Cahaya matari mulai merambat masuk melalui celah-celah bus dan membangunkan Harry. Dia memegang bahunya, he's in not good condition now.
"Good morning Harry, are you have a good sleep?" sapa Jassy. Kontan Harry menepis tangannya dari bahunya.
"Sure." jawab Harry singkat. Jassy sudah mulai terbiasa dengan Harry yang dingin.
"Niall dan yang lain sedang sarapan roti di depan. Aku baru saja selesai sarapan."
"Aku tidak tanya." jawab Harry cuek.
Bus berhenti menandakan mereka sudah sampai tujuan.
"Sepertinya kita sudah sampai."
"Aku tau." Kemudian Harry bergegas turun dari bus tour, dan meninggalkan Jassy. Jassy menghela nafas panjang dan mengikuti jejak Harry.
---
Ini pertama kalinya Jassy melihat bagaimana itu check sound, berada di backstage. Dan melihat crowded yang really excited. Tak sadar Jassy pun mengaga. Untung dia sadar dan menutup mulutnya kembali sebelum ada yang melihatnya.
---
Dress room
Jassy menatap Harry di cermin. Apa yang harus dilakukannya pada rambut yang panjang ini? batinnya. Harry balik menatapnya melalui cermin.
"Kau tak melakukan apapun untukku?" tanyanya.
Cepat-cepat Jassy menyentuh rambut Harry, dan saat menyentuhnya dia sama sekali tak menyangka rambut Harry benar-benar lembut. Bahkan rambutnya pun tak selembut ini.
Jassy menata rambut mereka secara bergantian.
Hari pertama Jassy benar-benar terlewati. Setelah show mereka langsung kembali ke apartemen Niall.
Kenapa harus di apartemen Niall? Apa mereka bertiga tidak mempunyai tempat tinggal? pikirnya dalam hati. Begitu banyak hal yang masih tak di mengerti oleh Jassy tentang mereka, tapi perlahan semua pasti akan terjawab. Dan satu masalah yang diyakini nya akan muncul perlahan, ketertarikannya kepada Niall semakin membesar, dan dia yakin harus menepisnya sebelum rasa itu benar-benar muncul.
---
Jassy memasuki apartemen Niall dengan perasaan bingung. Mereka berempat langsung mengambil posisi di sofa, tapi dia masih berdiri dengan sejuta pertanyaan.
"Kenapa kau tidak duduk Jas?" tanya Niall.
"Bagaimana aku kembali kerumahku? Ini sudah sangat malam."
"Kau tidak akan pulang malam ini." Harry berbicara.
"Bagaimana mungkin? Lalu aku tidur dimana?" tanyanya bingung.
"Bersamaku." jawab Harry dingin. Kontan semua terdiam dan memandang ke arah Harry. Jassy tak sanggup berkata-kata. Apa maksud si keriting satu ini. Pikirnya.
"Jika kau tidak mau, kau bisa tidur di kamar Lou, kamarnya di sebelah kamarku." Niall mencoba memecah keheningan.
"Terimakasih Niall. Bolehkah kau menunjukkan kamar itu sekarang? Aku sangat lelah." pinta Jassy.
"Dengan senang hati." Kemudian Niall menunjukkan jalan menuju kamar yang biasa Lou tempati. Semua orang punya kamar masing-masing dirumah Niall. Oleh karena itu mereka sering tidak pulang ke apartemen masing-masing.
Jassy sedikit terkesan denga kamar yang akan di tempatinya, ruangan itu sangat nyaman untuk seorang hair stylish. Mereka menyediakan kamar khusus buat Lou, pasti Lou benar-benar spesial dimata mereka.
Malam pun semakin larut, keheningan memecah malam. Tapi Jassy terbangun dan merasa haus.
Jassy menyusuri apartemen Niall mencari dapur, dan terlihat hanya kegelapan. Jassy mencari saklar lampu tapi tak menemukannya. Dia sangat terkejut melihat seseorang sedang minum di dapur itu.
"Oh my fcking God, Harry kau mengejutkanku." Jassy mengelus dadanya, dia sempat berpikiran bahwa Harry adalah hantu.
Harry masih tetap dalam posisinya, sedang minum dan tak berbicara apapun. Jassy mendekat untuk mengambil gelas dan mengisi air ke gelasnya. Dia meraba-raba meja karena situasi dapur yang gelap saat itu. Tapi tiba-tiba Harry menahan tangannya.
"Harry, apa yang kau---" Jassy tak bisa melanjutkan kata-katanya. Harry menarik tubuh Jassy agar bersentuhan dengan tubuhnya. Diambilnya gelas di tangan kiri Jassy dan meletakkan nya perlahan di meja.
Saat itu sudah sangat malam dan tidak ada suara apapun yang terdengar, kecuali detak jantung Jassy yang sangat kencang. Tatapan mata Harry tajam, Harry mendekatkan wajahnya ke Jassy dan Jassy mencoba menjauh.
"What are you doing Harry?"
"ssst, can you shut up?"
"Lepaskan aku."
"Pelankan suaramu."
"Lepaskan aku bilang."
Harry melepaskan tubuh Jassy sebelum dia bersuara lebih kencang.
"Tidurlah bersamaku." pintanya.
"Apa kau gila? Kau pikir kau siapa?"
"Hanya untuk malam ini, please!"
"NO fucking way. Dasar kau mesum."
"Hey, aku tak berniat melakukan itu, hanya saja tidurlah denganku."
"Tidurlah kau dengan wanita-wanitamu." Jassy bergegas meninggalkan dapur, tapi Harry malah menarik tangan kanan nya dengan kencang dan... tanpa aba-aba Harry mencium bibir Jassy. Jassy yang mendapatkan kejutan seperti ini masih belum sadar, dia tidak melawan. Sedetik kemudian dia mencoba melepas Harry saat sadar ciuman itu menjadi lebih nakal dari sebelumnya.
Harry menarik erat tubuh Jassy dan mendorongnya merapat ke dinding, akhirnya Jassy pun pasrah. Dia tak mencoba membalas ciuman Harry, dia juga tak melawannya, dan dia dia mulai menikmatinya.
Tapi Harry tak bertindak jauh, dia melepaskan ciumannya setelah beberapa menit. Sejenak dipandangnya wajah Jassy dan dilepasnya pelukannya. Kemudian Harry pergi meninggalkan Jassy tanpa kata-kata. Jassy masih terdiam seperti orang bodoh. Jassy pun kembali ke kamar dan lupa tujuan utamanya ke dapur.
---
Jassy berjalan lunglai ke kamarnya. Dia bahkan lupa jalan kembali ke kamar karena kesadarannya belum sepenuhnya pulih.
Pasti si sialan itu sudah merusak kerja otakku. batinnya. Dia bertemu Harry lagi sebelum kembali ke kamar. Jassy merasa jijik walau hanya meliriknya. Tapi lagi-lagi Harry menariknya.
"Kau mau apa? Bukannya kau meninggalkanku sendirian tadi."
"Tapi aku menunggumu disini." kali ini tatapannya datar.
"Ingin sekali aku katakan aku membencimu."
"Kalau begitu katakanlah."
"I hate you !!" Kemudian Harry mencium bibir Jassy sekilas.
"I love you, good night." lalu Harry pergi, kali ini benar-benar pergi ke kamarnya. Jassy masih terdiam, terpaku. Masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi dan di dengarnya.
Apa ini mimpi? Dia sangat berharap itu semua adalah mimpi. Tapi ini jelas, ini nyata. Jassy baru saja berciuman dengan Harry Styles. Dan itu mengganggu pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Not Afraid
FanfictionJassy berjalan lunglai ke kamarnya. Dia bahkan lupa jalan kembali ke kamar karena kesadarannya belum sepenuhnya pulih. Pasti si sialan itu sudah merusak kerja otakku. batinnya. Dia bertemu Harry lagi sebelum kembali ke kamar. Jassy merasa jijik wal...