Dengan perlahan dan pasti, Rey semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Sera. Sera semakin panik. Jika dia teriak pasti lelaki didepannya justru semakin nekat. Sera tau betul pikiran mesum yang ada di otak lelaki ini sekarang.
Hembusan nafas Rey mulai terasa diwajah Sera. Membuat mata Sera reflek sedikit tertutup dan menatap kearah bawah...
Dan....Buugghh....
"Aarrrghhhh... !" pekik Rey merasakan bagian bawahnya terasa nyeri akibat tendangan dari lutut Sera.
Badan Rey terhuyung mundur kebelakang sambil membungkuk merasakan sakit. Kesempatan itu tidak disia-siakan Sera untuk segera kabur.
"Sialan!", rutuk Rey
Sera segera berlari sekencang mungkin dan menghilang di persimpangan koridor kelas sebelas. Menaiki tangga dan terus berlari agar tidak tertangkap oleh Rey.
Sampai dipersimpangan depan ruang musik tiba-tiba...
Bruk...
Tubuh Sera menghantam seseorang karena ia terlalu buru- buru dan panik.
"Sera!?? kamu baru sampe juga? kamu ngapain sih lari-larian kayak dikejar setan? kamu tadi dianter kak Rizal? kok kamu malah ke arah parkiran ngapain? kamu nggak ke kelas?", Yoga membrondong Sera dengan pertanyaan yang sama sekali tidak dihiraukan Sera.
Beruntung koridor ini terletak diujung sekolah sehingga jarang yang melewati, terlebih saat ini masih cukup pagi jadi hanya segelintir siswa yang berlalu lalang, sehingga Sera tidak perlu mendapat tatapan dari sekitarnya karena dia berlarian seperti dikejar setan.
Sera semakin panik bukan kepalang mendengar derap kaki yang seperti berlari menaiki tangga. Sera sangat yakin itu Rey.
Ia segera menarik Yoga memasuki ruang musik. Matanya menelusur keseluruh ruangan ini dengan cepat, mencari tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi.
Namun sayangnya ruangan ini bukan tempat yang tepat untuk bersembunyi. Otak Sera bekerja dengan cepat.
"Kamu kenapa sih Ser panik banget? ada apaan?" tanya Yoga begitu bingung melihat tingkah Sera.
Tidak menjawab, Sera justru segera menarik lengan Yoga untuk duduk di sebuah kursi, kemudian ia menarik kursi lain untuk duduk didepan Yoga. Saat ini posisi Yoga tepat membelakangi pintu dan Sera berada didepannya. Mereka saling berhadapan. Yoga hanya pasrah mengikuti segala tingkah Sera.
Setidaknya hanya ide konyol ini yang ada di otak Sera, karena dia terlalu sering melihat drama korea. Sepertinya ini cara ampuh untuk bersembunyi persis seperti yang ia tonton dikebanyakan serial drama korea nya.
Derap langkah itu semakin mendekat, membuat Sera bersiap dan mengambil ancang2.
Ceklek...
Tepat ketika pintu ruang musik terbuka. Sera segera menarik tengkuk Yoga dan mendekatkan wajahnya ke wajah Yoga, memangkas jarak antara keduanya untuk menyembunyikan wajahnya dari orang yang kini telah berada di ambang pintu.
Hal itu sukses membuat jantung Yoga terasa mencuat keluar. Tubuhnya seketika mematung. Jantung Yoga memompa dengan cepat, ada desiran aneh yang ia rasakan ketika memandang wajah Sera sedekat ini. Jarak mereka kini tidak lebih dari 5 cm.
Yoga bahkan dapat mencium aroma parfum yang berasal dari leher Sera, karena Sera sedikit memiringkan kepalanya, agar mereka terlihat seperti sedang melakukan hal mesum. Sungguh Yoga seperti terhipnotis seketika. Ia bahkan terlupa untuk sekedar mengedipkan matanya.
"Sialan lo pada! pagi-pagi udah mesum aja! cari tempat lain napa?!", teriak Rey kesal karena bukannya menemukan Sera justru mendapati dua sejoli yang tengah asik memadu kasih didalam ruang musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAM [on going]
Teen FictionCinta tak melulu tentang kekasih belahan jiwa... Cinta tak melulu memberi rasa bahagia... Tapi cinta juga tentang keutuhan sebuah keluarga... Tentang bagaimana rasa sakit dan sengsara... Tentang lika liku yang harus ditempuh untuk mengerti apa arti...