Chapter 16

8.7K 303 11
                                    


"Salah kita apa cha?sampe kamu bunuh lia?" Ucap Prilly lirih,ia benar-benar tidak menyangka icha akan melakukan tindakan keji hanya karna persoalan cinta dan ali.

"Lo masih nanya?!pikir pake otak udang lo,salah lo apa!" Bentak icha di hadapan muka Prilly membuat ali yang berada disamping Prilly memundurkan badannya.

"Sumpah ya cha gue bener-bener gak nyangka lo lakuin ini!gue kira lo bener-bener sahabat tapi ternyata enggak! Lo serigala berbulu domba! Musuh dalam selimut!gue gak akan maafkan lo selamanya"

"Ali,aku lakuin ini demi kamu,aku masih cinta sama kamu"

"Tapi gue enggak!"

"LIAT AJA LO PRILLY GUE AKAN BUNUH SIAPA AJA YANG BERANI DEKETIN ALI!" Berbarengan dengan perkataan tersebut icha langsung dimasukan kedalam sel tahanan ditemani dengan 2 polisi mebimbing di sisi kanan dan kiri tangan icha.

Ali,Prilly dan agnes memutuskan untuk keluar menghirup oksigen sebanyak-banyaknya,sedangkan andrew ia tak tahu harus berbuat apa melihat istrinya masuk penjara.

"Akhirnya!!! Selesai juga ini kasus" teriak agnes sembari merentangkan tangannya, "so?kelanjutan hubungan lo dan lo kaya gimana?" Lanjut agnes menunjuk ali dan Prilly bergantian.

Prilly tersenyum malu, "kepooo"

"Cukup gue dan prilly yang tahu" ucap ali merangkul bahu Prilly,agnes mendengus sebal kemana-mana selalu dirinya yang selalu menjadi nyamuk,dimanapun ia berada

Mereka bertiga pun kembali ke kantor setelah mengucapkan terimakasih pada polisi.

***

"Agness?agnes lo dimana?agnes?" Teriak Prilly keliling-keliling rumah mencari keberadaan agnes yang hilang,padahal ini masih pagi.

Prilly menatap jeli tiap ada pojokan,siapa tau agnes ngumpet disitu secara badannya kaya plankton.

Prilly beralih menuju dapur,matanya menyipit melihat sacarik kertas yang ditempel di lemari es.

Kalo lo udah baca kertas ini berarti nyawa agnes ada di tangan gue,seperti yang kemaren gue bilang siapapun yang dekat dengan ali akan gue pasung.
Mau itu keluarganya,sahabatnya gue gak peduli,pokoknya hanya gue yang harus dekat dengan ali.

Kalo lo mau agnes selamat datang ke alamat jalan sastri no.37,tanpa polisi.paham?
-i

I?icha?

Prilly membulatkan matanya,agnes di tangan icha?bukannya kemarin icha baru saja ditangkap?icha keluar dari penjara?

Tanpa babibu Prilly menguncir rambutnya asal lalu berlari ke arah pangkalan ojek.
Tujuan ia saat ini adalah bertemu ali,ya ali pasti tahu jalan keluarnya.

.

Sepi

Ya,keadaan kantor tak seperti biasanya disini benar-benar sepi tidak ada orang berlalu-lalang.
Prilly menatap sekelilingnya,hanya ada kertas-kertas yang berceceran dilantai.

Prilly naik ke atas melalu tangga,bukan lift ia takut kejadian disinetron terjadi pada dirinya seperti; lift tiba-tiba macet lalu muncul sesosok makhluk tak kasat mata.

Sama.

Keadaan sepi,lagi dan lagi.

Prilly mencoba masuk ke ruangan ali, saat masuk bukan aroma maskulin yang biasa ia hirup bila dekat dengan ali tapi ini adalah aroma darah.

Darah manusia.

Lagi.

Prilly menemukan tulisan tapi kali ini bukan dikertas melainkan di jendela besar yang menghubungkan antara kantor dan pemandangan keadaan kota. Kali ini juga bukan dengan pulpen ditulisnya tapi menggunakan cairan berwarna merah.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang