Dua

188 15 18
                                    

Selamat menikmati
Maaf banyak typo. Dan tanda baca yang nggak jelas ;)

Foto diatas adalah visual Sera

                                 ***
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun mata Sera belum juga bisa tertutup.

Padahal badannya benar-benar remuk karena acara MOS terakhir tadi siang yang lebih menguras tenaga daripada hari-hari sebelumnya.

Semua anak kelas X IPA di jemur tepat jam 12 siang di lapangan basket depan, sedangkan anak X IPS di lapangan basket belakang dan saat itu panasnya luar biasa gila, hampir setara dengan panasnya gurun pasir. Mungkin.

Latihan Paskibraka dari siang sampai sore dengan waktu istirahat yang cuma 20 menit.

Makan tiga menit, ganti baju dua menit, dan masih banyak penderitaan lain yang harus dijalani, salah satunya siap dapet sembur kakak kelas setiap melakukan kesalahan sekecil apapun. Belum lagi suara polisi MOS yang setara sama penyanyi Whitney Housten atau mungkin hampir melebihi delapan oktaf.

'Buset untung enggak pecah tu gendang telinga ku?', gerutu Sera dalam hati saat mengingat kegiatannya seharian tadi.

Akhirnya MOS pun ditutup dengan main air dan ajang permintaan maaf dari kakak kelas, yang sebelumnya dibumbui juga dengan adegan akting para kakak kelas yang saling bertengkar karena membela salah satu junior yang melakukan kesalahan.

'Huft. Benar-benar melelahkan!' batin Sera saat mengingat kejadian tadi siang, sambil merebahkan diri di kasur kesayangannya, bersiap memejamkan mata.

Saat masih sibuk dengan ingatan MOS tadi siang, tiba-tiba hp nya berbunyi nyaring pertanda panggilan masuk.

Sera meraih hp nya dengan malas, lalu ditatapnya nama yang tertera di layar. Mesya.
Satu-satunya sahabat yang kini Sera punya, rumahnya tidak jauh dari rumah Sera.

'Ada apa ni anak malem-malem telpon,tumben?', gumam Sera.

"Hallo, kenapa Sya? Tumben malem-malem gini?"

"Hehe sorry ganggu, kamu dah tidur belum? Aku nggak bisa tidur nih, temenin ngobrol dong" pinta Mesya dengan nada sok melas.

"Kalau aku dah tidur aku gak bakalan ngangkat telepon kamu. Sama sih aku juga baru gak bisa tidur, jangan-jangan kita kena sindrom nervous nih kayak tiga tahun lalu, waktu malam sebelum hari pertama kita masuk SMP," kata Sera mengingat kejadian tiga tahun lalunya bersama Mesya

Saat itu Sera dan Mesya sama-sama menjadi murid baru di SMP, malam hari sebelum memulai pelajaran intensif esok harinya, Mesya menghubungi Sera dan mengoceh hingga jam tiga pagi.

Meskipun saat itu Sera belum terlalu dekat dengan Mesya tapi karena ia juga tidak bisa tidur jadi ia membiarkan Mesya mengoceh ditelepon dan hanya menanggapi seadanya pertanyaan yang diajukan Mesya.

Alhasil di hari pertama masuk sekolah mereka sudah mendapat teguran dari guru karena ketahuan tidur saat jam pelajaran Bahasa Indonesia.

Sewaktu SMP Sera memang satu sekolah dengan Mesya, mereka bertemu di hari pertama pendaftaran, karena Mesya pribadi yang mudah bergaul dan hangat membuat mereka menjadi semakin akrab, ditambah rumah mereka yang dekat membuat Mesya tidak pernah absen datang ke rumah Sera, kecuali saat hari-hari sibuk.

Sera sekarang hanya bisa terbuka dengan Mesya dan Rizal. Padahal dulu ia pribadi yang sangat terbuka dengan orang di sekelilingnya. Namun itu dulu sebelum dunia Sera runtuh dan berubah.

Dulu Sera mempunyai beberapa sahabat, tepatnya ketika ia masih duduk dibangku sekolah dasar. Tapi saat setelah kejadian itu terjadi semuanya berubah.

KELAM [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang