Chapter 22

1.4K 71 0
                                    

"uuunngghhh..." sunny merenggangkan tubuhnya yang keram akibat sooyoung tidur di bahunya dan dia pun ikut tertidur alhasil sekarang seluruh badannya menjadi pegal. "youngie~~" panggil sunny sambil mengusap-ngusap matanya. Ketika sudah mengumpulkan kesadarannya sunny mengedarkan pandangannya kesekitar. Dirinya berada di sofa ruang tengah tanpa sooyoung disampingnya. "dimana dia?" gumam sunny namun matanya tepat berhenti pada secarik kertas yang ada dimeja. Yeoja itu pun mengambilnya lalu membacanya.
"sunny.. tolong aku.. taeng menggila kembali dan ingin membunuhku.." gumam sunny yang membaca tulisan yang ada disecarik kertas tersebut. Matanya langsung terbelalak dan dirinya langsung bangkit dari duduknya. "KIM TAEYEON!!!" teriak sunny frustasi.

Bruk..

"aww.." sunny langsung mendongak melihat seseorang yang bertabrakan dengannya. "tiffany!!" pekiknya dengan wajah pucat. Tiffany mengusap-ngusap lengannya lalu menatap sunny dengan heran.
"kenapa? Mukamu sungguh pucat?" tanya tiffany dengan polos.
"dimana taeyeon?" tanya sunny yang tidak sabaran dan membuat tiffany menyerengit.
"mwo? Taeyeon? Aku tidak tahu, tapi sekarang aku sedang mencariny-"
"lebih baik kita segera menemukan taeyeon, jika tidak sooyoung dalam bahaya!!" serga sunny dengan panik lalu langsung menarik tangan tiffany.
"eh?!!"
"SOOYOUNGIE??!!!!" teriak sunny dengan frustasi ketika melihat sooyoung yang terduduk dibawah pohon besar ketika mereka melewati halaman belakang dari villa. Gadis itu melepaskan genggaman tangannya pada tiffany lalu berlari menghampiri namja jangkung tersebut.
"ck.. untungnya sooyoung tidak kenapa-kenapa" gumam tiffany. "aku harus segera mencari namja imut itu.. dan meminta penjelasannya." Tiffany menghentakkan kakinya sebelum akhirnya meninggalkan pasangan SooSun tersebut.
"sooyoungie.." lirih sunny ketika melihat mata sooyoung yang terpejam. "bangun.. hiks... aku tidak akan memaafkan taeyeon jika kau sampai mati.." ucapnya lalu langsung memeluk sooyoung.
"aku tidak mati bunny.. aku hanya tertidur sebentar." Ucap sooyoung yang membuat sunny langsung mendongak dan menatap namja itu dengan kesal. "aw.." pekik sooyoung ketika sunny langsung menghujaminya dengan pukulan pada dada bidangnya tapi sooyoung langsung menangkap kedua tangan sunny yang ingin memukulnya kembali. "itu sakit bunny, hentikan." Ucap sooyoung.
"kau yang membuatku khawatir setengah mati! Jangan bercanda seperti itu lagi.." sunny menunduk dan bahunya mulai bergetar. "aku tidak mau hiks.. kehilanganmu youngie.. hiks.."
"cup.. cup.. cup.." sooyoung langsung memeluk sunny dan mengusap-ngusap kepala gadisnya itu. "iya.. aku janji tidak lagi.." lanjutnya sambil menatap langit.
"kau bohong!" lirih sunny disela-sela tangisannya.
"bohong kenapa?"
"katanya tidak akan mengerjaiku tapi apa sekarang, huh?" sunny melepas pelukkan sooyoung dengan kasar dan menatap namja itu dengan kesal.
"uh? Hehe.. itu tidak bisa tidak aku lakukan karena kau menggemaskan seperti roti kismis.." sooyoung gemas mencubit pipi chubby sunny yang langsung ditepis kasar oleh sunny.
"huh... dasar pembual!" sunny langsung bangkit dan meninggalkan sooyoung yang masih terduduk di bahan pohon.
"yah.. sunny kau mau kemana?" sooyoung berusaha bangkit tapi lagi-lagi terjatuh karena menahan sakit pada kakinya. "akh.. sunny.. jangan tinggalkan aku, kumohon.. aku benar-benar tidak bisa bangkit.." kali ini sunny menghentikan langkahnya dan berbalik menatap sooyoung.
"mwo? Jika kau tidak bisa bangun kenapa kau bisa berada disitu?" ucap sunny dengan nada kesal yang membuat sooyoung menghela nafas.
"iya.. memang benar taeng menyeretku hingga kesini.." jawab sooyoung pasrah dan meringis ketika lagi-lagi mencoba berdiri dengan berpengangan pada pohon dibelakangnya.
"bohong!"
"terserah.. akh.." sooyoung pun memegangi kakinya. "tapi.." sooyoung mengatung kata-katanya yang membuat sunny menatapnya dengan penasaran.
"tapi apa?" tanya sunny akhirnya setelah mereka terdiam selama beberapa menit.
"ani, katanya kau mau pergi, eoh? Yasudah.. aku bisa berjalan sendiri." Ucap sooyoung dengan nada dingin dan menatap gadis itu dengan datar membuat denyutan nyeri pad dada sunny yang melihatnya. 'dia kenapa? Bukannya disini harusnya aku yang marah?!!' batin sunny. Sooyoung dengan perlahan mulai mencoba melangkah meski diiringi dengan ringisan karena menahan sakit. Sunny hanya diam membeku ditempatnya melihat sooyoung yang seperti itu lalu dirinya menghela nafas. 'memang namja ini sungguh keras kepala.' Batinnya lalu menghampiri namja itu.
"kau mau kemana memangnya, huh?" tanya sunny ketika sudah berada disamping sooyoung dan membantunya berjalan. Sooyoung menoleh kearahnya dengan mata berbinar. 'ck.. aku rasa aktingnya harus diberi penghargaan karena aku kembali tertipu lagi.' Batin sunny yang menatap jengah kearah sooyoung.
"hehe.. antarkan aku ketempat api unggun.." sooyoung langsung merangkul bahu sunny untuk lebih dekat dengannya. "kau tahu, kau itu sangat polos sunny dan aku suka itu.. seperti roti tawar.. tanpa selai coklat.." lanjut sooyoung yang membuat sunny memutar bola matanya.
"terus saja samakan aku dengan semua makanan." Cibir sunny yang membuat sooyoung terkekeh.
"hehe.. tapi sunny lebih berharga dari itu semua, kecuali burger, bimbap, jajangmyeon-"
"YAH!!" pekik sunny yang tidak terima lalu mencubit pinggang namja itu yang membuat sooyoung mengaduh.
"eits.. just kidding.. hahaha.. you is my love.. only in my heart." Ucap sooyoung dengan senyum manis sambil menatap sunny.
"cih.. mulai belajar gombal dari taeng dan kwon itu, huh?" sahut sunny dengan cibiran dan mendapat gelengan dari sooyoung.
"tidak.."
"tidak salah lagi.." lanjut sunny yang membuat sooyoung tertawa terbahak-bahak hingga memegangi perutnya.
"yah.. hahaha.. kalau begini aku bisa diabetes bunny.. kau membuatku tertawa terus hahaha.."
"memangnya aku pelawak apa.." ucap sunny menggelembungkan pipinya dan membantu sooyoung saat sudah mulai memasuki jalanan setapak kedalam hutan yang gelap.
"hahhh.. iya.. kau pelawak hatiku." Sahut sooyoung setelah berhenti ketawa.
"ck.. mulai gombal lagi." Gumam sunny dan menghentikan langkahnya. "gelap.." sunny tanpa sadar mengeratkan genggamannya pada lengan kekar sooyoung.
"kenapa berhenti?" tanya sooyoung dan menatap sunny dengan seringai licik. 'dan jebakan baru dimulai sunny-ah.. mianhae.. kekeke..' batin sooyoung.
"a-aku takut gelap." Ucap sunny dengan pelan.
"bukannya kau tidak takut pada hantu?" pancing sooyoung.
"iya, t-tapi kalau gelap begini mana berani.." sunny makin mengeratkan pelukkannya pada lengan sooyoung ketika sooyoung mulai melanjutkan langkahnya.
"jika seperti itu pejamkan matamu saja." Ucap sooyoung tiba-tiba yang membuat sunny mendongak menatapnya dengan heran.
"m-mwo?"
"jika kau takut gelap ka-"
"aku takut gelap karena ini hutan, bodoh! Karena sewaktu-waktu binatang buas bisa menyerang kita." Sergah sunny dengan cepat membuat sooyoung tersenyum menang.
"pejamkan saja, jangan mengelak. Ada aku disampingmu, yang selalu dengan sigap melindungimu, bunny.." sahut sooyoung yang membuat sesuatu yang hangat menyambar kedua pipi sunny. Sooyoung membuatnya blushing..
"t-tapi kau tidak akan meninggalkanku sendirian bukan?" tanya sunny dengan ragu.
"tidak.. mana ada yang mau memakanmu disini bunny, bahkan dagingmu saja tidak enak."
"YAH!! Jangan bercanda!"
"hehe.. iya.. iya.." setelah itu sunny memberanikan diri memejamkan matanya sambil memeluk lengan sooyoung. Sooyoung yang melihat sunny memejamkan matanya sengaja bergingsut kesamping hingga membuat sunny terlepas darinya. Sooyoung langsung berlari menuju balik semak-semak didepannya.
"YAH!! SOOYOUNG!!" teriak sunny yang langsung membukan matanya. Sirat kemarahan sekaligus ketakutan terpancar dengan jelas pada kedua mata gadis itu. Bagaimana tidak? Sendirian ditengah hutan yang gelap dan hanya samar-samar sinar rembulan yang menyinari jalanan setapak tersebut. Sinar rembulan itu juga tidak cukup membantu karena terhalang oleh sebagian daun pohon yang lebat yang menghalangi sinar untuk masuk. "sooyoungie.. aku tidak main-main.." nada suara sunny mulai bergetar sedangkan sooyoung hanya cekikikan sambil menatapnya dari balik semak-semak dibelakang sunny. 'come on, sunny.. kau pasti berani.. jalanlah perlahan kedepan dan disitu akan ada petunjuk yang menuntunmu untuk sampai ketempat 'itu'. Ayolah..' batin sooyoung.
Seperti tahu apa yang sooyoung pikirkan sunny mulai melangkah dengan ragu sambil bergumam. "jika bertemu nanti, akan kubunuh kau choi sooyoung." Sunny melangkah dengan perlahan sambil menyatukan kedua tangannya didepan dada dan mengedarkan pandangannya kesekelilingnya dengan waspada sekaligus takut. Langkah sunny berhenti ketika melihat seutas tali berwarna kuning didepannya yang sengaja diikat pada batang pohon didepannya. "t-tali ini.." lalu dirinya menoleh kearah kanan dimana ada lagi tali berwarna yang sama diikat pada pohon yang juga tidak jauh darinya. "hhahhh... dia benar-benar mengerjaiku." Gumam sunny dan dengan tubuh yang gemetar akhirnya sunny melangkah mengikuti tali berwarna kuning itu. 'yeah.. good girl.. ikuti tali itu terus sunny..' batin sooyoung dan namja itu diam-diam mengikuti sunny dari belakang.

ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang