Irene Secret

43 8 1
                                    

Matahari sedang berusaha bersinar di ufuk timur. Warna langit masih nampak kekuning-kuningan, udara sejuk, dan kesegaran embun-embun pagi, kesemuanya diselimuti hawa sejuk khas pagi hari.

Gadis yang sedang terlelap itu pun bangun, ia mengedarkan pandangannya, bertanya-tanya sedang dimana ia berada saat ini?

"Ini dimana? Kamar gue udah berubah ya?" Gumam Irene sambil mengucek matanya.

Seperkian detik kemudian ia tersadar.

"Yaampun, gue masih dirumah Eric." Irene menepuk dahinya. Ia lalu keluar kamar mencari keberadaan Eric. Namun, ia tak menemukan siapapun hanya wanita paruh baya yang sedang memasak yang ia temui.

"Kamu siapa ya?" Tanya wanita paruh baya itu heran melihat Irene.

"Saya Irene, temannya Eric." jawab Irene tersenyum ramah.

"Oalah, temannya tuan muda toh." ucap nya dengan aksen logat Jawa.

"Perkenalkan saya bi sari, assisten rumah tangga disini." wanita paruh baya itu mengulurkan tangannya.

Irene membalas uluran tangan itu dan tersenyum manis.

"Bi Sari lagi masak apa?" Irene memperhatikan Bi Sari yang sedang mencuci udang.

"Oh, ini saya lagi buat nasi goreng seafood."

"Boleh saya bantu?"

"Gak usah non. Saya saja."

"Gapapa bi, saya gak ada kerjaan nih bi." bujuk Irene.

"Yowes lah non." Bi Sari memberikan celemek.

Irene lalu membantu Bi Sari membuat sarapan, seperti memotong wortel dan cabai, menggoreng udang, dan menyiapkan bumbu untuk nasi goreng.

"Non maaf sebelumnya sepertinya saya harus keluar sebentar karena ada perlu. Non bisa toh lanjutin masaknya?" Tanya Bi Sari dengan gugup.

"Bisa kok. Sebentar lagi ini kan selesai." Ucap Irene sambil menuangkan nasi di penggorengan.

"Yaudah non saya pamit dulu ya," Bi Sari melepas celemeknya, "oh iya, tuan muda biasanya kalau sarapan selalu minum susu. Tolong sekalian di buat ya non."

Irene mengangguk,"tenang aja Bi, semua pasti beres"

Bi Sari lalu pergi meninggalkan dapur. Irene masih sibuk berkutat dengan masakannya.

Tak lama, Irene telah selesai dengan masakannya. Ia lalu menyajikannya dan menatanya di meja makan. Tak lupa, segelas susu juga sudah tersedia di meja makan. Irene tersenyum puas melihatnya.

"Lagi ngapain?" Suara seseorang mengagetkan Irene.

Irene lantas membalikkan badannya dan mendapati Eric yang sedang mengucek matanya. Mungkin ia baru saja bangun. Dan lihatlah penampilannya saat ini. Rambutnya yang acak-acakan justru menambah kadar ketampanannya. Irene bahkan menahan nafas dibuatnya.

Eric yang melihat Irene diam saja menggoyang-goyangkan tangannya didepam wajah Irene.

Irene terperanjat, "Kenapa?"

"Lu lagi ngapain?" Ulang Eric.

"Oh, tadi bantuin Bi Sari masak."

"Bi Sari nya mana?" Eric duduk dikursi meja makan.

"Lagi keluar sebentar katanya ada urusan."

Eric menganggukan kepalanya. "Duduk. Gue gak bisa ngabisin ini semua." Ucap Eric lebih tepatnya terdengar seperti perintah.

Irene lalu duduk di depan Eric dan menuruti perintah Eric.

Mereka kemudian menghabiskan sarapannya. Setelah selesai Irene membawa piring-piring yang kotor ke bak cuci. Irene berniat untuk mencucinya. Namun, Eric melarangnya karena katanya itu tugas Bi Sari.

SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang