Joy mengerjapkan matanya berkali kali. Ia berusaha menyesuaikan cahaya putih yang megusik pandangan nya. Namun yang Joy dapati adalah Ruangan serba putih dengan berbagai alat medis. Joy tahu betul di ruangan apa dia saat ini. Namun yang semakin membingungkan adalah berpuluh selang menancap dengan indah di tubuhnya. Dan juga masker oksigen yang menjadi penghalang nya untuk berbicara. Joy sama sekali tak bisa menggerakan tubuhnya,setiap tubuhnya bergerak maka selang itu akan semakin menusuk kulitnya. Tubuh nya lemas,dan ia menangis.
'Ada apa denganku?'batin Joy berkata.
'Kemana Appa dan Eomma?,kenapa aku sendirian?'Joy berusaha mengedarkan pandangan nya ke penjuru ruangan ini. Namun ia sama sekali tak mendapati siapapun disini.'Mengapa ini begitu sakit...'
'Aku tak tahan...ini menyiksa..'
'Ada apa denganku??'
'Tuhan...tolong aku,ku mohon'
Joy merintih dalam hatinya.
Ia merutuki semua anggota keluarganya yang pergi entah kemana dan meninggalkan nya sendirian dengan alat alat medis yang begitu menyiksa.'Kenapa aku harus terbangun??,jika aku harus merasakan ini'
'Tuhan....kumohon,tolong aku'ia terus merintih dan merintih di dalam hatinya. Bahkan bibirnya pun tak bisa ia gerakan. Ia ingat bahwa beberapa saat lalu ia Mimisan dan pingsan. Dan ia juga ingat bahwa ia baru saja mendengar kabar gembira dari Jimin. Joy kembali menangis,ingin sekali saat ini dia memeluk jimin untuk mengadu bagaimana sakitnya alat alat ini. Ingin sekali ia saat ini memeluk Appa dan Eomma nya berbagi rasa sedih yang semakin menyeruak dalam hatinya. Namun itu hanya berupa permohonan,karna saat ini tak ada siapapun disini. Tak ada satupun orang yang menemaninya di tengah udara dingin nan rasa sakit yang luar biasa. Dan yang paling ia inginkan adalah agar ada seorang saja yang mau menemaninya di tempat bak neraka ini."Joy....."Samar samar Joy mendengar sebuah suara yang berasal dari sisi kanan nya. Joy menoleh ke suara itu,ia mendapati Chanyeol disana. Ia tahu bahwa Chanyeol akan muncul di saat ia ketakutan dan sendirian,walau dia dalam wujud yang tak nyata.
"C-Ch-an..y..eol"Joy berusaha keras menggerakan otot bibirnya. Chanyeol tersenyum sembari membelai lembut surai Joy.
"Jangan paksakan untuk bicara...aku tahu jika tubuhmu sakit,maka dari itu aku kesini menemanimu. Agar kau tak sendiri"Chanyeol masih setia membelai surai Joy yang lama tak ia sentuh.
Flashback.on
"Chanyeol...ini geli"Joy mempoutkan bibirnya kesal karna Chanyeol masih terus membelai surai nya yang berantakan."Tapi kau menyukainya kan?"goda Chanyeol. Ia mencubit pelan hidung Joy.
"Ish....sudah,aku ingin pulang. Pasti Jimin Oppa akan mencariku"Joy bangkit dari posisinya yang sedang bersandar di bahu Chanyeol. Chanyeol mengengam erat tangan Joy.
"Waeyo?"Joy menoleh ke arah Chanyeol.
"Joy...aku hany-a. Aku...mak-sudku a-aku mencinta-imu"Chanyeol berusaha keras menatap manik mata Joy lekat lekat. Joy terkisap,belum pernah ia melihat Chanyeol menatapnya seperti ini.
"Channie,kau sudah tahu apa jawabanku kan?,kita masih berusia 15tahun"Joy memberi senyum terbaiknya. Chanyeol tertunduk lesu.
"Sooyoung,sampai kapan kita begini?,sampai kapan kau menolakku...banyak remaja seusia kita di luar sana sudah berpacaran. Jadi apa salahnya mencoba?,aku berjanji tak akan membuatmu kecewa. Aku sebenarnya kasihan padamu"Chanyeol ikut berdiri menjajarkan tubuhnya dengan tubuh Joy yang tak terlalu jauh pendek dari tubuhnya.
"Kasihan?"Joy mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Aku Tahu jika kau mencintai Jimin Hyung,dan aku juga tahu jika kau sangat tersiksa dengan perasaan itu bukan?,jadi biarkan aku membuatmu melupakan cinta terlarangmu pada Jimin hyung. Dan menjalani Cinta tulus denganku"Joy tersenyum penuh arti mendengar pernyataan Chanyeol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
Sonstiges"Kita saling melengkapi,namun tak bisa di satukan... Dan itulah definisi tentang warna yang paling ku benci" Jimin tertegun,apa yang di katakan Joy memang ada benar nya. Namun... Haruskah Jika Hitam bersatu dengan putih akan menjadi kelabu? Bisakah...