Malam ini sangat cerah, bintang- bintang bersinar terang. Namun bintang sirius-lah yang paling terang. Allah maha besar, dia Lah pencipta sang bintang dan seluruh apa yang ada di alam semesta ini. Allah menciptakan bintang dengan fungsinya, beberapa fungsinya yaitu sebagai petunjuk arah, untuk mempelajari posisi benda langit, juga mempelajari ilmu astronomi, dan alat pelempar setan yang akan mencuri dengar berita di langit.
"Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala." (QS. Al Mulk: 5)
Senyuman di wajahnya terus mengembang sejak tadi, entah kenapa perasaan zahra sangat senang hari ini.
Dia merasa nyaman di dekat humaira padahal belum lama kenal. Dia merasa menceritakan sesuatu padanya, sama seperti ketika dia bercerita pada Raihan. Saat ini mereka tengah makan malam di kontrakan humaira, beberapa lauk pauk tersedia. Ada sayur sop, tahu, tempe, dan telur dadar.
(Entah kenapa ini kayak makanan anak paskib ya? Wkwkwk.. Sayur sop + 3T. :D )"Masakan mba enak banget!! Bang Rai pasti suka!!" serunya sambil menunjukan kedua jempolnya.
"Macakan bunda emang enak, anti!" seru Zalfaa..
"Biasa aja, kalian terlalu memuji. Mas rai?"
"Iya mba, apa lagi sayur kesukaan abang itu sayur sop sama lodeh! Bisa- bisa abang nambah kalau ada salah satu sayur itu, ya tapi nambahnya gak berlebihan sih mba. Gak sampai kekenyangan banget.""Assalamualaikum.."
"Waalaikumussalam.."jawab ketiga perempuan itu. Zahra langsung tersenyum lebar saat melihat siapa yang datang."Abang!!/ om doktel" seru two Z alias Zahra dan zalfaa.
"Iya de, zalfaa, dan Humaira. Kalian sedang makan malam ya?" tanya Rai, dia sempat melirik perempuan yang terakhir di sebutnya itu. Sebenarnya ketika datang mata rai langsung tertuju pada sayur sop di depan zahra."Iya mas, mas sudah makan?"tanya humaira, zahra dan zalfaa malah asik terkikik berdua. Entah apa yang mereka fikirkan, rai menggeleng kan kepalanya.
" belum hum"
"Makan di sini aja, kebetulan nasi, sayur, dan lauknya masih banyak." tawarnya"Gak ngerepotin nih?"tanya rai
" kalau laper + pengen mah, makan aja bang. Gak usah mupeng gitu"ledek zahra, dia mengambilkan makan untuk abangnya tersayang itu."Ini bang!"
"Syukran.."
"Sama- sama bang"
Humaira beranjak dari sana, ia pergi ke dapur untuk mencuci piring."Enak ya! Siapa yang masak de?"
"Mba Hum, enak kan? Kan waktu itu abang mau pesen makannya sama tulang rusuk abang, khitbah mba hum aja. Dia pinter masak loh bang! Siapa tau emng tulang rusuknya abang"
Uhukk.. Uhukk..
Rai tersedak makananya karna omongan zahra."Eh.. Eh.. Nih minum bang! Makannya pelan- pelan!" ujar zahra, zalfaa terkekeh melihatnya. Rai mengambil gelas di depannya
"Om, pelan- pelan macannya. Cadi batuc kan" omel zalfaa dengan imutnya.
"Iya- iya"ujar rai, dia mengambil salah satu gelas di depannya yang tinggal setengah.
"Eh abang! Main minum aja! Itu kan gelas mba hum, nih gelas abang!"omel zahra sambil menunjuk gelas yang benar"Mana abang tau sih de, lagian gak bilang."
"Abang gak nanya dulu"balas zahra.
'Zahra- zahra kamu minta di timpuk pake centong kayak malin kundang? Dari tadi ngeledek abangnya mulu'batin rai***
Setelah makan dan bermain sebentar dengan si kecil zalfaa, rai dan zahra pamit pulang. Saat ini mereka tengah diperjalanan akan pulang, kontrakan itu tidak terlalu jauh. Hanya memakan waktu 15 menit ke rumah Zahra jika jalan kaki, dan mereka jalan kaki sekarang.
"Gimana bang?"
"Gimana apanya?"
"Mba hum"
"Oh sang bintang"
'Ya Allah, aku keceplosan!'batin rai."Apaan bang?"
"Itu bintangnya terang ya"
"Emang dari tadi terang bang!"ujar zahra, sambil melihat bintang- bintang
"Oh iya! Abang lupa, yuk cepetan ada yang mau abi dan umi sampaikan ke kamu ra"
"Apaan tuh bang?"
"Udah liat aja nanti di rumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir cinta dari Allah
Spiritual"Apalah artinya malu dihadapan makhluk allah? demi berbuat kebaikan, hal itu tidak sebanding dengan rasa maluku pada allah, jika tak membantu yg membutuhkan." Ameera Syifa Az Zahra "Kadang apa yang kita anggap buruk, justru baik untuk kita. Terkadan...