#Part 3

620 49 0
                                    

Hanna Pov

Aku akhirnya pulang di antar oleh Harris. Sungguh dia baik sekali padaku. Aku rasanya kehilangan semangat hari ini karna melihat dirinya lagi yg sudah ku buang jauh-jauh dari kehidupanku.
Sungguh, masa lalu itu benar-benar membunuhku.

Kalian pasti ingin tau siapa yang selalu ku sebut dengan DIRINYA dan orang yang pernah mengkhianati aku itu. Jujur, aku belum siap untuk menceritakannya pada siapapun kecuali Emily. Emily , dia sahabat satu-satunya. Dialah teman terbaikku.

Hmm ngomong-ngomong sedari tadi aku belum bertemu dengan nya. Dan rasanya aku ingin menceritakan keluh kesah ku padanya. Sebaiknya ku telfon saja dia.
Ku ambil hp ku yang ku taruh di atas nakas.

Tutt.... Tuttt ...

Bunyi Nada sambung telepon terdengar.

-"Halo ?" Tanya suara di sebrang

-"Halo Emily , kau mau tidak main ke rumahku ? Aku kesepian"

-"Apa lagi yang terjadi padamu kali ini Hanna. Kau pasti sedang ada masalah . Iya kan ?"

-"Hmm kau tau saja"

-"Iyalah aku kan sangat mengerti dirimu. Baiklah aku akan ke sana 20 menit lagi. Tunggu ya"

-"Ya. Trimakasih Emily"

-"Ur well sist"

-"Baiklah bye"

-"Bye"

Huh akhirnya aku bisa menceritakan hal ini pada Emily. Ku langkahkan kaki ku menuju lemari mengambil pakaian ganti dan mukenah serta sajadah. Walaupun aku tinggal di negara yang mayoritas nya non muslim. Tapi aku tetaplah muslim yang harus memenuhi kewajibanku. Karna inilah pesan yang di sampaikan ibuku sebelum meninggal. Ya , ibuku sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Untung aku memiliki ayah yang setia dan pengertian ia tidak mau menikah lagi jika itu mengganggu kebahagiaanku . Tapi aku terkadang juga merasa kasihan padanya.

Lalu Ku laksanakan kewajiban ku sesuai amanat dari almarhum ibuku. Aku jadi rindu ibu. Dialah dulu tempatku mengadu . Tapi sekarang aku hanya punya ayah . Aku tak mungkin kan mengganggunya dengan masalah anak remaja seperti ini. Lagipula aku masih punya Emily. Dia sudah seperti saudara perempuan yang selama ini tak ku miliki.

*****

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar bunyi ketukan pintu dari luar. "Itu pasti Emily" pikirku

"Ya tunggu sebentar" teriakku dari arah kamar.

Ceklek.

Ku buka pintunya dan menampilkan sesosok gadis brunette yang tersenyum sambil membawa sekotak pizza di tangannya.

Hanna : "EMILYY!!!! " pekikku senang dan aku langsung memeluk sahabatku itu.

Emily : "Hey,  calm down"

Hanna : "Hehe maaf. Aku merindukanmu Em."

Emily : "Ini bahkan belum genap 24 jam kita belum bertemu dan kau sudah merindukannku huh?  Aww aku merasa tersanjung sekali"

Hanna :"whatever" jawabku sambil memutar kedua bola mataku

Emily : "Sudahlah,  apa kau tak membiarkan tamu mu masuk ? Sungguh tuan rumah yang sopan"kata Emily sarkas

Hanna : "Iya iya. Silahkan masuk nona Wilson" kata ku sambil membuka pintu lebar-lebar.

Emily : "Thankyou"

Emily pun masuk dengan gaya bak seorang model saja. Aku jadi ingin tertawa melihat tingkahnya. Harus ku akui bahwa sahabat ku itu cantik. Tak salah jika banyak pria yang mengejarnya. Aku pun menutup pintu dan menyusulnya duduk di atas sofa.

Emily "Kenapa kau senyum-senyum sendiri?  Kau gila ya ?"

Hanna : "Tidak. Aku baru sadar jika kau cantik"

Emily : "Well, I know It." Kata Emily sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.

Hanna : "sudahlah. Apa pizza itu untukku?  Kau perhatian sekali"

Emily : "siapa bilang pizza ini untukmu?  Kau gr sekali"

Hanna : "yasudah kalau bukan untukku juga tak apa" jawabku kesal

Emily : "Aku hanya bercanda. Lagipula ngapain juga aku bawa pizza ini kalau bukan untukmu? "

Hanna : "Aww itu manis sekali sissy"

Emily : "Sudahlah. Sebenarnya apa yg ingin kau ceritakan padaku? "

Pertanyaan Emily barusan membuat mood ku jadi buruk lagi. Seketika aku menjadi lesu mendengarnya.

Hanna :"Dia kembali Em"

******

Maaf ya garing
Semoga kalian suka ya.

Pinky Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang