09

83 11 0
                                    

Paginya, dikampus, Bella berjalan dengan sendiri karena Fifi mendadak ada kelas di pagi yang masih sangat pagi ini. Katanya sih dia ada kelas presentasi untuk gambar-gambar yang disuruh Mr. Zith.

Dengan buku yang sudah dipeluk dari awal penapakkan pertamanya hari ini di dalam kampus, Bella berjalan santai di koridor.

"Gak ada yang ngucapin selamat pagi atau selamat datang gitu?" ucapnya lemas dengan melihat sekelilingnya. Tidak ada orang satupun.

Bella menghembuskan nafasnya lesu. Lalu ia kembali berjalan normal dengan muka sedikit di tekuk.

"Hey!" ucap seseorang sambil menepuk pundak Bella, dengan sigap Bella menoleh kearahnya.

"O-oh.. hai..!!"

"Sendirian mulu. Ketahuan jones banget. Ck."

What the maksud??

"Biarin sih.. yang penting gue punya fans disini."

Erthan menaikkan alisnya tak percaya "Siapa Fans lu?"

"Fifi." Dengan muka bangga dan percaya bahwa fansnya adalah temannya sendiri.

Seketika Erthan terbatuk saat mendengar ucapan Bella. Bella malah menatapnya dengan tanda Kenapa lu?

"Enggak. Gue cuma Tersedak gara-gara omongan lu. Oh iya kenalin nih temen solid gue dari kecil. Ferdi namanya. Fer, kenalin namanya Bella."

Mereka berdua bersalaman, lalu saling tatap.

"Ehh.. jangan natap kayak gitu. Entar suka lho!!" Celetuk Erthan di tengah-tengah mereka berdua. Lalu keduanya saling melepas salamannya dan tidak saling tatap lagi.

"Lo mau kemana Bell? Kok sendirian? Si Fifi mana?"

"Dia ada kelas dadakan. Nyebelin emang tuh anak. Ninggalin gue pas pagi banget gini. Udah tau gue gak begitu deket sama anak-anak sini." Ucap Bella. Lalu ia menyerkitkan dahinya melihat Ferdi. Setelah itu, wajahnya langsung berubah senang saat tahu kalo Ferdi itu teman kelasnya "Lo Ferdi anak jurusan seni kan? Yang anak buahnya Alex? Yang jago banget main gitar itu... oh my God!! Gue kira lo bukan temennya si Kucing." ucapnya sambil menekan kata Kucing sambil melirik Erthan diam-diam.

"Wah.. lu kalo mau ngatain orang liat-liat suasana kek. Gini-gini juga gue manusia kali."

"Siapa yang bilang lo dugong? Eh.. bener deh mukanya hampir sama." Bella tertawa puas melihatnya yang mirip seperti dugong(?).

Erthan pasrah dengan bacotan Bella yang kalo terus menerus di ladenin bakalan sampe sore mereka tidak ada habisnya berdebat omongan yang sepele.

"Oh iya, lo beneran anak buahnya Alex, Fer? Kok gak cerita sama gue?" tanya Erthan.

"Gue bukan anak buahnya Alex! Gue udah keluar dari gengnya dan si Alex masih aja ngikutin gue, malakin gue. Dan gue gak suka itu semua." ucapnya dengan nada sedikit kesal.

"Ya.. terus, kok kemaren lo masih mau deket-deket sama dia? Disuruh beli apa gitu sama Alex and the genk? Gue sih ngelawan dia pastinya." Ucap Bella.

"Ya.. emang sih, saat ini gue belom punya keberanian buat... ngelawan dia,"

Erthan dan Bella melihatnya dengan tatapan melas.

"Gak berani? Lha? Kok bisa?" Tanya Bella.

Ferdi hanya menghela nafas lesu dan menundukkan kepalanya.

Erthan menepuk pundaknya "Gakpapa. Gue bantu lo buat keluar dari gengnya si Alex itu."

~~~~~~

Siangnya, sebagian anak kampus Harbang sedang berkeliaran di luar kelas. begitu juga Fifi. yang duduk sendirian di tengah-tengah meja kantin tanpa satu orang pun.

Fifi mengadukkan sedotan di dalam gelas jusnya sambil menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Haahh... Mr. Zith kebangetan!!! ngasih jam kelas gak sesuai sama yang lain. gue kan jadinya sendirian begini. mana gak ada yang nemenin gue lagi,"

Fifi masih menatap lurus dengan perasaan yang sama.

"Andai.. ada yang bisa buat.."

"Woi! Mau kemana lu!" Teriak seseorang sambil berlari dari ujung kantin. Fifi mencari-cari sumber suara itu.

Fifi berdiri dari tempat duduknya. Masih penasaran dengan siapa yang berteriak di jam - jam seperti ini.

Dengan keberanian yang penuh, ia berjalan mendekat kearah suara itu.

"Lo mau kemana tadi? Hah? Mau coba kabur lo dari sini?"

Fifi sedikit takut dengan itu. Namun, ia masih sangat penasaran dengan siapa yang mengancam tadi itu.

Jarak antara ia dengan orang itu lumayan dekat. Mungkin dengan memanggilnya, orang itu akan menoleh kearahnya.

Dengan Reflex, Fifi membulatkan kedua bola matanya. Ia melihat orang itu dan teman-temannya.

Ish. Bikin masalah mulu si!

--------------

~TBC~

My Life WonderfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang