"lo nangis aja sepuasnya"
Seketika Irene menoleh, ia cepat-cepat menghapus air matanya yang sudah membanjiri pipinya.
"ari?" ya ari mengejar Irene sampai kesini. Ari tau Irene pasti kesini. "lo ngapain kesini?" Tanya Irene lagi.
"gue tau lo pasti sedih dan lari kesini jadi gue kejar aja" kata ari yang mulai mendekat ke arah Irene dan duduk disebelahnya.
"rene liat gue" ari memegang pundak Irene dan membuatnya menghadap ari.
"lo boleh nangis lo boleh teriak sepuasnya tapi ingat. Setelahnya lo harus coba bangkit dan coba move on dari dia." Sambung Ari. Irene masih terisak dan seusegukan.
"udah donk. Lo udah jelek makin jelek aja kek gini" canda Ari. Perlahan Irene tersenyum melihat ari menghiburnya seperti itu.
"ihhh lo rese banget si" sambil memukul pelan tangan Ari, Irene tertawa kecil.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang melihat mereka berdua. Violet iya dia violet. tak terasa air mata violet mulai turun dan membendung. Hatinya sakit melihat pemandangan seperti itu. Violet langusng berlari turun dan menangis sejadi-jadinya.
"ehh udah yuk balik ke kelas. Udah mau bel noh" ajak Irene.
<skip istirahat>
Saat mereka berlima duduk dan makan di kantin, violet hanya diam dan memainkan sedotan di jusnya.
"woyyy vi bengong aja lo" celetuk aurel.
"apaan sih lo ah" apa sih maksud Ari? Dia ngirim coklat buat gue tapi dia cuek sama gue? Yaampun gue kesel deh lama-lama liat mereka. Batin violet bertanya.
Tiba-tiba Jeremy datang dengan roti di tangannya dan menghampiri aurel yang sedang bercanda dengan kiki.
"eee.ee..ee aurel ini roti buat kamu. Aku yang buat loh" ucap Jeremy takut-takut, aurel mengambil rotinya dan Jeremy tersenyum perlahan namun ternyata roti tersebut aurel berikan pada kiki.
"loh itukan buat kamu"
"ya gapapa donk gue kasih ke orang? Gamasalah kan?"
"yaudah deh gapapa asalakan gak di buang aja" Jeremy pergi meninggalkan aurel yang tiba-tiba merasa sedih setelah Jeremy pergi. Eh apaan sih gue kok jadi gini. Aurel membantah perasaannya sendiri.
"lo sih rel.. kasian tau ih"
<pulang>
Setelah Irene sampai dirumah ia segera menuju ke kamar ayahnya untuk sekedar tiduran. Ia sangat rindu pada bau ayahnya yang sedang di luar negri tsb.
Saat Irene iseng iseng membuka laci nakas untuk mencari novel yang bisa ia baca, tak sengaja ia menemukan sebuah amplop coklat. Irene membukanya dan mulai membaca isinya.
<skip>
Malam ini, tanpa di undang Irene ingin berkunjung ke rumah violet. ia ingin menghabiskan waktu di rumah violet. namun saat perjalanan menuju rumah violet, tiba-tiba pandangan Irene buram dan dia tidak sadarkan diri.
Setelah lama Irene pingsan akhirnya ia sadar dari tidurnya yang singkat.
"syukur lo bangun" sahut seseorang.
"ari? Kok gue bisa ada disini?" tanyanya.
"tadi gue lagi jalan-jalan malam dan gue liat elo pingsan di tengah jalan. Jadi gue antar ke rs aja"
"trus? Gue kenapa?"
"katanya sih lo Cuma ke capean aja"
Mereka berdua pun pulang dari rumah sakit dan ari menghantarkan irene pulang.
<di lain tempat>
Saat kiki selesai mandi, ia langsung membuka handphonenya untuk memulai percakapannya dengan natan. Namun ternyata ada seseorang yang mengirimkan pesan kpd kiki.
Unknown : jauhin natan
Kiki : siapa lo? Nyuruh gue jauhin natan?
Unknown : lo gaperlu tau siapa gue. Yang penting lo harus jauhin natan kalo nggak, sahabat-sahabat lo bakal mati.
Kiki tidak menjawab dia lebih memilih tidur dan melupakannya.
YOU ARE READING
Snatch Love
Teen Fiction" seperti hujan yang pergi meninggalkan pelangi, seperti malam yang pergi menyisakan pagi, seperti mentari yang pergi digantikan bintang, seperti itu pula diriku yang akan pergi menintipkan bahagia. " -Irene (snatch love)