Harry's house

496 40 1
                                    

Jassy terkagum-kagum melihat rumah Harry, dia benar-benar belum pernah memasuki rumah sebagus ini. Tidak ada siapapun dirumah itu, jelas sekali Harry tinggal sendirian. Dan rumah itu benar-benar terlalu besar hanya di tempati satu orang. Jassy penasaran dengan apa yang ada di lantai dua, tapi dia mengurungkan niatnya.

Harry membawa barang-barangnya ke kamar, dan Jassy berpikir mungkin itu kamar tamu dan mengikuti Harry. Tapi setelah memasuki kamar itu Jassy yakin sekali itu bukan kamar tamu.

"Harry, ini kamar siapa?" tanya Jassy basa-basi.

"Tentu saja kamarku, menurutmu kamar siapa?"

"Jadi barang-barangku?"

"Ini barang-barangmu."

"Bukan itu maksudku, kenapa barangku disini?"

"Jadi kau mau barangmu di mobil saja gitu?"

"Maksudku, aku tidur dimana Harry?"

Harry tak menjawab, dia hanya menepuk-nepukkan tempat tidurnya, menunjukkan disitu lah tempat Jassy tidur.

"NO! lebih baik aku tidur di sofa."

"Kau mau melewatkan kesempatan emas ini Jas? Kita hanya berdua disini."

"Apa kau terbiasa tidur dengan sembarang orang?"

"Tentu saja tidak, aku hanya tidur dengan orang yang aku cintai."

"Cinta? Jadi secara tidak langsung kau mencintaiku gitu?"

"Aku sudah mengatakannya malam itu, apa kau lupa."

Jelas saja Jassy mengingat Harry mengatakan 'I love you" malam itu sebelum meninggalkan Jassy.

"Your love is not real Harry."

"Kau yang tak melihatnya Jasmine Howington."

"Apa kau selalu bertingkah dingin dan kasar pada orang yang kau cintai?"

"Tidak."

"Jelas sekali! Kau tidak mencintaiku."

"Kau hanya berbeda."

"Apa bedanya coba?"

Harry diam, tak menjawab.

"Mau nonton film?" tanyanya mengalihkan.

Jassy menghela nafas, rasanya lebih baik menonton film daripada membahas tentang perasaan.

---

Jassy duduk di sudut sofa sebelah kiri, dan Harry di sudut sofa sebelah kanan. Ada jarak di antara mereka. Mereka menonton film lama yang berjudul 500 days of Summer, mereka seperti terlihat sangat menikmati film tapi sebenarnya mereka sedang berperang dengan hati dan pikiran masing-masing.

"Jassy." panggil Harry.

"Hmm." jawab Jassy cuek.

"Lihat aku."

"Aku sedang menonton Harry."

"Kau tidak menonton, aku tau itu."

Kemudian Jassy menatap tajam ke arah Harry.

"Jangan tatap aku seperti itu, aku merasa terbunuh." kata Harry.

"Kau yang menyuruhku menatapmu. Sekarang kau mau apa?"

"Damn!! I really want to kiss you".

Darah Jassy mengalir deras mendengar perkataan Harry.

"Jassy" panggil Harry.

Sekarang panggilan itu seolah-olah menggoda Jassy. Ntah apa yang diinginkan Jassy dirinya sendiri pun dia tak mengerti.

Harry berdiri dari tempat duduknya, dan menarik Jassy untuk berdiri juga. Ditariknya tubuh Jassy dan dipeluknya erat.

"Lepaskan sebelum aku berteriak."

"Berteriaklah, tidak ada yang mendengarmu disini."

Jelas saja, rumah ini cukup besar, dan halaman itu terlalu besar untuk mendengar sebuah teriakan dari rumah ini.

"Lepaskan Harry." Jassy mencoba melepasnya, tapi Harry menariknya semakin erat.

"Hanya sebentar Jas, tenanglah sebentar."

Jassy berhenti melawan, dia seolah terhipnotis oleh kata-kata Harry. Kini mereka benar-benar berpelukan, dan satu kata yang bisa di ungkapkan Jassy. Nyaman...dan sungguh dia tidak ingin melepas pelukan itu.

"I can't believe that, I love you and it's crazy." Harry membisikkan ke telinga Jassy.

Sebagai wanita normal, ketika ada seorang pria yang jelas-jelas tidak buruk, mengatakan cinta kepadamu dengan hal yang tidak biasa, tentu saja membuat sensasi yang berbeda. Walaupun itu bukan cinta, tapi sesuatu seperti... gairah?

Jassy menepis pelukannya secara perlahan, dan menatap wajah Harry.

Mata Hijau yang berkilau, bibir tipis yang menggoda, dimples yang muncul ketika dia tersenyum, gigi yang rapi dan crinkles di matanya ketika dia tertawa. He shows the perfection.

"I know your love is not real but, thanks for loving me Harry."

"Apa yang harus aku lakukan agar kau percaya?"

"Harry listen, I am not Sara Victoria Secret angels, I am not Kendall Jenner from Kardashian family, and I am not Karlie that super model. I am just Jassy, and I am just ordinary girl."

"Because that you're different."

"You can't love me Harry."

"But I does, what should I do."

"Forget me."

"Apa ada seseorang yang sudah mengisi hatimu?" tanya Harry.

Jassy menarik nafas, "Iya."

"Siapa?"

"Kau tidak perlu tau itu, yang jelas dia sangat berbeda denganmu."

Raut wajah Harry berubah. Tapi tidak ada amarah di wajahnya.

"Baiklah, mungkin aku terlambat." Kemudian Harry mematikan TV dan berjalan menuju kamar meninggalkan Jassy.

Jassy yang bingung harus bagaimana mengikuti Harry memasuki kamar.

Dilihatnya Harry membuka semua pakaiannya, dan hanya meninggalkan boxer. Jassy menutup mata nya dengan kedua tangannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya nya histeris. Harry melihat ke arah Jassy.

"Aku mau tidur, dan aku tidak terbiasa tidur memakai baju." kemudia dia naik ke tempat tidur.

Jassy masih shock dengan kejadian barusan. Dia melihat Harry shirtless, bakan half naked.

Sejenak di tenangkannya pikirannya. Mereka tidak akan melakukan apapun. Pasti. batin Jassy.

"Aku masih boleh tidur disini kan?" tanyanya.

"Sure." jawab Harry cuek. Harry menghidupkan lampu tidur, menarik selimut dan membalikkan badannya membelakangi Jassy.

Jassy pun menarik selimut, dan mengarahkan badannya menghadap Harry. Sekarang dia memandang punggung Harry.

Jassy diam, dia tak mencoba untuk tidur, ntah kenapa dia ingin sekali memeluk punggung itu.

Tidak Jassy,kau sudah gila. batinnya. Sekarang Jassy mencoba untuk memejamkan matanya. Tapi dia mendengar Harry bergerak, dan saat Jassy membuka matanya Harry sudah mendekat kepadanya, dan mengarahkan tubuhnya ke arah Jassy.

"Tidurlah." kata Harry.

"Kau juga."

"Aku tidak mau melewatkan waktu melihat mu tertidur."

"Kalau gitu aku tidak akan tidur."

"Lalu kita ngapain kalau tidak tidur?" Harry menggoda Jassy.

"Please Harry don't have dirty mind okay?"

Harry tertawa, memperlihatkan giginya, dan lesung pipi nya.

Oh my God! How can you created this one? He such a perfection. Really.

"Aku sama sekali tidak berpikiran kotor Jassy. Atau jangan-jangan kau berpikiran yang tidak-tidak. Katakan apa yang kau bayangkan." Harry menggodanya.

"Tidak. aku tidak berpikir apapun. Sungguh."

Harry menarik tubuh Jassy merapat, dan melingkarkan tangannya di pinggang Jassy.

"Tidurlah di pelukanku Jas." Kata Harry lembut.

Jassy tidak menolak, dan tidak melawan. Ntah kenapa dia seperti mengharapkan hal ini. Jassy merapatkan kepalanya ke dada Harry sehingga dia mendengar detak jantung Harry dengan jelas. Nyaman. Dan dia belum pernah merasakan nyaman seperti ini pada siapapun. Tak sadar Jassy tertidur.

---

Jassy terbangun dan sadar dia tertidur di pelukan Harry dengan nyenyaknya. Digerakkannya kepalanya melihat ke arah Harry yang masih tidur.

Astagaaa bahkan ketika tidur pun dia masih terlihat tampan, batinya.

Disentuhnya hidung Harry dan di gerakkannya perlahan mengikuti garisnya, kemudian bibirnya. Tadi malam itu benar-benar amazing, mereka benar-benar melewati malam berdua tanpa melakukan apapun.

Tak sadar Jassy pun tersenyum, Harry tak seburuk yang ada di bayangan dia.

Harry menangkap tangan Jassy yang berdansa di wajahnya.

"Sudah puas memandangiku Ms. Jassy?"

Jassy merasa malu ketauan oleh Harry.

"Kau mau kita ke apartemen?Atau disini saja berdua denganku?"

"Jelas saja aku mau ke apartemen." Jassy bangun dan duduk di tempat tidur diikuti Harry.

Mereka hanya diam dan saling tatap. Sedetik kemudian Harry melayangkan ciumannya sekilar ke bibir Jassy.

"Morning kiss." kata Harry tersenyum geli. Tapi Jassy hanya terdiam.

"Aku mau mandi Jassy, apa kau masih tetap mau disini?"

Jassy teringat kejadian tadi malam, dan sekarang dia menatap wajah Harry dan melihat ke tubuhnya.

Oh my God, rasanya dia ingin memeluk tubuh shirtless itu lagi.

"I know you kicking dirty in my eyes." goda Harry.

"Kau sudah gila? aku lapar."

"Makan saja aku."

"Aku akan memakanmu selesai kau mandi."

"Kalau begitu aku akan mempercepat mandiku." Harry beranjak dari tempat tidur. Jassy bergegas meninggalkan kamar sebelum dia berpikiran kotor karena melihat Harry half naked.

Tapi Harry dengan cepat menariknya dan menyudutkan nya di dinding. Harry tak melakukan apapun, dia hanya memandang wajah Jassy dan menatapnya tajam.

"I love you Jas." kemudian Harry melumat bibir Jassy. Kali ini Jassy tak ada protes, malah perlahan dia membalas ciuman Harry hingga pagi itu menjadi morning kiss yang hot. Jassy dan Harry sama-sama sudah tidak sanggup menahan gejolak di dada mereka.

She's Not AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang