DUA BELAS

76 6 2
                                    

Visual diatas adalah Lyana

Selamat membacaaa....
***

"Mampus! Kapan tu orang tidur disitu? Kenapa aku nggak liat dari tadi", gumam Sera sambil menepuk jidatnya setelah mengetahui bolanya mendarat ditempat yang tidak tepat.

Dengan perasaan was-was dan mencekam Sera mendekati korbannya yang terlihat mulai bergerak dan terbangun. Sera benar benar tak bisa membayangkan umpatan apa yang akan ia terima setelah mendaratkan sebuah bola basket tepat diwajah seseorang yang sedang tertidur pulas.

'Tenang Ser, jangan panik, kamu cuma perlu minta maaf. Lagian kamu nggak sengaja. Oke bener gitu', dalam hati Sera terus menyemangati dirinya sendiri.

Tepat saat Sera sampai didepan orang itu, si korban sudah terduduk dan membuka buku yang tadi ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Dan naas, rembesan darah segar keluar dari hidungnya. Si korban hanya terdiam, menunduk menghapus darah yang keluar tanpa ekspresi apa pun yang membuat Sera semakin meremang ketakutan dan merasa bersalah.

'Sumpah kamu bego banget Ser', batin Sera sambil menutup mulutnya yang sedikit terbuka.

"So... sorry banget ya, aku beneran nggak sengaja, aku nggak tau kalau ada orang tadi", kata Sera sambil sedikit menunduk untuk mengetahui wajah korbannya.

Si korban segera menengadahkan kepalanya melihat orang mana yang berani-beraninya mengusik tidur indahnya. Seketika Sera kembali terkejut mengetahui orang di depannya dengan lebih jelas.

"Kak Roy? Ini kak Roy kan?", tanya Sera yang sebenarnya lebih seperti meyakinkan dirinya sendiri.

Wajah orang di depannya memang sangat mirip dengan Roy tetapi tampilan, gaya rambut, dan gaya berpakaian nya berbeda sekali dengan Roy yang Sera liat tadi siang. Sera masih terus mengamati orang di depannya dengan lebih teliti. Jujur saja orang ini juga terlihat lebih tampan dan keren dibandingkan Roy.

"Woy!! Sampe kapan lo mau liatin gue?", ucap si korban yang mulai angkat bicara dengan nada sedikit tinggi membuyarkan lamunan Sera.

'Ini bukan kak Roy!', ucap sera cepat dalam hati setelah mendengar bahasa yang digunakan orang itu.

"Pertama, gue bukan Roy! Kedua, lo udah ganggu tidur siang gue dan yang ketiga lo udah bikin gue mimisan. Jadi apa yang bakal lo lakuin sekarang biar gue nglepasin lo? Sera Araseli C.?", ucap orang itu yang tak lain adalah Rey, setelah membaca badge nama di seragam Sera dengan penuh penekanan dan santai namun menakutkan. Dia juga meninggikan suaranya ketika mengucapkan kata 'Roy' karena dia sangat tidak suka di panggil Roy.

"Maaf... ", hanya itu yang dapat keluar dari mulut Sera sambil meringis seolah dapat merasakan perih nya hidung orang didepannya. Namun Rey justru tidak merasa sakit.

"Lo pikir dengan minta maaf kayak gitu gue bakal maafin lo, hah?, kalau aja lo bukan cewek udah habis lo gue hajar", ucap Rey dengan nada bicaranya yang masih santai namun tegas.

"Kalau lo beneran mau minta maaf, turun lo, berlutut didepan gue dan bilang 'Maaf ya kakak aku salah, aku yang bego nggak bisa main basket', cepet turun", lanjut Rey dengan nada memerintah dan penuh penghinaan.

"Apa-apaan ini", batin Sera mendengar perintah manusia didepannya.

Seketika rasa takut dan bersalah Sera berubah menjadi rasa kesal yang memuncak. Tangannya mengepal menahan amarah, ingin sekali Sera menimpuk orang didepannya ini dengan bola basketnya lagi sampai hidungnya patah sekalian. Pikir Sera dalam hati.

Tapi Sera tidak gegabah, jelas saja ia pasti kalah jika orang ini benar-benar main tangan. Apalagi tempat ini sangat sepi.

Sera berpikir cukup lama, mencari cara bagaimana agar dapat lepas dari orang ini. Rey pun menunggu dengan antusias sambil melipat kedua tangannya didepan dada, tidak berniat sedikit pun melepaskan pandangan dari gadis didepannya ini.

KELAM [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang