#Part 19 : Let Me Go

370 41 4
                                    

Hanna Pov

Untunglah tadi aku sampai di kelas pada saat semua sudah sepi. Dan artinya aku tak di hukum. Tapi entahlah untuk besok. Hmm , Aku sudah pulang. Akupun langsung beranjak menuju kamar ku dan kemudian ku rebahkan tubuhku di atas kasur.

"Hari ini sungguh melelahkan sekali" desis ku.

Ku tatap langit-langit kamar ku. Pikiranku kembali teringat tentang apa yang terjadi di sekolah tadi. Ku akui , saat Justin berkata bahwa ia akan memperbaiki semuanya ada sedikit perasaan senang di sana. Tapi hatiku bersikeras menolaknya , ya I Won't falls in the same hole again. Aku tak ingin jatuh di lubang yang sama untuk sekian kalinya.
Ku buang jauh-jauh pikiranku tentang Justin. Namun aku malah berbalik memikirkan orang lain. Harris ...

Aku ingat semua kata-katanya. Bahwa aku harus bersyukur atas semua yang Allah berikan padaku. Ku tatap keluar jendela , daun-daun berjatuhan dan udara semakin dingin pertanda musim gugur akan segera datang.

Aku kembali teringat oleh perkataan Harris , ya hidup layaknya musim yang berganti. Memang hari ini aku sedang dilanda dilema yang besar tapi aku yakin There are Rainbow After Storm. Akan ada pelangi setelah badai. Aku hanya tinggal menghadapi badai itu dan pasti kemudian hari aku akan bisa melihat pelangi hidupku.
Tak sadar aku memikirkan Harris terlalu jauh , semua kata-kata bijak dan senyumannya terasa jelas sekarang. Aku masih belum bisa menyimpulkan perasaan apa ini . Tapi sudahlah aku hanya tinggal menjalaninya saja biar Tuhan yang mengatur semuanya dalam hidupku.

Lalu aku bangkit dari kasur menuju kamar mandi dan menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim.

*****
*Author Pov*

Setelah menjalankan kewajibannya , Gadis berambut hitam ini sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin , bersiap untuk keluar. Sebenarnya ia tak tau apa yang akan dia lakukan. Ia hanya merasa bosan lalu memutuskan untuk pergi keluar rumah mencari suasana baru. Hari ini dia tak berniat menggunakan kendaraan umum / sepedanya ia lebih memilih berjalan saja menikmati suasana kota London di sore hari.

Dengan langkah cepat ia berjalan keluar rumah lalu menutup kembali pagar bercat putih itu. Sebenarnya ia tak tau harus kemana , dia hanya berjalan sesuka hati nya. Udara kota London di sore hari sudah mulai dingin , karena memang sebentar lagi akan musim gugur.

Musim gugur mengingatkan nya akan seseorang. Seseorang yg selalu menyemangati di setiap harinya.

"Yeah He is" pikirnya dalam hati

Musim gugur adalah musim yang selalu ia nantikan. Karna musim gugur adalah musim kesukaan ibunya.

Setelah lama berjalan menyusuri trotoar , ia sampai pada sebuah taman. Taman itu tak begitu ramai , tapi suasana di sana seperti meramaikan hatinya yang sedang sepi. Gadis ini akhirnya duduk di sebuah bangku bercat biru yang sudah agak memudar. Tepat di depannya terdapat sebuah danau dengan angsa-angsa yang berenang dengan tenangnya. Ia menghembuskan nafas panjang dan ia memasukkan tangannya ke dalam saku jaket yang ia pakai. Belum lama berada di sana tapi ia sudah merasa kedinginan

Pandangan gadis itu terpaku pada danau yang ada di depannya. Begitu tenang dan damai. Sampai ia tak sadar bahwa ada orang yang memperhatikannya sejak tadi. Orang itu melangkahkan kakinya mendekat ke arah gadis yang sedang termenung itu. Selangkah lebih dekat , namun gadis itu masih tak bergeming. Sampai akhirnya orang itu telah duduk di sebelahnya ia baru tersadar dari lamunan panjangnya.

***

Hanna Pov

Aku diam termenung memandangi danau yang ada di depanku ini entah sudah berapa lama. Sampai akhirnya aku sadar bahwa ada oranglain yang duduk di sebelahku. Aku menoleh ke arahnya. Tapi seketika aku memasang wajah tak suka tapi ia malah sebaliknya. Ia tersenyum dengan tulus ke arahku. Sebaiknya aku pergi sekarang.
Saat aku hendak pergi meninggalkan dirinya , tangan kuatnya menahanku sehingga aku tak bisa melanjutkan langkahku

"Lepaskan tanganku" kataku padanya dengan nada tinggi

"Please don't go... I beg you" katanya memohon

"Just Let me go Justin" kataku akhirnya dengan suara yang ku pelankan

Justin : "Aku akan membiarkaanmu pergi setelah kita berbicara"

Aku menghembuskan nafas kasar dan akhirnya akupun kembali duduk di tempatku semula.

Hanna:"Bicaralah"

Justin :"Sebelumnya maafkan aku"

Hanna:"Ku rasa tak ada lagi yang perlu untuk di maafkan"

Justin :"Sungguh Hanna maafkan aku. Sebegitu bencinya kah kau padaku ?"

Hanna:"Kau tak perlu meminta maaf. Aku yang terlalu bodoh karna sudah mempercayaimu terlalu dalam"

Justin :"Aku , .. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya"

Aku membulatkan mataku seakan tak percaya dengan apa yang barusan justin katakan padaku.

*****

Semoga suka jj's. Don't forget to click vote & comment (:

Pinky Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang