KELAM [on going]

Lima

                         ****
Hati Yoga menjadi sesak, apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Sera hingga membuat gadis yang ceria berubah menjadi sosok pendiam, pemurung dan pemarah? Yoga mencoba mengingat kembali kejadian lima tahun lalu hari dimana ia pergi meninggalkan Kota Jogja.

"Ada apa sebenernya sama Sera", gumam Yoga dengan cemas.
                                               ***

Lima tahun yang lalu
14 Februari

Ruang kelas lima

Jam pulang sekolah sudah lewat 10 menit yang lalu. Sebagian besar siswa telah meninggalkan sekolah, hanya tinggal beberapa gelintir yang sedang menunggu jemputan.
Yoga terlihat tergesa-gesa memasuki ruang kelas nya namun beberapa detik kemudian ia keluar dari kelasnya, pandangannya beredar kemana-mana, ia mengelilingi seluruh koridor sekolah dari ruang kelas satu sampai kelas enam, kantin, mushola,dan parkiran, tapi ia belum juga menemukan sosok yang dicarinya.

"Sera mana ya dari tadi dicariin susah banget," gumam Yoga kesal.

"Ah.. mungkin di lapangan basket," Yoga baru ingat tempat di mana seharusnya ia mencari Sera, lapangan basket samping sekolah.

Sesampainya di lapangan basket.

"Nah itu dia Sera, tapi kok cuma berdua sama Gerald ya. Tumben mereka ngobrol kayak serius banget, nguping dulu ah bentar," ucap Yoga sambil mencari tempat aman, ia bersembunyi di balik pohon yang tidak jauh dari tempat Sera dan Gerald berdiri dan mulai mendengarkan percakapan mereka.

"Kamu ngapain ngajak aku ke sini, inikan udah waktunya kita pulang, aku mau pulang nih udah capek," ucap Gerald pada Sera yang dari tadi belum angkat bicara semenjak mereka berdua ada di tempat ini.

"Em... aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Sera ragu, kepalanya masih menunduk tak berani memandang objek di depannya, tangannya berkutat memainkan kuku-kuku jarinya, khas orang yang sedang di landa gugup.