4. Dia

16.7K 855 0
                                    


Suasana masjid terasa damai, terlihat beberapa orang yang bertilawah setelah sholat dzuhur tadi. Meresapi, memahami setiap kata- kata Allah dalam Al- quran. Sebuah kitab yang menyempurnakan kitab- kitab sebelumnya.

Dua orang gadis itu tengah duduk di pojok masjid,
"Kenapa mukanya ditekuk?" tanya safa yang melihat wajah zahra

"Bete, abang sibuk banget masa! Aku jarang ketemu, ketemu kalo pagi doang. Pas aku tidur dia baru pulang! Gak ada yang bisa aku ajak curhat jadinya" gerutu zahra, safa melongok mendengar alasan sahabatnya itu.

"Just that!? Subhanallah.. Ku kira kenapa" seru safa kaget, hanya karna itu muka sahabatnya berubah jadi 180°. Wajah yang biasa ceria, jadi ditekuk seperti ini? Oh, zahra- zahra.

"Apanya yang cuma itu? I'm so serious you know? Hehehe... Sudah lah, lupakan"tegas zahra, tapi setelah itu terkekeh. Oh, see.. Wajahnya sudah berubah lagi, safa tidak habis fikir dengan gadis di depannya.

" oh, okey zahra. I'm understanding."
"Ok, ayo antar aku ke rumah sakit!" seru gadis itu, gadis di depannya terkejut.

"Ra, kamu sakit?" tanya safa sambil memegang kening zahra. Gadis itu menggeleng, "tidak, alhamdulillah aku sehat wal' afiat! Aku mau mengajak ay ke panti asuhan, mau ikut?" safa mengangguk.

***
Setelah meminta persetujuan Rai sebagai dokternya Ayse. Zahra dan safa segera membawa Ayse pergi, dengan catatan jaga gadis kecil itu dengan baik. Senyum di wajah gadis kecil itu tercetak jelas, y
a dia sangat merasa senang.

Flashback
"Assalamualaikum.. Apa dokter Raihan ada?" tanya zahra pada seorang suster di depan ruangan rai.
"Waalaikumussalam.. Ada bu, silakan masuk" ujar suster itu, dia ikut menemani zahra masuk.

"Assalamualaikum.. Dokter Raihan"
"Waalaikumussalam.." jawab Rai, dia tersenyum saat melihat  siapa yang datang.

"Kamu ngapain ke sini?"
"Saya mau mengajak ayse, main ke panti boleh tidak dok?" tanya zahra,
"Boleh, tapi hanya 3 jam. Ayse ada jadwal kemoterapi jam 5 sore ini. Dan jaga dia baik-baik. Kalau sakit kepalanya kembali menyerang, dia harus segera kembali ke RS. Mengerti, nona zahra?"jelas rai, mereka sedang bermain peran dokter dan keluarga pasien.

"Saya mengerti, terima kasih dok"ujar zahra sambil terkekeh, suster itu terlihat bingung.
"Makasih ya bang, ara pamit dlu. Terima kasih juga ya sus."
Setelah mengucapkan salam dan mencium tangan abangnya zahra segera menyusul safa yang sudah di kamar rawat ayse.

"Tadi istrinya Dokter Raihan?" tanya suster itu, raihan menggeleng. "Itu adik saya"
"Oh, saya kira istri dokter. Saya permisi dok" raihan mengangguk.

Flashback off

***
"Jazakumillah ya kak, udah bawa ay ke sini."
"Sama- sama ay, kita gak masalah ya kan ka saf?"
"Iya ay, kita seneng kalau liat kamu bahagia"
"Ka zahra!! ayse!!" teriak seorang anak laki- laki sembari menghampiri mereka.
"Assalamualaikum.. Fatih"ucap zahra,
"Waalaikumussalam ka.. Hehehe... Hai ay"sapa fatih tersenyum malu- malu pada ay. Ay tersenyum membalas sapaan anak laki- laki di depannya.

" kita mau nagih hafalan kamu nih, kakak juga udah nepatin janji buat bawa ay ke sini. Gimana?"
"Aku siap ka!"
"Kita ke taman saja ka"
"Kenapa gak di dalam saja?"
"Di dalam sedang ada tamu, ibu- ibu pengajian"

"Emm.. Ya sudah, kita di taman saja."
Saat di taman zahra melihat seorang pemuda sedang duduk di kursi taman, di samping pemuda itu ada seorang anak perempuan.

'Nia?'batin zahra, setelah melihat anak di samping pemuda itu. Zahra tersenyum, pemuda itu tengah mengobrol dengan nia menggunakan bahasa isyarat. Nia terlihat sangat senang. Nia, seorang anak tunarungu.

Zahra memperhatikan gerakan tangan pemuda itu, sekian lama memperhatikan zahra tau apa yg mereka bicarakan. Pemuda itu tengah bercerita tentang kisah Nabi Musa yang membelah lautan dengan tongkatnya.

Zahra tersadar dari lamunanya, dia melirik fatih dan ayse yang sudah tidak di depanya, tapi mereka sudah di bangku taman untuk mendengarkan cerita pemuda itu. "Loh? Aku ditinggal nih? Safa kemana? Kok dia ngilang" tanyanya pada diri sendiri.

"Ya sudah, aku naik ayunan saja. Nunggu sampai mereka selesai" zahra berjalan mendekati ayunan tak jauh dari bangku taman.

Al pov
"Assalamualaikum.." ucap seorang anak perempuan dan laki- laki itu bersamaan. Tapi anak laki- laki itu  menggunakan bahasa isyarat juga kepada nia. Katanya assalamualaikum.. Dia membentuk kepalan tangan huruf a, pada dahi kanan lalu di gerakan ke depan. Nia menjawabnya dengan isyaratnya.

"Bang, lagi cerita ya? Kita mau ikutan boleh?" tanya anak itu padaku, aku tersenyum
"Tentu saja, ini cerita tentang Nabi Musa."jawabku, aku memulai cerita dari awal. Mereka mengangguk,

***
" seru banget bang, jadi akhirnya fir'aun dan bala tentaranya tenggelam di laut merah? Mereka selamat gak bang?"
"Mereka tidak selamat, oh iya nama kalian siapa?"
"Namaku Fatih Ar rayyan"
"Dan aku Ayse Fahima kak, nama kakak siapa?"
"Nama saya Ali, kalian boleh manggil Ali atau Al"
"Ok bang Al/ka Ali" sebut fatih dan ayse bersamaan, hahaha... Beda- beda manggilnya ya?

Sebenernya aku juga bingung, teman- teman dekat dan keluargaku manggil Al. Beberapa teman memanggil Ali, jadilah panggilan namaku suka- suka mereka!

"Oh aku lupa!" seru fatih kaget, aku juga kaget mendengar dia tiba- tiba teriak, gadis di  sampingnya ikut mendelik kaget, tadi nia sudah berjalan pergi, entah kemana.
"Astagfirullahaladzim.. Fatih, kamu ngagetin aku!"omel gadis bernama ayse itu. Aku terkekeh
"Iya maaf ya ay, maaf bang... Hehehe... Aku lupa, kan tadi aku mau storan hafalan surat. Kak zahranya mana?"

Zahra? Dia kah gadis yang sama?
"Hmmm... Mana ya?" ujar gadis itu, dia mengedarkan pandanganya. Dia menangkap sosok yang dicari, tatapanku ikut meneliti sosok gadis yang tengah asik bermain ayunan sambil tersenyum. Tak terasa, ternyata aku ikut tersenyum melihatnya.

Astagfirullahaladzim! Al, Al tundukan pandanganmu. Benar itu dia, ini untuk ke empat kalinya aku melihat dia. Dia tersenyum, khimar biru dongkernya mengikuti gerakan dia yg tengah bermain ayunan.

Bersambung..
Assalamualaikum... Semoga pada suka ceritaku ya :)

Takdir cinta dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang