kok gue sendiri. Duduk aja"
Irene lalu duduk di hadapan Eric, dan Mark duduk disamping Irene.
"Tadi gimana nyanyi di cafe nya? Rame ga?" Tanya Irene.
Eric bingung harus menjawab apa, apakah ia harus bohong atau jujur, "rame kok tadi" dan akhirnya Eric memilih untuk bohong.
"Pasti seru. Maaf banget ya ric gak bisa nemenin lu tadi" wajah Irene tiba-tiba murung.
"Gapapa kok" Eric tersenyum simpul.
"Maaf ya, gara-gara gue, Irene gak bisa nemenin lu tadi" Mark membuka suaranya.
"Gapapa santai aja" balas Eric.
"Mark, lain kali kalau mau jemput gue bilang-bilang dulu. Okey?"
"Iya, bawel" Mark mengacak-acak rambut Irene.
Eric yang melihat nya, menatap tajam Mark sedangkan Mark memberikan senyum mengejeknya pada Eric.
Pesanan mereka pun datang, mereka menghabiskan makanannya dalam diam.
"Kayaknya mau hujan deh" ucap Irene begitu mereka keluar dari restauran.
Baru saja dibilang, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
"Yah gimana dong? Mark lu bawa jas hujan gak?" Tanya Irene pada Mark.
"Enggak ren. Mana gue tau kalau mau ujan"
"Lu naik apa?" Tanya Eric pada Irene yang berada disampingnya.
"Motor"
"Lu gue anter" ucap Eric mengeluarkan kunci mobilnya.
"Irene tadi berangkat sama gue, jadi gue yang anter dia pulang" ucap Mark tak terima
"Dan lu mau biarin dia hujan-hujanan?" Tanya Eric sinis.
"Kan bisa nunggu hujannya berhenti" balas Mark.
"Kalau gak berhenti?"
Mark diam tak membalas ucapan Eric. Irene yang melihat kelakuan kedua orang yang ada disampingnya ini hanya geleng-geleng kepala.
"Gue minta kakak gue aja buat jemput"
"Itu pasti bakal lama" ujar Eric.
Tanpa berlama-lama lagi, Eric segera menarik tangan Irene dan membawanya ke mobilnya.
"Ric trus Mark gimana?" Tanya Irene saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Biarin aja. Kan dia bilang dia mau nungguin hujannya berhenti"
Eric lalu menyalakan mobilnya meninggalkan restauran.
"Ren, Hujannya deres banget, gue susah liat jalannya ditambah lagi ini udah malem" ucap Eric menepikan mobilnya di tepi jalan.
Irene menggaruk kepalanya yang tidak gatal,"Gimana ya Ric?"
"Mau ke rumah gue?" Tawar Eric sambil menatap Irene yang terlihat dari raut wajahnya sedang kebingungan.
Irene membulatkan matanya tak percaya dan menengok ke arah Eric, "Hah?"
-------------------------SHE----------------------
Typo bertebarannnVommentnya di tunggu ya:)
Sengaja bagian ini di bikin pendek, tapi next part nya udah ada kok tinggal di terbitkan. Tapi mau nunggu sampai ada yang vomment dulu :D
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE
Teen FictionEric Prasetya Kenzo. Cowok ganteng dan keren yang sangat menyukai bernyanyi. Impiannya pun ingin menjadi penyanyi bukan penyanyi yang sekedar bernyanyi saja tetapi penyanyi yang bisa membuat lagu dan musik sendiri, dan menjadi produser musik. Tapi a...