Dengan terpaksa Niall berjalan ke arah pintu, dan membukanya.
"I am sorry, aku disuruh oleh Lou Teasdale untuk datang kesini." Niall melihat seorang wanita perawakan Amerika, dengan rambut naturally bondie. Diperkirakan Niall tingginya 175cm dengan berat 50 kg.
"Oh ya, silahkan masuk." Niall mempersilahkan.
Wanita itu pun perlahan masuk dengan malu-malu.
"Mmm, kau...hairstylish pengganti Lou?" Tanya Niall hati-hati.
"Iya, untuk sementara waktu."
Harry melirik wanita itu dari ujung kaki ke ujung kepala, Louis terlihat cuek, dan Liam menunggu apa yang akan di katakan wanita itu.
"Hai, I am Jasmine Howington, you can call me Jassy." Wanita itu memperkenalkan diri.
"Ow Hai Jassy, mungkin kau sudah mengenal kami semua." sambut Liam ramah. "But, are you british?"
Jassy tertawa simpul, "No, I am american."
"Jelas sekali terlihat." sambung Niall.
"So, apa yang bisa aku lakukan sekarang?" tanya wanita itu, masih berdiri.
"Duduklah terlebih dahulu." Liam mempersilahkan.
Jassy melirik kursi yang kosong, tepat disamping Harry. Dia sedikit merasa terganggu oleh tatapan tajam Harry, dan berpikir apa ada yang salah pada dirinya? Apa dia salah kostum?
"Hai." sapanya pada Harry, kemudian duduk. tapi Harry tak membalasnya.
"Mungkin kau akan mulai bekerja besok Jassy, dan kau kau harus mempersiapkan pakaianmu selama 3 hari." Liam mulai menjelaskan.
"Kalau boleh tau, besok ada show dimana?"
"Kau hanya perlu mendengarkan dan jangan banyak bertanya." tiba-tiba Harry berbicara dengan nada dingin.
Jelas sekali, kemungkinan Harry tidak terima dengan kedatangannya. Mungkin dia tidak setuju Lou berhenti kerja sementara. Ini akan menjadi sulit, batin Jassy.
"Baiklah, aku akan kembali lagi besok."
"Besok? Kau harus mempersiapkan barang-barangmu sekarang juga. Dan kembali kesini hari ini juga. Besok ada show dan kita harus berangkat malam ini juga." kali ini Harry lebih ketus.
Jassy mulai merasa jengkel. Padahal ini hari pertama pertemuan mereka.
Jassy menarik nafasnya panjang. "I am not afraid." batinnya.
"Kau pikir itu mudah, aku jauh-jauh datang kesini menempuh waktu 2 jam. Kau memakai jam tangan kan? Coba kau lihat sekarang pukul berapa, dan hitung waktu yang aku perlukan untuk kembali kerumah, menyusun barang-barangku, dan kembali lagi kesini. Kemungkinan aku akan sampai pada malam hari." Jassy mengungkapkan kekesalannya kepada Harry.
Niall, Liam, dan Louis terdiam mendengar perkataan Jassy. Dia melawan Harry. Jelas sekali wajah Niall terlihat menahan tawa. Tapi itu tidak berlanjut ketika Harry meliriknya dengan tatapan membunuh.
"Siapa yang mengatakan kau akan kembali kerumah sendirian?" tanya Harry masih dengan nada yang datar.
Jassy mulai bingung, "Maksud mu,... kau mau mengantarkan aku ke.. rumah?"
"You wish? Jelas aja Niall yang akan akan mengantarkanmu."
Seketika wajah Niall berubah menjadi wajah yang mengatakan 'what the hell'
"Kenapa aku?" tanya Niall.
"Aku harus menjeput Sara sekarang." Harry begerak dari tempat duduknya. Mengambil jaketnya dan berlalu meninggalkan mereka.
Semua diam, mereka tidak bisa mengatakan apapun, Harry tidak pernah bisa di larang kalau sudah soal wanita.
"Seingatku, kalau tidak salah, tiga hari lalu dia masih pergi menjeput Taylor." kata Niall.
"Tadi aku melihat nama Karlie di kotak masuknya." lanjut Lou.
"Really?" tanya Liam dan Niall bersamaan.
"Hm.. I am sure."
Jassy hanya diam dan bingung dengan percakapan di antara mereka. Tapi dia bisa mengambil kesimpulan bahwa teman mereka, Harry Styles adalah orang yang suka gonta-ganti pasangan. Jassy sama sekali tak terbayang bagaimana orang yang menjadi pasangannya.
"Are you ready Jass?" Niall membuyarkan lamunan Jassy.
"Kau mau mengantarkanku Niall?" Jassy masih tak yakin.
"Sure." Niall tersenyum.
Oh My Fckng God! teriak Jassy dalam hati. The Irish one is so cute. Really. My heart can't take it.
---
Diperjalanan menuju rumah Jassy.
"Perkataan Harry jangan dimasukin hati Jas." Niall membuka permbicaraan.
"Perkataan dia tidak ada yang salah kok."
"Tapi aku salut kau melawannya tadi." Niall terkekeh.
"Emangnya tidak ada yang berani melawannya?" Jassy memutar matanya.
"Bukan tidak berani, hanya saja dia benar-benar emosial. Tapi sebenarnya dia baik, dan lucu." jelas Niall.
"I can't even see the funny things about Harry."
"Karena kau baru pertama kali menemuinya."
"Can we stop talking about him?"
"Ow sure," jawab Niall merapatkan kedua bibirnya. "Lalu, apa kau sudah punya pacar Jas?" tanya Niall hati-hati.
"Pacar?hahaha" Jassy tertawa jelas sekali dibuat-buat."Nothing." sekejap wajahnya berubah menjadi innocent.
"Hahaahah kau terlihat seperti orang frustasi ketika aku menanyakan tentang pacar."
"Aku sudah lama tidak merasakan bagaimana rasanya pacaran. Rasanya aku takut memulainya lagi Niall." Ntah kenapa Jassy merasa nyaman bercerita dengan Niall. Niall tidak dingin seperti Harry.
"Pasti kau pernah patah hati. Wanna tell me the story?" tawar Niall.
"Aku tidak ingin menceritakannya dengan rinci, tapi yang jelas aku di tinggalkannya hanya demi wanita yang lain yang kaya raya. Dasar lelaki jalang itu di otaknya hanya uang dan uang. Dulu uangku juga habis untuknya."
"Jadi kau bekerja untuk memberikan lelaki itu uang?"
"Iya, tapi syukurlah dia meninggalkanku. Aku mempunyai cukup tabungan untuk diriku sendiri dari hasil kerjaku."
"Sebelumnya kau bekerja sebagai apa? Mmm maaf maksudku sebelum hari ini."
"Aku memang hairstylish, tapi aku belum pernah menata rambut artis seperti kalian. Jujur aku gugup. Tapi aku yakin besok menjadi hari yang berbeda." Jassy tersenyum sumringah.
"Waw kau sangat percaya diri. Ngomong-ngomong rumahmu dimana?"Niall tersenyum menyadari sedari tadi dia menyetir tanpa arah.
"ASTAGA!! AKU PIKIR AKU SUDAH MENGATAKANNYA." Jassy shock kemudian mereka berdua sama-sama tertawa.
---Terdengar suara Tour Bus menjeput para personil One Direction. Mereka mengambil tempat tidur mereka secara random.
"Kita tidur disini?" tanya Jassy.
"Iya Jas, aku rasa kau harus terbiasa dengan ini." Niall menyunggingkan senyumnya. Hati Jassy terasa meleleh. Tentu saja dia ikhlas berada di Tour Bus sepanjang malam, apalagi bersama Niall. Sepertinya Irish Boy yang satu itu mempunyai daya tarik tersendiri diantara teman-temannya. Dia yang paling peduli pada Jassy, dia yang paling ramah, dan tentu saja the cutest one.
Tidak seperti Harry yang dingin, Louis yang cuek, dan Liam yang kadang ramah tapi banyakan diamnya.
Mereka pun melewati malam yang panjang di Tour Bus.
Niall mengambil posisi tidurnya, disusul Liam dan Louis. Harry masih duduk di sofa memandang keluar jendela. Jassy mencoba mendekatinya.
"Harry kau belum tidur?" tanya Jassy basa-basi.
"Seperti yang kau lihat." jawab Harry cuek. Jassy hanya membulatkan bibirnya membentuk huruf O. Sepertinya dia tak berniat melanjutkan percakapan itu dan segera tidur, tapi dia tidak tau mau tidur dimana.
"Kau bisa memakai sleep room ku, aku akan tidur disini." tiba-tiba Harry bicara.
"Hah?" Jassy bingung dengan yang dikatakan Harry.
"Box nomer 4. itu sleep room ku. Tidurlah. Aku sudah biasa tidur di sofa." kali ini ada aura kehangatan di suara Harry. Suara serak-serak basah itu sudah tak sedingin tadi.
"Really?"
"Aku tidak suka mengulang dua kali, jadi pergilah atau aku yang akan tidur sekarang."
Kontan Jassy langsung berdiri, "Terima kasih Harry Styles, aku rasa aku mengalami hari yang berat, dan aku akan tidur sekarang. Good Night." lalu Jassy berlari ke box nomer 4 dan langsung menarik selimut.
Harry tersenyum simpul melihat tingkah hairstylish barunya. Kemudian merebahkan badannya di sofa. Mencoba menutup mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Not Afraid
FanfictionJassy berjalan lunglai ke kamarnya. Dia bahkan lupa jalan kembali ke kamar karena kesadarannya belum sepenuhnya pulih. Pasti si sialan itu sudah merusak kerja otakku. batinnya. Dia bertemu Harry lagi sebelum kembali ke kamar. Jassy merasa jijik wal...