"J-jimin oppa"lirihku menatap siapa yang sedang membelai lembut pipiku.
Jimin hanya tersenyum penuh arti padaku,tapi?,apa artinya?."Gwenchana"ujarnya.
"Untuk?"aku mulai mengangkat sebelah alisku.
"Untuk tadi....aku sudah mengurus sulli,jadi kau tak usah khawatir dengan nya"jelas jimin sambil terus menatapku iba.
"Oh...hanya itu?"aku kembali mengangkat sebelah alisku.
Namun jimin menghentikan aktivitasnya pada pipiku dan mulai keluar ruangan ini."Huftttttttt.......selalu saja meninggalkanku"umpatku kesal.
---000---
Author pov*"Mian tuan jisung,tapi penderita hemofilia pada perempuan umumnya akan meninggal sebelum dewasa"ujar dokter dengan name tag 'Hyoyeon' itu.
Sontak pernyataan dokter itu membuat Tuan jisung,nyonya gayoung dan juga jimin terkejut tak percaya,pasalnya usia joy sekarang mulai beranjak dewasa.
"Do...kter hyoyeon,jangan bercanda kumohon"timpal jimin.
"Penyakit itu bukan sembarang penyakit,hemofilia adalah penyakit yang sangat sulit disembuhkan dan obatnya nyaris tidak ada,ditambah.....joy menderita penyakit Leukimia yang juga sama ganasnya dengan penyakit hemofilia,saya....say..a bahkan tidak bisa menjamin keselamatan joy"tuan jisung dan nyonya gayoung sudah tak mampu membendung lagi air matanya,mendengar penuturan dokter hyoyeon yang seakan sebagai vonis mati bagi mereka.
"Bahagiakan saja dia....turuti semua keinginan nya,dengan begitu anda bisa membuat sisa hidupnya menjadi lebih berharga"tutur dokter hyoyeon.
"Ini...mustahil dok,kami bahkan tak mengetahui tanda tanda penyakit itu"nyonya gayoung mulai bersuara.
"Itulah.....sedari dulu penyakit leukimia itu sulit sekali ada tanda tandanya bahkan tidak ada sama sekali,ketahuan nya saat penyakit itu sudah menginjak stadium 4"jelas dokter hyoyeon yang di ikuti raut muka sedihnya,lalu suasana mendadak jadi hening.
"Apa ada lagi yang akan anda sampaikan dok?"tanya jimin memecah keheningan itu.
"Tidak....cukup itu saja"jawab dokter hyoyeon.
Dengan langkah gontai mereka bertiga-jisung,gayoung,jimin-meninggalkan ruangan itu menuju ruangan joy yang letaknya memang tak jauh dari ruangan itu.
"Bagaimana ini??,apa kita perlu memberi tahu joy?"
"Jangan jimin,dengan memberitaunya sama saja kita membunuhnya secara perlahan lahan"jelas tuan jisung.
"Membunuh nya perlahan lahan??,apa maksud appa?"jimin semakin di buat bingung oleh penjelasan tuan jisung.
"Apa kau tidak tahu bagaimana sifat joy??,ia selalu memikirkan hal dengan terlalu serius,dan jika kita memberitahunya,sama saja kita membuatnya tertekan dan tidak punya lagi semangat hidup,kau tahu kan maksud appa?"
"Iya...tapi jika dia curiga bagaimana?"
"Appa bisa urus itu"
.
.
.
.
.
.
6days letter"Joy...oppa punya kabar gembira untukmu"kejut jimin pada joy yang sedang melipat kedua kakinya dan menyandarkan tubuhnya pada healdboard ranjang.
"Apa???,apa aku sudah boleh pulang?"tanya joy.
"Iya...sayang,tadi appa sudah tanya ke dokter hyoyeon"ucap tuan jisung yang masih sibuk membantu nyonya gayoung untuk membereskan barang barang.
"Jinja???,whoa....aku bahkan rindu sekolah"ujar joy senang.
Jimin hanya menatap joy sambil tersenyum miris,ia benar benar tak bisa membayangkan bagaimana jika joy pergi, mengingingat usia joy yang akan beranjak dewasa dan juga mengingat perkataan dokter hyoyeon yang mengatakan bahwa penderita hemofilia pada yeoja umumnya akan meninggal sebelum dewasa,semua seakan menjadi perang batin untuknya menghasilkan kristal bening yang keluar dari pelupuk matanya,ia menangis.........seorang park jimin menangis!!,sungguh sulit untuk di percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
Acak"Kita saling melengkapi,namun tak bisa di satukan... Dan itulah definisi tentang warna yang paling ku benci" Jimin tertegun,apa yang di katakan Joy memang ada benar nya. Namun... Haruskah Jika Hitam bersatu dengan putih akan menjadi kelabu? Bisakah...