Holiday

404 33 0
                                    

Jassy memandang keluar jendela dari kamarnya, kamar sementara di rumah Louis. Jauh dari lubuk hatinya dia belum siap untuk meninggalkan semua ini.

Dibawanya tas yang berisi barang-barangnya selama bersama the boys, bawaannya ketika pulang kerumah lebih banyak dibanding bawaannya saat pertama. Jassy berjalan keluar kamar dan menuju dapur. Mereka sedang makan roti isi buatan Harry.

"Boys, I wanna go home." Jassy tersenyum kepada mereka ketika mendapatkan perhatian dari mereka. Hanya satu yang tak memperhatikan Jassy, Harry yang masih sibuk dengan roti isinya.

"Kau terlalu terburu-buru Jas, sarapanlah sebentar." Pinta Liam.

Jassy tak menolak dan langsung menempati kursi kosong di sebelah kiri Niall, dan si sebelah kanan Liam.

"Jas.." -Liam

"Don't talk anything please, tadi malam sudah cukup membuatku sedih."

"Aku tak ingin membuatmu sedih, mau kah kau tinggal disini sebentar lagi Jas?" -Liam

"Wait.. what?" Jassy bingung dengan Liam.

"Kan sudah aku katakan, kau terlalu terburu-buru. Lou tidak akan datang hari ini."

"Lux sudah sembuh, dan kemarin dia..."

"Kau lupa Jas?" kali ini Louis.

"To the point please. Kalian jangan membuatku bingung."

"Kami tidak ada show seminggu ini." lanjut Louis.

"So? hubungannya denganku apa?"

"Pekerjaanmu memang sudah selesai, tapi kami akan berlibur beberapa hari ke Netherlands." Niall tersenyum.

Jassy masih bingung dan terlihat dari raut wajahnya.

"Kau ikut dengan kami Jassy." Harry melanjutkan, sambil memberikan roti isi yang dibuatnya kepada Jassy.

"WHAT?" Jassy terkejut tapi dia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya.

Mereka berempat tertawa kecil melihat ekspresi Jassy.

"Kau sudah kabari Ele Lou?" tanya Niall.

"She's always ready."

"And also Sophia." lanjut Liam.

"Finally." Louis mengangkat tangan kanannya seperti mengajak 'tos' pada Liam dengan tatapan penuh arti. Dan liam menyambunya dengan tatapan yang sama.

"Aku mungkin akan membawa seseorang." -Niall

Kini tatapan mereka fokus ke Niall. Tatapan penuh tanya. Niall hanya tertawa.

"Kalian akan ku kenalkan nanti, I am not single anymore." Niall berkata dengan senyum puas di wajahnya.

Sekarang tatapan mereka berpindah ke Harry, dan Harry tau maksud mereka.

"Aku bingung harus membawa siapa. Sara? Kendall? hmm.. atau.."

"Atau siapa?" tanya Liam penasaran.

"Kira-kira yang mana yang harus ku bawa? The hottest one?" Harry melirik ke arah Jassy yang mengalihkan wajahnya dari Harry. Kemudian Harry tertawa. "Aku tak membawa siapapun." Jawab harry tersenyum puas.

Liam, Louis dan Niall pun menghela nafas panjang. Diam-diam Jassy mensyukuri, karena walaupun akan sakit melihat Niall yang mungkin akan membawa Cecilia, gadis yang diceritakannya kemarin, setidaknya Harry akan selalu ada untuknya.

---

Holiday is started.

Harry menggenggam perlahan tangan Jassy yang penglihatannya teralihkan oleh Niall dan Cecil. Jassy menoleh ke arah Harry, dan mendapatkan senyuman dari Harry. Kemudian mereka berjalan menuju private plane 1D.

Pesawat pun meluncur dengan kencangnya.

Genggaman Harry tak lepas dari Jassy. Sepertinya yang lain tidak peduli dan sibuk dengan pasangan masing-masing. Jelas sekali Louis bersama Eleanor, Liam bersama Sophia.

"Kau tidak membawa baju garis-garis kan Lou?" tanya Ele.

"Seperti janjiku babe." Jawabnya.

"Good." lanjut Ele.

Jassy melihat ke arah Liam yang sibuk dengan HP nya, bukan menelepon atau membalas pesan, but...

"Honey please stop to take a selfie." -Sophia.

"Oh mau photo berdua darl?." Tanya Liam.

Sophia terlihat merajuk, tapi sedetik kemudian dia berfoto berdua.

Jassy tidak mau melirik ke arah Niall, tapi sekilas mereka terlihat seperti sedang berpelukan.

Diliriknya genggaman Harry yang tak lepas darinya, dan sejenak dia berpikir. Ini seperti quartet date. Jassy tersenyum tapi sedetik kemudian dia menahan senyumnya karena Harry melihatnya.

"Kau tersenyum?" goda Harry.

Jassy menggeleng.

"Kau tersenyum tadi." Harry tertawa. "Kenapa kau tersenyum?" tanyanya.

"Aku tidak tersenyum."

"Lying"

Jassy merapatkan bibirnya, menandakan dia tidak ingin membicarakan apapun.

"Tell me Jas." Harry berkata sembil tersenyum.

OH GOD. MY HEART. teriak Jassy dalam hati. "NO."

"Okay, don't wanna talking about that?"

"No Harry."

"Okay." Kemudian Harry merebahkan kepalanya ke bahu Jassy. Kembali, Jassy feel comfort, as always.

---

Setelah beberapa jam flight finally mereka mendarat di Netherlands. Mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat.

Ele, Sophia, Cecil dan Jassy menunggu di lobi, sementara para lelaki memesan kamar.

"Jassy sepertinya kau akan satu kamar dengan Harry." ledek Ele.

"Not a chance el." Jassy menggeleng.

"Waw, ini akan menjadi bulan madu pertama mereka el." Lanjut Sophia. Kemudian mereka berdua tertawa.

Jassy hanya bisa menggeleng. Mereka tidak tau dia sudah beberapa kali tidur dengan Harry tapi tidak ada yang tau. Satu sisi dia merasa menang dari dua wanita ini dan tertawa dalam hati.

It's not a first time, batinnya.

Cecilia tidak tau harus berkata apa, dia hanya diam saja mendengarkan tiga wanita itu bercanda, dan akhirnya the boys datang.

"Come on babe." Harry menarik lengan Jassy dengan paksa.

"Wait. what?"

"Kau tidak punya pilihan baby. Kau harus sekamar denganku." Harry tersenyum penuh kemenangan.

Again. and. Again.

"Have a good night Jassy." goda Liam.

"Don' too hard Harry." lanjut Louis.

Sophia dan Ele tertawa penuh kemenangan, dan Jassy memasang wajah seperti mengatakan 'help me'.

"Bye Jassy, tell me tomorrow yaa." Sophia mengedipkan satu matanya ke Jassy.

"You look good together to be honest." kali ini Ele berkata seperti benar-benar tulus.

"Thanks Ele, you look so sweet. And, see you tomorrow. Good night." kali ini Harry.

"Goodnight Jas, Haz," jawab Niall. Cecil masih diam.

Harry memasuki kamar bersama Jassy, disusul Liam dan Sophia.

"Have a good sleep cecilia, Niall." Ele memberikan salam sebelum dia dan Louis memasuki kamar.

Dan terakhir, Niall dan Cecilia.

---

She's Not AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang