Selamat membacaaa.....
Visual diatas adalah Roynaldi***
Hari ini adalah hari yang sangat dibenci Sera, karena hari ini adalah jadwal pelajaran bahasa Inggris, pelajaran yang amat Sera benci. Dari dulu Sera sangat tidak suka dengan bahasa Inggris, karena meski ia telah belajar dari TK sampai sekarang dia tidak pernah bisa menguasai pelajaran itu.
Sera hanya meletakkan dagunya di atas meja karena tidak megerti apa yang dari tadi dikatakan oleh gurunya. Di sampingnya Yoga dengan antusias mengikuti pelajaran itu, Yoga memang cukup jago berbahasa Inggris, tantenya yang tinggal di London dulu sering mengunjunginya jadi dia cukup terbiasa dengan percakapan bahasa Inggris. Kini Sera yang hanya bisa geleng-geleng melihat keseriusan Yoga.
Bel istirahat berbunyi, semua anak berhamburan keluar kecuali beberapa anak dan pastiya Sera dan Yoga.
“Ser! Ngantin yuk?”, ajak Yoga sambil menarik lengan Sera.
“Ogah ah! Males!”, tolak Sera sambil bermalas-malasan di tempat duduknya.
“Kamu tu ya udah seminggu lebih sekolah di sini dan belum sekalipun kamu ke kantin. Iya kan? Dan aku yakin kamu pasti belum pernah ketemu sama penjaga sekolah kita kan”, ucap Yoga prihatin.
“Lagian buat apa aku kenal sama penjaga sekolah kurang kerjaan banget”, ucap Sera tak peduli.
“Ya kalau kamu kenal sama penjaga sekolah lumayan kalau kamu telat bisa nyusup tu lewat rumahnya. Atau kamu takut ya ketemu Lyana?”, tanya Yoga memastikan.
“Apaan sih lo, siapa yang takut sama tu anak lagain ngapain gue harus takut sama dia. Oke ayo ke Kantin!”, seketika Sera langsung beranjak dari bangkunya.
Pancingan Yoga akhirnya berhasil. Yoga tersenyum tipis sambil mengekori langkah Sera. Namun baru sampai di ambang pintu Sera menghentikan langkahnya.
“Kantinnya di mana?”, Sera membalikkan badannya sambil memasang muka yang masih bete. Yoga tertawa kecil.
“Kirain dah tau, bukannya waktu MOS harusnya... " belum selesai Yoga berbicara, Sera sudah memotongnya,
"Lupa!", singkat, jelas, padat, tegas. Yoga hanya bisa nyengir dan berjalan didepan.
***
Benar kata Yoga, sampai kantin Sera melihat Lyana yang sedang mengobrol dengan teman-temannya, sekarang ia jadi menyesal harus pergi ke sini. Jika melihat muka gadis itu ingatannya selalu kembali ke masa lalu saat dengan teganya gadis itu meninggalkannya.“Ga, balik aja yuk. Males ah rame banget”, ajak Sera karena malas berpapasan dengan Lyana.
“Apaan sih, kita dah sampai sini tanggung tau, kita tu dah jalan dari ujung sampe ujung. Lagian kalau balik sekarang pasti kelas 12 IPS baru pada nongkrong di depan kelas mereka dan pasti rame banget, kalau enggak harus muter lewat deket kantor guru. Jadi minimal kita ke kelas kalau udah mau mendekati masuk biar nggak jadi tontonan kakak kelas. Kamu mau, kalau aku sih nggak masalah”, cerocos Yoga panjang lebar yang memang sudah mengetahui adatnya jam istirahat, lalu dia menarik tangan Sera untuk menuju ke pedagang yang sudah di kerumuni anak-anak yang lain.
Sera hanya bisa mengikuti kata-kata dan tarikan Yoga.
Saat tengah mengantri ada yang menepuk pundak Yoga dari belakang dan ternyata itu Lyana, Sera tidak mengetahuinya karena ia berada di depan Yoga.“Hey Ga? Kamu lagi ngantri beli siomay ya? Mending gabung sama aku, tadi temen aku ada yang aku pesenin tapi katanya dia nggak jadi ke kantin karena harus ketemu guru. Dari pada mubadzir mending buat kalian berdua, ada dua porsi kok”, ajak Lyana dengan lembut. Mendengar suara yang tidak asing di telinganya Sera langsung menoleh kebelakang. Memasang muka curiga entah apa yang akan dilakukan gadis licik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAM [on going]
Ficção AdolescenteCinta tak melulu tentang kekasih belahan jiwa... Cinta tak melulu memberi rasa bahagia... Tapi cinta juga tentang keutuhan sebuah keluarga... Tentang bagaimana rasa sakit dan sengsara... Tentang lika liku yang harus ditempuh untuk mengerti apa arti...