AYO SEBUTIN KELUH KESAH KALIAN SELAMA MEMBACA CERITA MEREKA. KARENA INI SUDAH BERAKHIR, DAN TIDAK AKAN BERTEMU LAGI. KWKWKW
Ketjup Basah dari bang Alva:*
Peluk hangat dari neng Abi{}Author POV.
Abigail tidak mengedipkan matanya sama sekali, bahkan ia tidak sadar jika ia berdiri disebuah lapangan yang begitu ramai oleh wisatawan yang sibuk memotret keindahan Tokyo dimalam hari. Matanya masih menatap sosok yang menjulang tinggi didepannya, bahkan tak ada yang berani mengeluarkan suara sejak tadi.
“Kenapa elo bi–“
Mulutnya terdiam saat telunjuk itu berhenti tepat didepan mulutnya, mata hitam itu begitu tak terbaca.
“Because you and I destined to be together.” Bisiknya. Ucapan itu terdengar jelas ditelinga Abigail, menghantarkan hingga ke hatinya yang langsung berdetak kencang mendengarnya. Sesuatu yang sejak dulu tak pernah ingin ia akui.
Mata Abigail tertutup, mencoba meredakan detak jantungnya yang tidak berhenti bahkan menyembunyikan senyuman karena ucapan itu.
“ALVA!!” Abigail langsung berhambur kepelukan Alva, pria yang ia hindari selama ini berdiri dihadapannya, menyelamatkannya dari malapetaka yang ia hindari dari permainan yang ia buat.
Pelukannya semakin erat, ia tidak percaya Alva berada dipelukkannya bahkan selama ini kode yang ia berikan dari video yang ia upload beserta locationnya seperti tidak digubris olehnya, sebenarnya ia menulis itu memilik alasan tersendiri agar Alva menyusulnya memberinya kejutan dengan membawa bunga saat ia tampil. Namun nyatanya tidak, Alva tidak datang sejak kepergiannya melakukan tur bahkan saat ia melakukan konser pertama di Sri Langka, Alva tidak hadir.
Alva mengelus rambut Abigail perlahan, ia membalas pelukan gadis itu. Jauh-jauh dari Jakarta karena sudah tidak kuat menahan rindu beserta kekesalan karena tindakan Abigail, ia langsung memesan tiket dan baru tiba di Tokyo sejam yang lalu. Semua ia lakukan karena ia tak ingin Abigail bermain-main lagi, cukup sudah waktu bermain. Karena sekarang waktunya setia.
“I miss you,” Bisik Alva, ditariknya tubuh Abigail lalu tangannya menyelipkan anak rambut yang menutupi wajahnya.
Abigail tidak menjawab, remember? Abigail memiliki sifat gengsi luar biasa jika bersangkutan dengan perasaannya. Namun Alva memahaminya, dia memeluk Abigail lagi seakan tak ingin membiarkan gadis itu kembali pergi.
“I heard you.” Bisik Alva. Ia mulai membicarakan kejadian malam terakhir mereka di Malaysia. Dan Abigail tau itu.
“Good!” Abigail terlihat salah tingkah, sangat jauh dari sikap Abigail selama ini. Alva melihat Abigail malam ini seperti gadis biasa, gadis remaja yang bertemu kekasihnya. Sama seperti Alva.
“Can you repeat?”
Abigail membelalakan matanya, Alva tersenyum manis menatapnya seakan menutupi pandangan jika pipi Abigail kali ini bersemu merah karena harus mengulang ucapan malam itu. Ucapan yang tak pernah ia lakukan pada siapapun, dia tidak pernah menyatak itu kepada orang lain meskipun berstatus pacarnya.
Namun Abigail tidak mau berbohong lagi, cukup sudah ia berbohong pada hatinya. Dia lelah jika harus seperti saat ini, dia membutuhkan seseorang. Seperti Alva.
“I love yo–“
Alva tak butuh kelanjutannya, ia langsung mengecup bibir Abigail yang terbuka itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blank Space
Random[[Hutama Family-season 5]] Hal yang paling sensitif antar manusia adalah uang, namun nyatanya dihidup Abigail bukan itu. KEPERCAYAAN adalah hal yang paling sensitif bahkan tidak pernah ia campuri dengan segala hal, hanya satu yang ia percaya. Tuha...