Chapter 2

1.4K 135 3
                                    


"akh.. appo.." ringis taeyeon ketika tiffany mengobati luka di bibirnya sementara sooyoung masih mengompres pipinya yang lebam akibat pukulan taeyeon. Tiffany dengan sabar mengobati namja imut didepannya itu dan tidak mengeluarkan suara sedikit pun dari membantu laki-laki itu sampai di UKS. Sementara itu yuri hanya duduk menatap taeyeon dan sooyoung secara bergantian sambil menahan tawa tapi yuri tidak bisa menahan tawanya itu lebih lama.
"Buwahahaha... lihatlah wajah kalian berdua.. hahaha..." yuri tertawa yang membuat taeyeon dan sooyoung menatap tajam kearahnya sementara tiffany menatap kearahnya dengan tatap bingung.
"DIAM KAU!" ucap taeyeon dan sooyoung kompak lalu yuri menghentikan tawanya sambil mengusap air matanya akibat tertawa. Tiffany semakin bingung dengan arah pembicaraan mereka, 'memang apa yang sebenarnya terjadi?' batin tiffany yang enggan bersuara untuk sekedar bertanya.
"baiklah.. baiklah.. tapi apakah dia bagian dari rencana kita? Atau itu rencanamu taeng?" tanya yuri setelah dia berhenti tertawa dan menatap kearah taeyeon yang sedang diobati oleh tiffany. Tiffany yang merasa dibicarakan menoleh dan menatap yuri.
Seketika tatapan gadis itu berubah menjadi datar dan dingin sampai-sampai sooyoung yang berada didekatnya menjadi merinding. "apa maksudmu? Rencana kalian? Rencana apa?" tanya tiffany datar. Yuri menjadi tercekat dibuatnya dan tidak bisa berbicara apa-apa. Tiffany menunggu jawaban dari namja itu tapi namja tersebut hanya bungkam lalu dia menoleh kearah taeyeon menatap namja imut itu meminta penjelasan. Taeyeon menghembuskan nafas pasrah, 'apa aku salah lagi?' tanya taeyeon dalam hati.
"mianhae.. uh.." taeyeon menghentikan ucapannya berusaha mengingat nama gadis yang ada dihadapannya. Taeyeon merutuki dirinya sendiri kenapa penyakit lupanya muncul disaat yang tidak tepat.
Tiffany yang mengetahui bahwa namja imut itu tidak tahu namanya atau pura-pura tidak tahu akhirnya bersuara. "tiffany.. tifanny imnida." Ucap tiffany yang memperkenalkan dirinya sekali lagi.
"oh.. iya tiffany.. itu.. sebenarnya ini adalah rencana kami untuk keluar dari kelas" ucap taeyeon pada akhirnya yang membuat tiffany mengerutkan keningnya.
"jadi.. ucapanmu yang waktu itu.."
"iya.. kertas itu kuberikan pada sooyoung" taeyeon menunjuk namja tinggi yang duduk tak jauh darinya "berisi rencana untuk menyelengkatku.. tapi itu semua berawal dari black monkey itu." Ucap taeyeon sambil menunjuk kearah yuri. Sementara yuri hanya cengar-cengir, tiffany menghela nafas 'jadi.. aku seperti orang bodoh diantara ketiga namja ini?' batin tiffany.
"tapi.." ucapan yuri berhasil membuat mereka semua menoleh. "aku masih berhutang penjelasan kepada temanmu"
"maksudmu jessica?" tanya tiffany yang mendapat anggukan dari yuri. "memangnya penjelasan apa lagi sekarang?" tanya tiffany.
"itu gara-gara sooyoung yang melempar kertas itu sembarangan." Ucap yuri sambil menggelembungkan pipinya. Sooyoung menoleh kearah yuri dan menatapnya tidak terima.
"mworago?" sooyoung menaikkan suaranya yang membuat taeyeon mendengus kesal dan melemparkan bantal kearah namja jangkung itu. "YA!!" pekik sooyoung ketika terkena lemparan bantal pada pipinya yang lebam.
"bisahkan kau tidak emosi? Disini UKS bukan ring tinju" komentar taeyeon.
"sooyoung melempar kertas itu sembarang yang mengenai jessica dan jessica membacanya." Ucap yuri pada akhirnya. 'jadi itu sebabnya kenapa jessie sempat mencegahku untuk menolong namja ini?' batin tiffany. "ya.. aku-"
"jadi selain aku, jessica juga mengetahui rencana kalian?" sela tiffany yang mendapat anggukan dari yuri. Sementara taeyeon dan sooyoung hanya diam sibuk dengan kegiatan masing-masing, tiffany terdiam sementara yuri bangkit dan membuka pintu ruangan UKS.
"kau mau kemana?" tanya sooyoung dengan semangat karena dari tadi yang dia pikirkan hanya ingin makan di kantin sementara taeyeon yang melihat sooyoung kembali semangat hanya mendelikkan matanya.
"kantin.. bertemu dengan jessica" ucap yuri kemudian keluar dari ruangan UKS diikuti oleh sooyoung dan tinggalah taeyeon dan tiffany di ruangan UKS itu. Taeyeon merasa canggung untuk sekedar menatap gadis itu karena dia telah melibatkan gadis itu dalam rencana buruknya.
Hening..
Tiffany sibuk berkutik dengan pikirannya dan taeyeon diam-diam mencuri pandang kearahnya, sebenarnya gadis itu tau bahwa dia ditatap oleh namja imut itu tapi begitu dia menoleh namja itu pura-pura melihat kearah lain. 'ada apa dengannya? Apa ada yang salah denganku?' tanya tiffany dalam batin. Tiba-tiba taeyeon bangkit dan tiffany menatapnya dengan inconnect.
"kau mau kemana?" tanya tiffany
"euhm.. aku mau menyusul teman-temanku, apakah kau mau ikut?" tanya taeyeon dengan hati-hati, sebenarnya taeyeon tidak mau gadis ini lebih jauh mengenal dirinya karena janjinya sendiri kepada dirinya untuk menutup dirinya dari orang lain 5 tahun yang lalu.
Tiffany menggeleng menolak halus ajakan taeyeon. "no, aku ingin ke perpustakaan" jawab tiffany pada akhirnya setelah memilih antara menerima ajakan taeyeon atau tidak.
Taeyeon kemudian tersenyum. "arraso.. kalau begitu aku pergi dulu akh.." taeyeon kembali meringis karena banyak berbicara yang menyebabkan luka lebam di pipinya berdenyut. Tiffany segera mengambil kompres dan menggenggam tangan taeyeon. Taeyeon menjadi salah tingkah ketika tiffany memegang tangannya, dan tiffany tersenyum hingga membentuk bulan sabit terbalik yang membuat jantungnya berdebar lagi.
"ah.. k-ka-u m-mau ap-a?" tanya taeyeon dengan terbata-bata. Tiffany memberikan kompres yang diambilnya tadi kepada taeyeon.
"ini.. jika masih terasa sakit kompreslah dibagian yang sakit." Ucap tiffany yang kemudian berdiri dan berjalan membuka pintu UKS. Taeyeon hanya terpaku melihat perlakuan gadis itu kepadanya, 'gadis itu.. mengingatkanku kepada miyoung' batin taeyeon.
Tiffany menghentikan langkahnya dan berbalik menatap taeyeon yang masih diam sambil melihat kearah kompresan yang dia berikan tadi. Tiffany menghela nafas 'namja imut ini benar-benar aneh' pikir tiffany. "apa kau tidak jadi kekantin?"
Suara tiffany membuyarkan lamun taeyeon seketika dan menatap gadis itu dengan kikuk lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "oh itu.. kau duluan saja."
"yasudah" tiffany mengangkat bahunya dan pergi dari ruangan UKS. Sekarang tinggallah taeyeon sendiri, taeyeon menaruh kompres yang tadi diberikan gadis itu. Namja itu kembali duduk diranjang ruangan itu menatap kearah pintu dimana gadis itu baru saja pergi.
'debaran itu.. setelah lama.. kini muncul lagi.. miyoung.. ini sudah hampir 5 tahun kepergianmu.. tapi aku tidak mau mengingkari janjimu..' batin taeyeon yang tanpa sadar merintikkan air matanya.
"hari ini.. hari peringatan akan kepergianmu.. semoga kau bahagia dimana pun kau berada sekarang." Ucap taeyeon dengan suara serak. Taeyeon menundukkan kepalanya dan menangis dalam diam. Tanpa disadari seseorang memperhatikannya.

ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang