6. Research

14.4K 713 5
                                    

Sejuk.. Itu yang dirasakan rombongan Zahra begitu sampai di gapura Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Wajah mereka terlihat bahagia, mereka menghirup banyak- banyak udara bersih yang jarang atau bahkan tidak didapatkan di jakarta pada jam- jam seperti ini. Berangkat pukul setengah 6 dan sampai di sana jam 11. Truk yang mereka naiki melaju masuk, terlihat berbagai macam tumbuhan. Ada tumbuhan paku di tebing sebelah kanan, bunga lipstik yang tumbuh menggantung, pohon nangka, dan beberapa pohon besar lainnya. Masya allah... Hijaunya! Truk mereka berhenti di pos dekat kebun teh.

Ah pemandangan yang sangat indah, kebun tehhhhhh...
Zahra dan rombonganya berjalan ke arah pemukiman, menuju rumah penduduk yang akan menjadi tempat tinggal sementara mereka. Zahra dan Safa dapat rumah milik kang amin dan bi iis, mereka punya 2 orang anak yang masih sd.

"Assalamualaikum..."sapa seorang wanita berumur 40 tahunan
"Waalaikumussalam.."jawab zahra dan safa
"Ieu teh, eneng- eneng yang mau penelitian itu nya?" tanyanya.
"Iya bu, nama saya zahra."
"Saya safa bu"
"Panggil bibi saja, hayu neng, ikut bibi ka rumah"ujarnya ramah

Mereka sampai di rumah sederhana, rumahnya seperti rumah panggung tapi tidak tinggi seperti rumah panggung.

Zahra pov
Begitu sampai bi iis langsung menyiapkan makanan dan minuman untuk kami. " ieu, di cicipin ya neng. Maaf atuh, bibi mah gak bisa kasih makanan enak. Seadanya aja"

"Hatur nuhun bi, ini teh euleuh. Mantap pisan" seruku sambil menunjukan 2 jempol, safa terkekeh melihat gayaku. Ahh.. Aku emang lucu dan imut- imut gitu, iya kan? Hehehe...

"Iya bi, ini pasti enak" pandang safa dengan mata berbinar, dia ini memang suka makan. Lihat saja badanya itu, kecil! Heleh.. Heleh.. Dia tidak bisa gemuk, sama seperti aku :D. Hehehe..

Di depan kami tersaji, nasi, karedok, perkedel bodon, lalapan, sambal, dan tak lupa tahu tempe. Masya allah.. Rasanya perutku minta di isi saat melihat mereka semua. Minumnya di temani teh anget, hujan kembali turun mengguyur, menghujam segala apa yang ada di bawahnya. Menyirami para tanaman, tercium bau hujan yang bercampur tanah.

"Bi, ini enak banget!! Eleh mantab lah" seru safa, aku mengangguk setuju. Tujuan kami ke sini adalah melakukan penelian di taman nasional halimun salak, rencananya besok pagi kami akan pergi ke pos pemantauan elang jawa dekat kebun teh, rasanya aku tidah sabar lagi.

Suara adzan zuhur sudah menyeru, memanggil kami yang tengah menikmati hujan di temani teh dan pisang goreng. Kata bi iis, hujan2 enaknya di temani teh dan pisang goreng. Namun sebelum menikmati itu semua, kami sholat terlebih dahulu. Duduk- duduk di beranda rumah, sambil ngemilin pisgor, eleh- eleh mantap euy. Dari kejauhan terlihat 2 daun pisang yang dipakai sebagai payung, di bawah daun itu ada seorang anak laki- laki dan perempuan dengan seragam sdnya.

"Itu anaknya bibi neng" ujar bi iis
"Assalamualaikum..." seru anak2 itu
"Waalaikumussalam.."
"Mi, iue teh saha? Meni geulis pisan mi" tanya anak laki2 itu sambil berbisik pada bi iis. Aku terkekeh, karna aku dapat mendengar apa yang dikatakanya.

"Halo abay, dan naswa!!! nama saya zahra dan ini teman saya safa" aku menyapa kedua anak itu dan memperkenalkan diriku dan safa. Mereka tersenyum, "oalah teh zahra dan teh safa ya namanya. Hehehe... Kita gk usah ngenalin diri lagi kan nas? " ujar abay sambil menyenggol naswa, naswa mengangguk.

"Ya sudah, kalian ganti baju sana."

***
Malam mulai beranjak ke peraduanya, seusai sholat isya tadi mereka tilawah quran sambil mengetes hafalan abay dan naswa. Masya allah, hebat sekali! Sama seperti ayse dan fatih, mereka juga semangat untuk hafalan.

Author pov
Kini safa dan zahra sedang ada di kamarnya, "Ra!"panggil safa
"Opo?"
"Aku dengar waktu aku pul..."ujar safa, namun belum selesai perkataanya sudah di potong.
"Oh iya aku baru inget!! Kamu kok pulang gak bilang- bilang aku, waktu di panti? Dan aku ketem.. Eh gk jd deh"ujar zahra dengan ekspresi cerianya itu, gadis di depanya menghela nafas

" yang pertama, aku belum selesai ngomong. Yang kedua, aku akan menceritakannya"
"Aa"baru saja zahra membuka mulutnya, tapi safa langsung melanjutkan yang di bicarakan.
"Yang ketiga jangan suka motong pembicaraan orang lain, ok? Yang ke-empat, kamu ketemu siapa? Jangan bikin aku penasaran! Ngerti!?" tanya safa, wajah gadis di depanya seperti anak yang habis di beri nasihat panjang lebar oleh ibunya dan hanya bisa mengangguk pasrah.

"Hahahaha..."tawa safa meledak, zahra mengerutkan kening bingung. " kenapa?"tanyanya
"Ekspresimu itu loh ra, lucu!! Kaya habis di omelin sama umi aminah."
Zahra memanyunkan bibirnya, "lucu? Emang kamu baru tau, kalo aku lucu?" seru zahra percaya diri

"-_- mmm... Sepertinya aku salah ngomng, sama kamu miss pede"
Jeng... Jeng... Wajah zahra yang tadinya cemberut, langsung berubah menjadi ceria.
"Hehehe..."
"Jadi waktu kita di panti, kamu malah ngalamun. Gak lama mamaku nelpon, nyuruh aku pulang. Katanya ada tamu.. Dan.. Dan.."
Zahra mengangkat alisnya, "dan?"
"Dan.. Dan.."
"Dan apa saf?"
"Dan"
"Sekali lagi ngomong 'dan' aku kasih piring cantik loh!"
"Ternyata, ada yang mengkhitbahku dan pas aku pamit sama kamu, kamu nganguk loh. Aku abis ngomong kata 'dan lagi' dapet piring kan?"

"Dapet, tenang aja! Nanti aku kirim pas walimahanmu. Jadi kamu jawab apa khitbahan-nya? Dan siapa namanya?"
"Mmmm... Aku terima! insya allah, dia yang terbaik untukku."
"Really? Alhamdulillah.. Aku doakan yang terbaik untukmu." ujar zahra, mereka berdua berpelukan.

"Namanya haikal ra, ahmad haikal khalil."ujar safa, wajahnya bersemu merah. Zahra terkekeh melihatnya, " mmm... Jadi walimahmu kapan?"
"Satu bulan lagi, yuk kita tidur."
"Yuk!"
***

Pukul 2 pagi, zahra sudah terbangun untuk melaksanakan qiaumul lailnya. Badannya menggigil merasakan hawa dingin yang begitu menusuk kulitnya, tak lama kemudian safa juga terbangun karna udara dingin. Dinginnya..

Seusai melaksanakan sholat shubuh, mereka bergegas menghangatkan diri di dekat tungku perapian sambil membantu bi iis membuat sarapan. Sedangkan Abay dan Naswa sudah siap dengan seragam lengkap, mereka harus berjalan cukup jauh untuk sampai ke sekolah. Jam 5 pagi mereka akan berangkat, lalu kembali ke rumah pada siang harinya.

***
Zahra dan rombonganya bersiap- siap pergi ke hutan dan setelah itu ke pos pemantauan elang. "Ra!"
"Apa?"
"Ternyata yang nanti ngebimbing itu bukan dosen"
"Terus siapa saf?"
"Senior kita"
"Senior?"
"Iya, ada ka hisyam, ka azhar, ka falah, ka aya, sama ka fifi"
"Ka hisyam?"tanya zahra, dia seperti mengenal nama itu. Tapi dimana?

"Zahra.." panggil seseorang dengan lembut dari belakang, zahra membalikan badannya. Dia terkejut, ya terkejut! Pemilik wajah itu! Jelas ia mengenalnya, dia adalah hisyam.

Bersambung



Takdir cinta dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang