DELAPAN

66 8 1
                                    

Selamat membacaaa....
Visual diatas adalah Reynaldi

                                                ***

Ditempat lain

Dua saudara yang sangat berbeda, namun memiliki kemiripan bahkan hampir tidak bisa dibedakan itu tengah bertengkar hebat.

"Lo keterlaluan Rey, gue tu osis di sekolah, gue terus-terusan ditegur sama osis lain dan ketua osis karena gue nggak bisa ngasih tau lo buat nggak tawuran lagi. Lo tu malu-maluin tau nggak!!", bentak seorang pemuda yang berstatus sebagai kakak itu sambil berdiri menatap tajam orang di depannya.

Di depannya duduk seorang pemuda yang berstatus sebagai adik, wajahnya berantakan tak karuan karena baru saja selesai tawuran, pelipis dan ujung bibir nya sobek serta berdarah, belum lagi pipinya yang memar, meski bisa dibilang sekolahnya yang memenangkan tawuran itu tapi tetap saja wajahnya dipenuhi luka. Namun luka itu tak seberapa jika dibandingkan dengan para musuhnya yang benar-benar babak belur.

"Lo kira lo siapa bisa bentak-bentak gue!! Lagian gue nggak tawuran di sekolah dan kalau lo malu karena gue tawuran, gue juga lebih malu harus ngakuin lo sebagai kakak gue. Anggep aja gue itu orang lain kalau emang lo malu, gue juga nggak minta pengakuan dari lo kalau gue saudara lo, dan gue rasa persaudaraan kita emang udah mati dari dulu. Jadi lo nggak perlu repot-repot ngurusin urusan gue!!", bentak sang adik tak kalah emosi seperti kakaknya.

Kemudian sang adik segera bangkit dan pergi meninggalkan kakaknya yang masih berapi-api, kedua orang tua mereka memang sedang tidak di rumah jadi tidak ada yang bisa menegur mereka.

Sang kakak kini tertunduk lemas di kursi, dia tidak bisa menyalahkan adiknya sepenuhnya karena perubahan sifat adiknya juga karena dirinya.

Dia tadi hanya cukup syok saat pulang dari lapangan tempat ia melihat Sera dari kejauhan, belum selesai dia bersedih karena harus melihat orang yang dia sayangi sedang terluka tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, pulang dari sana dia harus melihat pemandangan yang lagi-lagi tidak menyenangkan, ia melihat saudaranya sedang menjadi panglima tawuran di tempat yang tak jauh dari tempat sebelumnya ia mengawasi Sera.

Untung saja petugas kepolisian segera datang jadi dia bisa segera menarik saudaranya dari kerumunan tawuran dan membawanya pulang agar tidak terjaring ke kantor polisi.

Hubungan kedua saudara itu memang sudah rusak semenjak sang kakak dan orang tuanya harus meninggalkan sang adik hanya bersama nenek mereka.

Mungkin saja sifat sang adik itu wujud protes pada orang tuanya yang seperti telah membuangnya saat masih kecil.

***

Rey melajukan ninja merahnya dengan cepat bak orang kesetanan, tak memerhatikan umpatan yang ia dapat dari sekelilingnya.

Rey mengendarai ninjanya menuju salah satu club tempat ia biasa menghabiskan waktunya dengan teman-temannya. Kebetulan pemilik club itu masih teman dekat dari ayah Bayu, sahabat Rey. Jadi Rey dan teman-temannya bebas keluar masuk club itu dan cukup di segani oleh para pekerja di club itu.

Sesampainya Rey di club itu, Bayu, Yudha dan Daniel cukup terkejut melihat keadaan Rey, ia masih mengenakan seragamnya dan mukanya kusut, luka-luka bekas perkelahian tadi siang bahkan belum dibersihkan dan sudah mengering.

Tanpa memperdulikan tatapan sahabat-sahabatnya, Rey langsung meneguk alkohol yang ada di meja depannya dengan cepat.

"Woy! Apa-apaan lo? Lo tu nggak bisa minum coy! Please sadar!", bentak Bayu sambil menarik gelas dari tangan Rey, namun terlambat gerakan Rey lebih cepat, gelas itu kini telah kosong.

KELAM [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang