02

175 23 3
                                    


Berbeda dengan hari kemarin. Hari ini ia disibukkan oleh keperluan sekolahnya yang harus ia bawa untuk pergi ke sekolah yang barunya ini. Ialah Erthan.

Erthan Adisurya Trinor. Anak eropa yang keturunan asli Indonesia. Ia suka bermain gitar, ia tinggi, kurus, putih, berambut keriting tipis, dan ia sangat pintar di bidang musik dan Radiologi. Hingga di kampusnya yang dulu menjadi salah satu idola di sana.

"Segini aja cukup enggak?" ucapnya yang masih memikirkan barang apa yang harus ia bawa.

Masih bingung dengan baran-barangnya, kini ia memutuskan untuk berbaring di kasur luasnya untuk yang terakhir kalinya.

"Gue bakalan kangen banget sama suasana disini. Hmm.. mungkin sama kasur ini juga."

Erthan merasakan ada yang bergetar di sebelahnya. iPhonenya bergetar kencang menandakan ada notifikasi dari...

"Ah.. Arthan. Mau ngapain dia sms gue?"

Segera Erthan membalas sms dari Arthan.

Ya. Arthan adalah kakak kandung Erthan yang tinggal di Indonesia. Mereka berpisah karena Erthan mendapatkan beasiswa ke Jerman untuk kuliah disana.

Lo udah siap buat ke Indo lagi?

Erthan mulai merasakan dag-dig-dug tak karuan melihat pesan dari Arthan. Ia hanya bisa menghela nafas.

Masih belom siap ketemu orang Indo.

Erthan mengirim pesan itu. Kemudian, ia jatuhkan iPhonenya asal di atas kasurnya. Lalu, ia memandang langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Perlu gue ngurus pasport lagi??"

--------

Paginya, Arthan sudah siap menuju ke bandara untuk menjemput Erthan. Sang adik yang ingin kembali ke tanah air ini. Arthan menyalakan mesin mobil dan berangkat.

Butuh 2 jam untuk sampai bandara. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Arthan duduk di kursi panjang sambil memainkan iPhone-nya.

"Than!!"

Merasa nama nya dipanggil, Arthan menoleh ke sumber suara. Tanpa sadar senyuman lebar terukir di wajahnya. Dan menghampirinya.

"Wey bro!! Apa kabar lo semenjak disana?" Kata Arthan sambil berpelukkan sebagai tanda pertemuan.

"Baik. Oh iya gimana kabar papa mama? Baik aja kan?" tanya Erthan seusai berpelukkan.

Arthan menaikkan alisnya "So? Lu gak mau nanya langsung sama mama papa? Intinya sih mereka kangen lo!"

Erthan tersenyum mendengar ucapan kakaknya itu, dengan bersamaan Arthan merangkulnya dengan berjalan menuju parkiran bandara.

Dimobil, Erthan melihat sekitarnya. Ya.. jalanan dan isi ibu kota yang cukup ramai dengan para pengemudi dan pejalan kaki. Erthan menoleh ke Arthan.

"Gimana rasanya tinggal di Eropa? Wihh.. enak dong."

"Ya enaknya orang-orangnya ramah-ramah, terus jalanan ya.. gak kayak gini. Jalanan disana rame tapi gak macet. Terus peraturannya di taatin banget bro." ucap Erthan dengan memperagakan bagaimana kota disana.

"Disana banyak temen gak lo?" Tanya Arthan sambil menyupir.

"Dikit. Cuma satu. Namanya Nichollas dia kayaknya juga keturunan Indonesia. Tapi dia gak mau ngaku gitu."

"Lho? Kok lo bisa tau kalo dia itu keturunan Indonesia?"

"Kan cuma kayaknya. Ya.. lagian juga siapa sih yang gak yakin, orang dia bisa bahasa batak. Awal gue ngobrol sama dia, dia gak pake bahasa inggris atau Jerman. Malah pake bahasa daerah gitu. Ya.. karena gue bukan orang batak jadi gue terusin pake bahasa inggris."

My Life WonderfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang