Broken

486 41 0
                                    

 Hari-hari Jassy berubah semenjak dia menjadi hairstylish One Direction, walaupun dia hanya menggantikan Lou Teasdale sementara, tapi dia merasa ini akan menjadi hal terindah di dalam hidupnya.

Jassy tak pernah henti mendapatkan hal-hal baru . Semakin lama dia semakin tak bisa menahan perasaannya terhadap Niall. Semakin sering dia bertemu Niall, semakin besar pula perasaanya. Tapi dia juga tak bisa memungkiri perasaan ketergantungan terhadap Harry. Di satu sisi Jassy ingin Niall, tapi di satu sisi lagi Jassy tak ingin kehilangan Harry.

Jassy memandang dirinya di cermin, dia menggunakan rip jeans berwarna biru cerah, dan memakai kaus putih lengan panjang polos, rambutnya dikucir kuda, dan dia membawa sling bag. Hari ini Jassy berencana menemui temannya di cafetaria dekat apartemen Louis. Oh iya, sekarang mereka sudah berpindah ke apartemen Louis. Jassy sudah tidak pernah pulang kerumah, bahkan dia sudah lupa bagaimana rasanya tidur dirumahnya.

Jassy keluar dari kamarnya, dan berpapasan dengan Niall.

"Kau mau kemana Jas?"

"Aku berjanji dengan temanku, di cafetaria dekat sini kok."

"Mau aku antarkan?" tawarnya.

"Oh tidak, tidak perlu Ni, aku tidak mau merepotkanmu."

"Kau tidak pernah merepotkanku Jassy, tunggu sebentar aku lupa dimana meletakkan kunci mobilku. Jangan pergi ya. Tunggu aku." Kemudian Niall pergi mencari kunci mobilnya.

Mau tak mau Jassy menunggu, dan duduk bergabung dengan Louis, Liam dan Harry.

Mata Jassy melirik ke arah Harry, dia terlihat asik bermain Handphone nya, terlalu asik mungkin sampai dia tidak menyadari kehadiran Jassy. Louis seperti biasa, selalu sibuk dengan handphonenya. Liam? Liam sedang bernyanyi dengan headphone di telinganya. Dia terlihat begitu menghayati nyanyiannya.

Takada percakapan yang terjadi saat itu, mungkin mereka sedang asik dengan urusan masing-masing.

"Come on Jas." Niall memecah keheningan.

"Mau kemana kau Ni?" tanya Louis.

"Mengantarkan Jassy bertemu temannya."

Jassy melirik ke arah Harry, dia masih sibuk dengan handphonenya :') Jassy menghela nafas, apa Harry selalu begitu? Dia seperti benar-benar tidak peduli, padahal hanya berpura-pura. Entah kenapa Jassy merasakan sakit di hatinya, Harry dingin. Kenapa dia selalu berbeda saat mereka hanya berdua, dan di depan teman-temannya. Dia berbeda.

"Come on Jas."

"Oke Ni."

---

Sepanjang perjalanan Jassy dan Niall banyak bercerita, bersama Niall dia bisa menceritakan segala hal yang ingin dia ceritakan. Apalagi Niall selalu tertawa setiap kali Jassy bercerita. Tapi dia tidak bisa membaca Niall, terkadang Niall terlihat seperti hanya menganggapnya teman, tapi terkadang dia terlihat seperti peduli berlebihan denga Jassy. Seperti sekarang ini, dia memaksa untuk mengantarkan Jassy ke cafetaria yang jelas-jelas tidak jauh dari apartemen Louis.

"Thanks Niall, sampai jumpa."

"Kalau sudah selesai telepon saja aku, aku akan menjeputmu."

"Tidak perlu Ni, kau lihat saja. Sangat dekat dengan apartemen Louis."

"Come on Jas, jangan menolak. Aku ingin makan malam dengan mu nanti. Sekalian ada yang ingin ku katakan padamu."

"Makan malam?"

"Iya, kau bisa memesan apapun yang kau suka. Kau bisa makan sebanyak-banyaknya."

Jassy tertawa renyah. "Aku bukan dirimu Niall." kemudian dia turun dari mobil Niall. "Tapi baiklah, aku tidak akan menolak kesempatan makan gratis." kata Jassy.

"Good! Sampai jumpa Jassy." Niall tersenyum. Membuat Jassy hampir berhenti bernafas. Rasanya dia akan gila jika terlalu lama menjadi hairstylish mereka.

---

"Hey Jas, you look so different."

"Hey Kezia, I miss you so much." Jassy mencium pipi kanan kiri sahabatnya itu.

"Kau terlihat makin cantik wahai hair stylish One D."

"Please deh Kez, kau tidak tau apa yang telah aku lewati. Ini berat sumpah dan kau tak akan kuat."

Kezia terkekeh mendengar kata-kata sahabatnya itu.

"Seberat apa sih? aku jadi ingin tau."

Pembicaraan mereka terhenti karena seorang pelayan wanita mendatangi meja mereka.

"Pesan apa Ms?" tanya pelayan wanita itu ramah.

"Double cheese burger, Ice cream topping strawberry, and soft drink."

"Samakan aja." lanjut Kezia.

"Oke, dua ya."

"Ditunggu ya Ms." Kemudian pelayan wanita itu tersenyum dan pergi.

"Sampai mana tadi percakapan kita?"

"Kau berkata itu berat dan aku gak akan kuat, seberat apa sih?"

Jassy menghela nafas panjang dan menceritakan kisahnya selama menjadi hairsylish empat lelaki itu. Pertama dia menceritakan tentang Louis, kemudian tentang Liam, dan berlanjut ke kisahnya dengan Niall.

"Aku tak tau Kez, aku hanya benar-benar terpesona dengan the Irish one, and I don't have a reason!"

"Dan dia tau itu?"

"No" jawab Jassy dengan wajah innocent.

"Semakin lama aku dengannya aku semakin gila, aku takut patah hati Kez."

"Sebaiknya kau jangan berharap lebih."

"Kalau aku bisa mengkontrol perasaan, pasti aku sudah mengatakan itu. Tapi ini semua semakin berlebihan Kez. I am dying."

"Kalau yang satu nya lagi? Harry?"

Jassy menelan ludah, "Bisakah kita tidak membicarakannya?"

"Tidak. Kau harus menceritakannya."

"Aku tak sanggup Kez?"

"Kenapa?"

"Aku malu."

"Apa kau tidur dengannya sampai kau merasa malu."

"Shit. Pelankan suaramu."

Kezia terlihat shock. "Jadi kau benar-benar tidur dengannya?" Kezia berbicara seperti berbisik.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan Kez, kami hanya tidur dan tak melakukan apapun."

"Bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tau, aku.... aku bingung kalau sudah membahas Harry Kez." Raut wajah Jassy berubah seperti orang frustasi.

"Tell me everything Jassy."

"Okay, we just kissing."

Kezia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia benar-benar kehilangan akal melihat sahabatnya ini.

"Oh my God, I really want to kiss Harry Styles too. You are lucky girl Jassy."

"Shut your mouth! Dan dia mengatakan dia mencintaku."

Kezia semakin shock. "Really? It's goal of my life Jassy, you get it all. I hate you."

"Kez, aku hampir gila memikirkannya."

"Tapi kau jangan langsung percaya pada Harry Jas, kau tau sendiri kan mantan-mantan nya seperti apa."

"Tenanglah Kez, aku menyadarinya. Tapi aku seperti orang gila jika tak melihatnya satu hari."

"Kau mencintainya juga? Kau serakah."

"Tidak Kezia, aku sama sekali tak ada perasaan apapun pada si keriting itu, aku hanya tidak ingin dia melepaskanku. Aku ingin Niall, dan aku mau Harry. Apa aku egois?"

"ITU SUDAH JELAS DAN JANGAN TANYAKAN LAGI."

Percakapan itu pun berlangsung lama, sampai Jassy tak menyadari sudah jam berapa ketika handphonenya berbunyi. Ada pesan masuk, dari Harry.

From : Harry Styles.
Where are you?

Jassy mengabaikannya. Tak lama kemudian, ada panggilan masuk dari Niall Horan, cepat-cepat Jassy mengangkatnya.

"Halo Niall."

"Kau belum selesai juga?"

"Ini baru saja selesai."

"Baiklah aku jemput sekarang ya."

"Oke Ni."

Sebenarnya banyak hal lagi yang ingin Jassy ceritakan pada Kezia, tapi sepertinya waktu mereka tidak cukup. Jassy tak mau melewatkan hari bersejarahnya dengan Niall.

---

"Kau sudah menunggu lama Jas?"

"Tidak kok, hanya 3000 sekian detik terlewatkan."

Niall tertawa mendengar Jassy, bagaimana kau bisa menghitung detiknya.

"Aku hanya mengarang" Kali ini Jassy dan Niall tertawa.

Mereka berhenti di sebuah restoran yang terlihat mewah. Dari luar saja terlihat ini restoran mahal.

Niall dan Jassy mengambil tempat yang sudah di pesan Niall, ruangan itu tidak untuk umum, mungkin hanya untuk orang-orang tertentu. Niall memesan sangat banyak makanan, sedangkan Jassy hanya memesan steak. Di pandangnya Niall yang ada di hadapannya, di lihatnya sekeliling restauran, kemudian dia tersenyum.

Apa ini akan menjadi hari yang paling bahagia di hidup Jassy?

"Jas."

"Iya Ni." jawabnya deg-deg an.

"Aku hanya bingung, bisa dibilang kita sudah lumayan lama dekat setelah kau menggantikan Lou."

"Hm.." Jantung Jassy semakin tak karuan.

"Jadi, mungkin aku bisa menanyakanmu sekarang, tapi sebenarnya aku masih malu, karena ini untuk pertama kalinya, dan hanya kau yang mengetahui ini."

"Apasih Ni?" Jantung Jassy semakin tak karuan.

Niall mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, Jassy hampir kehilangan kesadaran. Apa-apaan ini? Dia sama sekali belum siap. Niall mengeluarkan kotak perhiasan berwarna merah. Saat dibukanya terlihat kalung berlian yang sangat indah, dengan inisial 'C'

C jelas sekali bukan J. Hati Jassy serasa hancur berkeping-keping. siapa C? Dan kenapa Niall seperti ini.

"Aku lagi dekat dengan seoran gadis, namanya Cecilia, dan please jangan bilang Harry, Liam, dan Louis karena aku tidak mau mereka tau aku melakukan ini. Kau tau Jas, ini untuk pertama kalinya."

"Pertama kali apa?"

"Pertama kali menyatakan cinta dengan kejutan seperti ini. Kira-kira Cecil bahagia gak ya aku berikan ini?"

"Dia pasti bahagia." Aku yang hancur Ni, batinnya. Kalau saja saat ini yang di hadapannya bukan Niall, pasti dia sudah menangis meraung. Bukan aku yang ada di hatinya Niall, sudah jelas sekarang.

Tak terasa Jassy meneteskan airmatanya.

"Hey Jas, kenapa kau menangis."

"Aku tidak menangis Niall, ini hanya terharu" Jassy tertawa, "Kau sungguh romantis Ni, Cecil beruntung mendapatkanmu." Kemudian Niall tesenyum puas.

Hanya satu yang diingat Jassy saat itu, tempat yang bisa meredakan tangisnya, tempat yang bisa menghapus rasa sakitnya, tempat yang belakangan ini menjadi favoritenya, Pelukan Harry. :'))  

She's Not AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang