Harry menutup mata Jassy dan menuntunnya."Apaan sih pake gini segala." Protes Jassy.
Harry tak menjawabnya dan tetap menuntun Jassy. Harry menghentikan langkahnya, dan perlahan membiarkan mata Jassy terbuka.
Sejenak Jassy tercengang, terpaku, melihat keindahan yang ada di hadapannya sekarang.
"Oh my God." serunya takjub. "It's so amazing really."
"Ini Keukenhof Garden."
"Apapun namanya yang jelas ini luar biasa Harry." Mata Jassy terlihat berbinar-binar.
Harry tersenyum puas bisa membuat Jassy merasa takjub. Harry menggenggam kedua tangan Jassy, dan kali ini tatapan mereka beradu.
Mata hijau Harry serasa bersatu dengan alam, mata hijaunya seperti bersinar. Dan entah apa yang dirasakan Jassy saat itu, semua terasa aneh.
"Harry don't tell anything please." Jassy menatap wajah Harry garis demi garis. Begitu sempurna. Dia merasakan sesuatu bergejolak di dadanya, sangat besar. Dia merasakan getaran itu, dia yakin, tapi Jassy belum siap untuk itu semua, dan dia menepis keyakinan itu perlahan.
"I love you Jassy, I love you."
"You tell it for three times."
"I love you."
"Four times."
"I love you."
"Five."
"I love you."
"Stop it." Jassy tertawa.
"I love you. I love you. I love you. I love you." Harry tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
"I am not ready for this." Jassy melepas genggaman Harry dan berlari ke bawah pohon. Dia duduk bersandar di batang pohon itu, kemudian Harry mengikutinya.
"Kau selalu menghindar."
"Aku tidak menghindar Harry, aku hanya takut."
"Kau takut padaku?"
Jassy tertawa. "Kalau aku takut padamu aku akan berlari sekencang-kencangnya menjauh darimu ketika melihatmu."
"Lalu?"
Jassy bingung mau menjawab apa dan akhirnya dia memeluk Harry, agar dia tidak terlalu banyak bertanya. Harry melingkarkan lengannya di tubuh Jassy.
"I love you Jas, and I never bored to tell that."
"I know it." Jassy mengeratkan pelukannya pada Harry. Jassy dan Harry menghabiskan waktu berdua, mereka tidak peduli pada ocehan Liam dan yang lainnya nanti. Hari ini benar-benar milik mereka berdua.
---
Setelah melewati hari yang melelahkan, Jassy dan Harry kembali ke hotel.
Harry berjalan mendahului Jassy.
'Maafkan aku Harry, aku masih belum yakin dengan apa yang aku rasakan. Hari ini sangat menyenangkan, sungguh. Dan itu selalu aku rasakan setiap kali aku bersamamu. Tapi aku masih takut, aku takut semua ini terlalu cepat dan itu akan menyakiti aku lagi.' Jassy berkata di dalam hati sambil memandang punggung Harry yang berada di depannya.
Harry yang menyadari Jassy tidak di sampingnya menoleh ke belakang, dan tersenyum. Harry menunggu Jassy berjalan hingga sejajar dengannya kemudian merangkulnya.
"Jangan berjalan di belakangku. Berjalanlah di hadapanku."
Jassy melepaskan rangkulan Harry dan melangkah ke depan Harry. Jassy mempercepat langkahnya. Harry seperti merasa di abaikan mengejar langkah Jassy dan mendahuluinya.
"Kau bilang jangan berjalan di belakangmu." ledek Jassy.
"Hey tapi bukan begini maksudnya."
"Sama aja." Jassy mempercepat langkahnya.
"Jassy wait." Harry mengejar langkah Jassy dan mendahuluinya.
Jassy tak mau kalah dan berlari. Harry hanya bisa terdiam melihatnya, dan tertawa.
Jassy sampai terlebih dahulu, dia masuk ke kamar dan menguncinya.
Terdengar dari dalam suara tawa Jassy, sangat keras. Harry tak bisa berbuat apa-apa, dia terdiam, seperti orang dungu. Harry bingung dengan tingkah Jassy, tapi kemudian dia tertawa.
Dia terlalu dalam jatuh cinta pada gadis aneh ini.
"Open the door please babe." pinta Harry lembut.
"NO" teriak Jassy dari dalam. Masih terdengar suara tawanya.
"Babe please." Harry memelas.
"Hey darimana saja kau?" Liam dan yang lainnya muncul. Mereka entah dari mana dan ingin kembali ke kamar.
"Heeeeeeey." Harry bingung mau mengatakan apa.
"Kau darimana saja dan kenapa kau...." Liam bingung dengan apa yang dilakukan Harry.
Harry tak menjawab, dia hanya memberi isyarat menunjuk ke pintu. Liam bingung, tapi yang lain seperti tak peduli, seperti Louis dan Ele.
"Good night Harry." Sapa Ele, kemudian dia bersama Louis meninggalkan mereka.
"Night El." jawab Harry.
"Apa Jassy di dalam?" tanya Niall.
Tiba-tiba Jassy membuka pintu, dan bingung melihat Liam, Sophia, Niall dan Cecil.
"Hai." sapa Jassy datar.
Awkward moment.
Jassy melihat Niall dan Cecil bergandeng tangan, dia takut merasakan sakit lagi. Tapi kali ini, dia tak merasakan apapun, dan itu aneh.
"Hai Jas, how's your day?" tanya Niall.
Jassy hanya tersenyum dan melirik ke arah Harry. Kalau saja tidak di hadapan mereka mungkin Jassy sudah memeluk Harry saat itu, ekspresi wajahnya lucu, sangat lucu.
"Ah aku tak mengerti apa yang terjadi." Liam menggaruk kepalanya.
"Tidak ada yang terjadi Liam." jawab Jassy tertawa kecil.
"Lebih baik kalian pergi sekarang, terimakasih sudah menemaniku menunggu pintu ini dibuka. Bye bye." Harry melambaikan tangan kepada mereka dan merangkul Jassy untuk kembali ke kamar, then close the door.
"Aku masih tak mengerti apa yang terjadi." Liam melirik Sophia.
"Not our bussines darling." -Sophia.
Kemudian mereka kembali ke kamar masing-masing.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Not Afraid
FanfictionJassy berjalan lunglai ke kamarnya. Dia bahkan lupa jalan kembali ke kamar karena kesadarannya belum sepenuhnya pulih. Pasti si sialan itu sudah merusak kerja otakku. batinnya. Dia bertemu Harry lagi sebelum kembali ke kamar. Jassy merasa jijik wal...