Chapter 15

6.4K 307 3
                                    


"Sodari lia ditemukan terhanyut di sungai dekat dengan gudang kosong,setelah kami menyelidiki lebih dalam,kami menemukan sebuah anting permata berwarna pink kami meyakinkan bahwa anting tersebut adalah milik pelaku yang membunuh lia"
Jelas polisi tersebut saat ali dan Prilly sudah sampai.

"Apa pembunuhnya sudah tertangkap?"

"Belum,kami baru menginstograsi beberapa teman dekat dari sodari lia"
Polisi tersebut menunjukkan sebuah plastik bening berisi sebuah anting yang sangat cantik.

Anting?bukannya kemarin icha baru kehilangan anting?apa jangan-jangan... 

Prilly teringat icha yang kemarin baru saja kehilangan anting,apa ada hubungannya?

"Saya harap bapak bersabar untuk menghadapi kasus ini karena saya lihat pelaku-nya pintar meninggalkan jejak tanpa adanya sidik jari"
Ali mengangguk kemudian keluar setelah menyalami beberapa polisi.

Prilly sedari tadi hanya diam memikirkan sesuatu,kebetulan sekali kejadian anting icha hilang apa mungkin benar icha adalah pelakunya?tapi bagaimana mereka saling mengenal?mengapa icha membunuh lia?Apa salah lia?

"Kamu kenapa?" Ali mengusap pelan rambut Prilly. "Kamu ngerasa ada yang ganjal gak sih?kejadian anting icha hilang kemarin ..."

"Kamu nuduh icha sahabat aku yang bunuh lia?iya?" Ali mendelik ke arah prilly, "enggak aku gak bilang gitu ali" ucap Prilly menatap ali dengan perasaan tak enak

Ali tetap berjalan tanpa mempedulikan pernyataan Prilly,agak kesinggung dengan pertanyaan Prilly.

"Ali tunggu ali" Prilly menggapai tangan ali menggenggamnya membalikkan tubuh ali agar berhadapan dengannya, "aku gak bermaksud nuduh icha,aku cuman mengemukakan pendapat aku maaf kalo itu buat kamu tersinggung" Prilly menundukkan kepalanya.

Ali menangkup pipi Prilly mengadahkan kepala Prilly agar menatap tepat di matanya.

"Iya sayang,tapi jangan asal nuduh dulu kalau belum ada bukti yang kuat" Prilly mengangguk kemudian berjalan menuju mobil sambil dirangkul ali,hmm hangat.

"Kita makan siang dulu" Ucap ali dengan wajah yang mulai berubah, "tapi jam makan siangnya udah abis" prilly membenarkan letak jam tangan pink-nya matanya tak sengaja melihat wajah ali yang sedikit berubah.

"Kamu kenapa?" Ali mengerjap-ngerjapkan matanya sesaat kemudian menggeleng lesu, "cerita dong,kenapa?" Ucap Prilly penasaran menggoyang-goyangkan sebelah tangan ali yang sedang mencengkram stir.

"Kamu bisa diem gak?aku lagi nyetir" ucap ali berusaha dengan suara lembut tapi tetap saja kelihatan dari raut wajahnya bahwa ia sedang kesal

Prilly memilih diam,ia tahu bahwa kekasihnya ini sedang banyak pikiran dan tak enak hati.

***

"Gabung sama mereka aja yuk?" Ali dan Prilly tak sengaja melihat andrew dan icha yang sedang makan siang di restoran yang sama,beberapa menit berbincang-bincang andrew menawarkan untuk gabung satu meja karna kebetulan meja direstoran ini sudah terisi semua.

"Gimana perkembangan kasus lia?" Andrew membuka suara dengan pertanyaan yang membuat icha diam. "Tadi baru ada beberapa bukti yang terkuak,pembunuhnya belum ketangkap"

"Kira-kira pembunuhnya cewek cowok?" Andrew kembali bertanya tentang pembunuhan,icha tak bisa berlama-lama disini ia tak tahan apalagi mata Prilly yang dari tadi tak bisa diam. "Cewek sih kayanya,soalnya polisi nemuin anting milik si pelaku"

Prilly menatap daun telinga icha yang terpasang anting,mirip! Benar benar mirip anting yang dipakai icha dengan anting yang tadi ia lihat di kantor polisi.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang