04

120 19 0
                                    

Paginya Fifi masih terbaring dikasurnya. Kemudian, ia bangun dengan sendirinya dan langsung melihat jam weker di kamar Bella.

"What??!! Jam 6? Telat gue!!" ucapnya gelagapan dengan berusaha keluar dari atas kasur.

Dengan rasa panik, Fifi keluar dari kamar Bella.

Karena ia berlari, ia menabrak seseorang yang berada didepan pintu kamar.

Dug!!

"Duh deh.. Fi, lo baru bangun sekarang? udah jam berapa ini. cepet deh mandi lo sana."

Fifi meringis kesakitan akibat tabrakkan dengan bella "I-iya Bell. Janji deh gak ngulangin." ucapnya sambil mengacungkan jari kelingkingnya sebagai tanda perjanjian.

Bella menerima jari kelingkingnya "Yaudah sana cepet mandi! sepuluh menit dari sekarang! kalo telat gue tinggal."

Dengan cepat Fifi mengangguk dan berjalan menuju kopernya kemudian ke kamar mandi. Dengan panik yang melanda, ia terburu-buru karena keluarga Bella sudah menunggunya apalagi ancaman Bella yang bisa membuatnya tidak kuliah hari ini.

Dua puluh menit yang lalu sudah terlewati oleh mereka. Kini, Bella sudah berjalan mendekati mobilnya yang sudah terparkir di halaman rumah. Dan lagi-lagi ia harus menunggu Fifi yang lemotnya kebangetan.

Akhirnya batang hidung Fifi terlihat dari pintu mobil. Karena sudah malas memarahinya lagi, ia melampiaskannya dengan masuk mobil duluan dan menjalankan mobilnya dengan. Pelan.

"Eh Bell!! Jangan ninggalin ge dong!"

Fifi masih berlari mengejar mobil Bella yang mulai mendekati gerbang rumah.

Kini mobilnya pun berhenti. "Cepet naik."

----------

Sampai dikampus, ia berjalan menuju lantai dua. tanpa tau tujuan mereka apa. mungkin hanya sekedar jalan - jalan di pagi hari(?)

"Bell, maafin gue ya? buat semua perbuatan yang gue lakuin dirumah lo. Dimulai dari nyusahin lo, bangun telat dan--"

"Udeh gue lupain. Plis jangan bikin gue inget sama kejadian itu."

Fifi menoleh ke arah Bella dengan wajah sedih "Bell. Tapi lo mau maafin gue kan?"

"Y." ucap Bella cuek.

"Ihh... cuek banget jawabnya." ucap Fifi yang kini menghadap ke depan. Fifi langsung tercengang.

What?!! Siapa dia?? Ganteng banget!! Batin Fifi mengatakan.

"Woh... lo kuliah disini juga Bell?" ucapnya dengan senyumannya yang mungkin membuat semua orang terpukau olehnya. Dan kini hasilnya, teman disebelah Bella. Fifi berhasil dibuat olehnya.

"Yoi. Lo kuliah disini, berarti lo jadi anak baru dong." ujar Bella

"Hahha.. iya nih. Eh, berarti gue langsung ketemu senior nih. Maaf kak." ucapnya sambil menunduk sebagai tanda hormat.

"Hahah ada-ada aja lo. Udeh.. gue tau kok lo itu gak jauh dari gue. Lo ambil jurusan apa?"

"Radiologi. Dari kuliah yang lama gue, gue udah ngambil Radiologi."

"Wih.. keren."

Erthan tersenyum lagi "Oh iya, luka lo gimana? Udah sembuh?"

"Mendingan. Yang penting sih gue bisa jalan seutuhnya. Gak kayak kemaren, susah banget buat jalan."

"Oh iya, sebagai tanda maaf gue, nanti makan siang bareng yuk." Erthan mendekati wajahnya ke samping wajah Bella "Ajak dan kenalin temen lo yang disebelah" ucapnya dengan berbisik. Setelah mendengar ucapannya, Bella langsung menengok ke arah Fifi yang disebelahnya.

Bella memukul punggung nya kencang "Woy jangan bengong."

"Astagfirullah!! Ih.. kebiasaan banget si!! Mukul orang se enak jidat." ucapnya tanpa melihat sekelilingnya. Untung masih sepi kalo tidak sudah jadi pusat perhatian.

Erthan terkekeh melihat tingkah Fifi yang seperti anak kecil. "Temen lo. Hahah."

Fifi memanyunkan bibirnya melihat cowok didepannya tertawa melihat tingkahnya tadi.

"Nih Than, kenalin namanya Fifi. Fi, ini orangnya yang kemaren lo kepoin. Namanya Erthan. Selamat saling kenal."

Keduanya saling bersalaman dan diakhiri oleh Erthan yang sudah melepaskan tangannya.

"Oh iya Than. Untuk ajakkan lo, sorry ya hari ini kayak nya gue gak bisa makan siang bareng sama lo. Sorry banget ya?"

"Oh yaudah gak apa-apa. Em.. kayaknya gue harus kesana deh, gabung sama yang lain. Bye!" ucapnya yang sudah berlalu dari hadapan mereka berdua. Tanpa menjawab perkataan dari Erthan, Bella hanya melambaikan tangan sebentar dan melanjutkan perjalanannya.

"BELLA!! Gue gak mimpi kan sekarang???!!!" Teriaknya.

Bella menutup kedua telinganya "Ya enggak lah. Sekarang, lo pukul pipi lo sekuat tenaga."

Dengan polosnya, Fifi menuruti perkataan Bella dan memukul pipi kanannya dengan tenaganya. 

"Sakit." ucapnya.

"Yaudah. Berarti lo gak...?"

"Mimpi!!" Jawabnya seperti anak TK yang sedang dibimbing gurunya.

Karena merasa diringa sedang tidak mimpi, ia tersenyum sendiri sambil membayanhkan apa yang terjadi.

Ck.. gitu aja.

-------

























Wahaahahhh... ternyata ada yang baca cerita ini yak? woo tengkyu banget!! padahal cerita ini abstrak banget... yaa pokoknya terimakasih lah ya?

Jangan lupa vote+commentnya guys..!! Happy reading!!

My Life WonderfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang