<skip malam>
"oke malam ini malam ter deg-deg guee"
"oke..oke tarik nafas...buang nafas...tarik..." kata kata Alana terpotong saat hpnya berdering. Leo's calling.
'iya hallo sayang, ada apa?'
'Kmu dimana kok gaada dirumah'
'aku lagi dirumah Irene bantuin dia,soalnya bentar lagi dia mau dinner sama michael'
'ohhh ikut seneng deh, good luck ya buat Irene dan jangan lupa nanti kalo kamu mau pulang atau ada apa-apa bilang sama aku'
'oke sayang bye' sambungan terputus.
"woy al gila lo gue ga disuruh buang nafas nih, sesek tau" kata Irene yang sedari tadi menahan nafasnya.HAHA
"haha sorry gue lupa, oh iya tadi leo bilang good luck buat lu"
"thanks bilang sama dia"
TIIT..TIIT... suara klakson mobil berbunyi didepan rumah Irene. "kayanya itu mike deh"
Mereka pun bergegas turun menemui Michael. Michael? Ya mereka benar ternyata itu Michael.
Saat membuka pintu, Michael kaget sekaligus kagum melihat Irene. Bagaimana tak takjub, gaun selutut bewarna pink dengan flat shoes bewarna merah maroon juga tas selempang bewarna putih tertata rapi di tubuh Irene. Dan tak lupa Alana mempoles wajah Irene dengan make up natural namun tetap cantik.
'perfect' batin Michael berkata.
"hallo mikee lo kenapa" tangan Irene melambai-lambai didepan wajah Michael.
"ehh.. gue gapapa kok yaudah kita langsung berangkat yuk" jawab Michael dengan senyum menawannya.
"yaudah bentar ya gue pamit sama mama papa gue dulu" setelah pamit mereka langsung menuju ke café tersebut.
<café>
Mereka berjalan menuju ke belakang café yang kebetulan terdapat danau dan pemandangan malam yang indah disana. Sangat cantik ditambah lilin yang memang sengaja dihias oleh sang pemilik café. Langit malam yang cantik dengan bintang dan lampu lampu pusat kota yang menambah keindahan malam ini. Sungguh seperti mimpi bagi Irene.
"oiya rene mau pesen apa" Tanya Michael sambil membuka-buka buku menu.
"hmm gue brownies sama jus alpukat aja deh"
"oke mbak kalau gitu brownies 2 sama jus alpukat 2" pesan mike pada sang pelayan yang mulai meninggalkan mereka berdua. Ya hanya mereka berdua ditemani pemandangan indah.
"hmm mike sebenarnya lo ngapain sih ngajak gue kesini?" kata Irene sambil menatap mata Michael dengan sangat dalam lalu beralih melihat danau indah tsb.
"gue ngajak lo kesini Cuma buat pengen deket sama lo dan curhat sama lo"
"curhat? Tentang apa?"
"tentang febby" DEG febby?
"febby?" tanya irene
"iya, semenjak febby pindah ke belanda gue sangat amat sedih. Gue gabisa tidur dan yang lebih parah gue gafokus belajar hanya gara-gara febby. Banyak kenangan gue bersama febby yang gaakan terlupakan. Gue gaakan lupa gimana dia ketawa, gimana dia nangis, gimana dia cemberut. Haha gue kangen semua itu. Dan gue juga bingung setiap istirahat gue kan selalu kekelas dia sekarang gue bingung mau ke siapa setiap gue butuh temen curhat dan sandaran. Lotau? Setiap gue peluk dia, rasanya nyaman banget.." sambil menatap danau,Michael bercerita. Mencoba mengenang masa-masa indahnya bersama febby.
Tidak tahuka Michael hati Irene pedih mendengarnya? Mendengar setiap kenangan manisnya? Sakit sekali rasanya. Disini ada orang yang juga mencintainya. Tak terasa butiran bening mengalir dari sudut mata Irene.
"Irene? Lo nangis" Tanya Michael yang menoleh karna tak mendapat respon dari Irene.
"hah? Gakok, siapa yang nangis?" kata Irene sambil menghapus air matanya perlahan.
"gue kirain hahaha" tak ada kah rasa kepekaan yang Michael miliki sedikitpun? Iya memang Irene menangis.
"hahaha, lagian lo gaperlu bingung kan ada gue, yang bisa lo datengin setiap istirahat. Lo ajak curhat. Dan.....lo......p..pe..peluk." jawab Irene dengan senyum yang malu-malu.
"lo yakin mau gue peluk?" Tanya Michael.
"yakinn" tiba-tiba Michael beranjak dari kursinya menuju Irene dan memeluk tubuh Irene erat. Deg-deg an? Pasti Irene sangat deg-deg an. Jantungnya berdebar kencang. Hangat, pikir Irene.
"eeeheemm" celetuk pelayan yang tiba-tiba datang mengagetkan dua insan ini sehingga pelukan mereka terlepas. "ini mas pesanannya" lanjut pelayan tsb sambil tersenyum menggoda mereka.
"eehh iya mbak makasih ya" balas Michael.
Mereka pun menikmati malam tersebut dengan bahagia. Menikmati makanan mereka sambil bercanda tawa ditemani langit malam yang indah. Sungguh indah bagi Irene.
"rene lo gue anter pulang ya udah malam gabaik anak gadis pulang sendiri. Lagiankan gue yang ngajak dan antar lo kesini" ajak Michael sambil memegang tangan Irene. Irene sangat kaget ditambah jantungnya yang berdegup kencang, wajahnya yang memerah.
"ehh iya deh". Saat jalan menuju ke parkiran, Irene tampak mengelus-elus lengannya kedinginan. Michael yang melihatnya langsung melepas sweaternya dan memakaikannya ke tubuh Irene. Dan menyisakan kemeja abu-abu ditubuhnya. Irene kaget ketiga kalinya. Dan jantungnya ingin lepas saat ini. Wajahnya dan wajah Michael sangat dekat. Secara tidak sadar, Irene mengangkat tangannya memepermudah Michael memakaikan sweater ke tubuhnya. OH GOD.
"udah gak kedinginan lagi kan?"
"udah gak kok, makasih ya" dibalas dengan senyum tulus dari mereka berdua. Saat dimobil, suasana sangat hening. Yang terdengar hanya lagu dari radio mobil. "Like I'm Gonna Lose You - Meghan trainor ft John legend". Sampai Michael membuka percakapan.
"makasih ya ren"
"buat?"
"buat malam ini, lo mau denger curhat gue"
"sama-sama itu udah kewajiban gue sebagai seorang temen" lagi-lagi Irene menunjukkan senyum tulusnya.
"jadi sekarang kita temen?" Tanya Michael sambil tersenyum.
"yess" jawab Irene. mereka berdua tersenyum bahagia. 'kuharap kami menjadi seperti lagu ini, mencintai seperti akan kehilangan' batin Irene berdoa.
"rene.. kita udah sampe nih" tak terasa mereka sudah sampai di perkarangan rumah Irene.
Setelah Irene turun dan berterimakasih kepada Michael, dia langsung masuk kerumah dengan senyum bahagia.
<Paginya>
........................
YOU ARE READING
Snatch Love
Teen Fiction" seperti hujan yang pergi meninggalkan pelangi, seperti malam yang pergi menyisakan pagi, seperti mentari yang pergi digantikan bintang, seperti itu pula diriku yang akan pergi menintipkan bahagia. " -Irene (snatch love)