Menyakitkan. Satu hal itulah yang tengah di rasakan oleh yeoja itu. berulang kali ia menggertak dan mengepalkan tangan nya rapat rapat. Airmata yang berusaha ia bendung,kini telah tumpah ruah di pipi mulusnya. Matanya terus memerah kala menyaksikan hal gila di depan nya. Dimana,kekasihnya sedang bercumbu dengan adik nya,ah... mungkin maksudnya adalah calon adik iparnya sendiri. Dan hanya satu tujuan yang bersarang di otak nya saat ini.
'Dia harus pergi'
Dia memang dengan sengaja tidak menghentikan perbuatan mereka. Dia lebih memilih untuk melihatnya di luar jendela sembari merekam apa perbuatan mereka.
Namun tiba tiba,matanya membulat kala mendengar apa percakapan mereka.
"Apa,Oppa pernah melakukan ini sebelumnya,dengan Sulli eonni?"Yeoja yang tengah bercumbu itu tiba tiba menghentikan aktivitasnya.
Dan Namja yang bersamanya mengganguk.Sulli-yeoja yang mengintip mereka-tersenyum puas melihat Joy turun dari ranjang jimin dan pergi dari situ. Dalam hatinya dia senang karna jimin masih jujur jika dia memang pernah melakukan itu dengan nya,bahkan sampai ke tahap yang tidak wajar di lakukan oleh sepasang kekasih.
"Killjoy"gertaknya lagi.
*******
Suasana di meja makan itu benar benar hening. Hanya dentingan sedok yang terdengar dari mereka berdua. Lalu lama kelamaan Kecanggungan mulai menyelimuti mereka. Hingga sebuah deringan membuat salah satu dari mereka menggambil telvon dan berucap untuk yang pertama kalinya di pagi itu.
"Yeoboseo,appa?"Suara berat namja itu membuat yeoja di hadapan nya menoleh dan menatapnya.
'jimin.... kemungkinan Appa dan Eomma akan pulang dua hari lagi,karna Wedding organizer nya masih sibuk dan baru bisa di ajak berdiskusi besok malam,Appa titip Joy padamu ya...' suara di sebrang sana.
"Ne"Namja yang di panggil jimin itu hanya menjawab sekenan nya lalu memutuskan sambungan telvon mereka.
"Appa berkata apa?"Tanya Joy-yeoja yang berada di hadapan nya-dengan canggung.
"Dia akan pulang dua hari lagi,karna WO nya sibuk"Jimin kembali menyantap daging asap nya. Joy hanya mengganguk angguk. Sebenarnya ia juga sedikit binggung dengan keputusan kedua orang tuanya yang susah susah mencari Wedding Organizer di Jerman. Padahal Wedding Organizer Korea sendiri masih banyak yang berkualitas.
"Oppa,bukankah pernikahan Oppa hanya kurang 13 hari lagi?"Tanya Joy,Jimin hanya mengganguk angguk. Lalu kecanggungan mulai menyelimuti sepasang kakak beradik itu.
Ya.. sebuah pemandangan yang aneh di rumah mewah itu."Chim... chimmm"Tiba tiba keheningan mereke di pecahkan oleh teriakan seorang yeoja dari ambang pintu. Sontak mereka berdua-jimin dan Joy- menoleh dan mendapati sulli di sana. Haruska Joy menangis sekarang?,haruskah ia menangis dengan pemandangan di depan nya?. Sulli dengan cepat menghambur kedalam pelukan Jimin dan langsung di beri sambutan hangat oleh sang empunya.
"Aku merindukanmu baby". Mata Joy terbelalak melihat sulli tiba tiba duduk di pangkuan jimin dan melumat bibirnya. Bulu kuduknya merinding,kunyahan demi kunyahan di mulutnya ia telan tiba tiba, matanya memerah dan hatinya tergores. Harus tidak harus,mau tidak mau. Dia harus bisa menerima pemandangan ini,walau ia sangat terlihat menyedihkan.
"S-sulli turunlah,aku harus mengantar joy". Sergah Jimin, namja itu mulai melepaskan bibirnya dari sulli. Sulli hanya memutar malas kedua bola matanya. Namun sebuah bolam lampu tiba tiba menyala di atas kepalanya.
"Jimin. Bolehkah aku saja yang mengantar Joy?,ku tahu kau lelah kan?". Mohon Sulli. Setelah mendapat sebuah ide.
"Aish..... aku saja yang mengantarnya,kan sekolahnya searah dengan kantorku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
Random"Kita saling melengkapi,namun tak bisa di satukan... Dan itulah definisi tentang warna yang paling ku benci" Jimin tertegun,apa yang di katakan Joy memang ada benar nya. Namun... Haruskah Jika Hitam bersatu dengan putih akan menjadi kelabu? Bisakah...