19. Ikhlas dan Cobaan?

13.9K 654 2
                                    

Quotes: Ikhlas adalah ketika kita mampu diam, saat seharusnya membalas. Tersenyum meski ingin marah. Dan berkata maaf meski tidak salah.

***

Jakarta

"selamat siang pak! Saya sudah menemukanya, ini foto dan biodatanya"laki- laki sebaya Hisyam itu masuk ke dalam ruangan kerja Hisyam sambil membawa sebuah amplop coklat. Hisyam langsung membuka isi amplop itu.
Dia melihat foto Al, keningnya berkerut.
"sepertinya aku familiar dengan wajah ini"ujar Hisyam, dia mulai membaca lembar biodata di tangannya.

"pantas saja, wajahnya familiar. Rupanya yang merebut Zahraku, adalah sepupuku itu "
Hisyam tersenyum sinis, "rupanya dia lagi, dia lagi. Merebut Zahra, merebut kasih sayang kakek dan nenek, bahkan kasih sayang mama dan papa."

Kenangan hisyam melayang pada saat umurnya 8 tahun
Keluarga besar Al sedang berlibur di bali, Hisyam kecil dan Al kecil tengah memancing bersama kakek mereka. Sejak tadi kakek hanya mengajak Al mengobrol
"Cucu kakek yang tampan ini, ingin jadi apa kalau sudah besar?"tanya kakek sambil mengusap kepala Al, Al tersenyum pada kakek.

"Al, kalau sudah besar mau jadi koki! Al mau masakin abi, umi, kakek, nenek, dan semuanya makanan yang enak!"ujar Al kecil
"wah, kakek setuju! Kamu harus masak makanan yang enak buat kakek dan nenek ya.."ujar kakek sambil mengusap rambut Al.
"iya!"

Sejak tadi Hisyam menunggu untuk di tanya oleh kakeknya, tapi harapanya benar- benar pupus. Kakeknya sama sekali tak menanyakan apa- apa,
'mungkin kakek kangen sama Al, karena jarang bertemu'batin Hisyam, dia berusaha berfikir positif.

Makan malam pun tiba, mereka duduk di ruang makan. Orang tua Hisyam, kakek, dan neneknya, terus mengelu- elukan Al, yang pintar di sekolahnya. Hisyam merasa sedih,
'Apa aku kurang pintar? Rankingku juga tidak jelek, aku selalu berada di peringkat 5 besar. Apa semua orang tidak melihat keberadaanku? 'batin Hisyam, dia benar- benar sedih melihat semua ini.
'Apa karena aku hanya anak angkat?'batinnya lagi, 8 tahun silam Hisyam di ambil dari panti asuhan saat umurnya 4bulan. Dia di tinggal di panti asuhan oleh orang tua kandungnya.

"Al, kamu mau makan yang mana? Tante ambilin, kamu harus jadi anak yang pintar dan hebat ya!"ujar Salwa, ibu angkat Hisyam. Fatma menyadari kesedihan di wajah Hisyam, dia tersenyum lalu memberikan ayam bakar di dekatnya.

"keponakanku yang satu ini juga harus makan yang banyak supaya jadi anak yang pintar dan hebat! Iyakan sarah?"
"betul itu tante, hisyam juga anak yang pintar di sekolahnya loh!"
'Apa semua orang memang seperti ini? Memandangku hanya karena kasihan. Mereka hanya pura- pura baik, lalu menertawakanku. 'batin Hisyam, dia berjalan pergi meninggalkan meja makan

"Dasar anak tidak sopan!" ujar kakek marah, Hisyam menulikan pendengaranya.

Mengingat semua kenangan demi kenangan itu hanya membuat Hisyam semakin benci pada Al, sepupunya itu memiliki selisih umur 3 tahun dengannya.
***

Bali

Zahra dan Al menikmati semilir angin pagi di tepi pantai, mereka berdua juga sempat menikmati keindahan matahari terbit fi ufuk timur. 3 hari sudah mereka berdua, honeymoon di resort milik sepupunya Al itu.

Hari ini mereka akan berkemas dan kembali ke Jakarta, sebelum kembali ke Jakarta. Zahra, dan Al akan berbelanja ke toko kerajinan kain songket khas bali. Di temani oleh Rayyan dan pak sopir.

"Om, aku mau tanya sesuatu boleh?"tanya Rayyan pada Al, anak itu duduk di antara Al dan Zahra.

"Boleh, kamu mau tanya apa?"
"Ikhlas itu apa om? Kadang temen- temen Rayyan, minta makanan atau minuman sama Rayyan. Terus mereka bilang 'kamu ikhlas gak nih?' gitu om" ujar Rayyan

Takdir cinta dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang